G20 Indonesia
Yenny Wahid: Dunia akan bergantung pada inisiatif anak muda
18 Juni 2022 22:13 WIB
Tangkapan layar - Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, saat menjadi pembicara dalam Pra KTT Y20 yang berlangsung di Manokwari, Papua Barat, Sabtu, (18/6/2022). (ANTARA/Asep Firmansyah/Youtube-Indonesia Youth Diplomacy)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, menyebut bahwa peran anak muda sangat penting dalam pembangunan sosial, karena nantinya dunia yang akan berjalan bergantung pada inisiatif kaum muda hari ini.
"Dunia juga bergantung pada inisiatif anak muda saat ini. Saya sebenarnya cukup terdorong oleh kreativitas anak-anak muda. Karena mereka tahu, mereka memiliki banyak kemampuan yang tidak dimiliki generasi tua," ujar Yenny Wahid dalam Pra KTT Y20 yang berlangsung di Manokwari, Papua Barat, Sabtu.
Yenny mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi kaum muda dewasa ini yang menjadi fokus tak hanya di Indonesia tapi secara global. Soal pendidikan misalnya, ia menyoroti bahwa sekolah terkadang bukan menjadi tempat yang aman bagi mereka.
Baca juga: Kemenpora harap Y20 berikan rekomendasi tingkatkan kualitas kaum muda
Hal itu ditandai dengan maraknya kasus kekerasan seksual, pelecehan, perundungan di sekolah maupun lingkungan masyarakat. Lebih parah terjadi di Amerika Serikat dengan kasus penembakan di sekolah yang memakan korban jiwa.
"Padahal sekolah mesti menjadi rumah yang nyaman, saat siswa dapat belajar dengan aman, fokus untuk mendapatkan ilmu pengetahuan," kata dia.
Kondisi inilah yang lantas membuat dirinya membangun program pemberdayaan masyarakat, yang di dalamnya mencakup program desa damai dan sekolah damai. Program di akar rumput yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat sipil, dan swasta.
"Di mana kami mencoba membuat kaum muda, siswa sekolah, mencoba menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka. Untuk mempelajari keberagaman, untuk memastikan bahwa beragam pendapat yang harus didengar, sehingga aman bagi mereka untuk bertukar pendapat," katanya.
Maka dari itu, ia mengajak kaum muda untuk berkumpul menciptakan ruang yang aman, menciptakan platform yang di dalamnya berisi pemikiran-pemikiran dengan nilai dan tujuan yang sama.
"Saya pikir generasi yang lebih tua mungkin didorong oleh kebutuhan untuk berada di luar sana dan untuk mendapatkan pujian atas upaya tersebut, tetapi orang muda sekarang lebih kolektif dan sadar. Mereka lebih memikirkan komunitas, mereka saling membantu, mereka saling mendukung," kata dia.
Baca juga: Anak muda penjaga kunci kelestarian alam Baca juga: Pra-KTT Y20 2022 bahas pentingnya ekonomi sirkular untuk batasi limbah
"Dunia juga bergantung pada inisiatif anak muda saat ini. Saya sebenarnya cukup terdorong oleh kreativitas anak-anak muda. Karena mereka tahu, mereka memiliki banyak kemampuan yang tidak dimiliki generasi tua," ujar Yenny Wahid dalam Pra KTT Y20 yang berlangsung di Manokwari, Papua Barat, Sabtu.
Yenny mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi kaum muda dewasa ini yang menjadi fokus tak hanya di Indonesia tapi secara global. Soal pendidikan misalnya, ia menyoroti bahwa sekolah terkadang bukan menjadi tempat yang aman bagi mereka.
Baca juga: Kemenpora harap Y20 berikan rekomendasi tingkatkan kualitas kaum muda
Hal itu ditandai dengan maraknya kasus kekerasan seksual, pelecehan, perundungan di sekolah maupun lingkungan masyarakat. Lebih parah terjadi di Amerika Serikat dengan kasus penembakan di sekolah yang memakan korban jiwa.
"Padahal sekolah mesti menjadi rumah yang nyaman, saat siswa dapat belajar dengan aman, fokus untuk mendapatkan ilmu pengetahuan," kata dia.
Kondisi inilah yang lantas membuat dirinya membangun program pemberdayaan masyarakat, yang di dalamnya mencakup program desa damai dan sekolah damai. Program di akar rumput yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat sipil, dan swasta.
"Di mana kami mencoba membuat kaum muda, siswa sekolah, mencoba menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka. Untuk mempelajari keberagaman, untuk memastikan bahwa beragam pendapat yang harus didengar, sehingga aman bagi mereka untuk bertukar pendapat," katanya.
Maka dari itu, ia mengajak kaum muda untuk berkumpul menciptakan ruang yang aman, menciptakan platform yang di dalamnya berisi pemikiran-pemikiran dengan nilai dan tujuan yang sama.
"Saya pikir generasi yang lebih tua mungkin didorong oleh kebutuhan untuk berada di luar sana dan untuk mendapatkan pujian atas upaya tersebut, tetapi orang muda sekarang lebih kolektif dan sadar. Mereka lebih memikirkan komunitas, mereka saling membantu, mereka saling mendukung," kata dia.
Baca juga: Anak muda penjaga kunci kelestarian alam Baca juga: Pra-KTT Y20 2022 bahas pentingnya ekonomi sirkular untuk batasi limbah
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: