Banjarmasin (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan Kalimantan cocok bagi pengembangan energi nuklir karena karakteristiknya yang bebas dari gempa dibandingkan Jawa. Meskipun pola pikir masyarakat belum bisa menerima pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Ada dua wilayah di Kalimantan yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur yang siap mengembangkan energi tersebut, namun kini Kementerian Ristek masih fokus mengembangkan energi nuklir di Sumatera, kata Menristek dalam dialog interaktif dengan Gubernur Kalsel Rudy Ariffin dan para peneliti dari lembaga Litbang regional Kalimantan Jumat.

Pernyataan sama disampaikan Kepala Batan Hadi Hustowo bahwa stigma negatif masyarakat terhadap pengembangan energi nuklir hingga kini masih sulit untuk dihapuskan.

Pengembangan energi murah itu kini belum bisa dilaksanakan secara maksimal, padahal energi tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan bukan hanya untuk listrik tetapi juga untuk rumah sakit dan pertanian.

Di Kalsel kata dia, sudah dua instansi yang memanfaatkan energi tersebut yaitu RSUD Ulin Banjarmasin dan di pabrik pakan ternak Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.

Pemanfaatan energi pada dua lokasi di Kalsel tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Batan.

Lebih lanjut Hatta mengatakan Indonesia mendesak untuk memulai mengembangkan energi nuklir guna memenuhi berbagai kebutuhan energi dan pengembangan sumber daya pangan.

"Kalau masyarakat bersedia dan bisa menerima kita harus memulai mengembangkan energi nuklir sebelum sumber daya alam seperti batu bara dan lainnya habis," katanya.

Menurut dia, saat ini pihaknya sangat sulit untuk mengubah stigma masyarakat tentang nuklir sehingga sulit untuk mengembangkan teknologi nuklir yang sebenarnya jauh lebih murah dibanding energi lainnya.

Masyarakat, kata Hatta, masih berpikiran bahwa energi nuklir hanya bisa dimanfaatkan untuk melakukan pengeboman seperti yang terjadi di Hirosima dan Nagasaki serta yang terakhir di Fukushima Jepang yang terkena tsunami.

Katanya nuklir memiliki manfaat yang cukup luas, mencakup pengembangan energi listrik dan peningkatan sektor pangan, misalnya pengembangan bibit padi unggul.

"Makanya kalau masyarakat bisa menerima, saat sekarang waktunya mengembangkan energi tersebut, jangan sampai terlambat bila terlambat bisa diibaratkan orang yang ingin buang air besar tetapi keluar di celana," kata Gusti disambut gelak tawa peserta.
(ANT)