Dewan Pembina ISKI sebut seni satukan perbedaan
18 Juni 2022 10:49 WIB
Dewan Pembina Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) DKI Jakarta Prof Rudy Harjanto MSn (baju putih) saat menjadi pembicara dalam simposium Nuansa Rupa International Contemporary Art Exhibition, di Bandung, beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi)
Jakarta (ANTARA) - Dewan Pembina Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) DKI Jakarta Prof Rudy Harjanto MSn mengatakan seni mampu menyatukan manusia dengan segenap perbedaannya.
"Dalam payung keindahan, seni mampu menyatukan manusia meski kita semua berbeda bangsa, negara, wilayah tempat tinggal atau garis-garis demarkasi lain yang biasanya melahirkan perbedaan budaya,” ujar Rudy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Saat berbicara dalam simposium Nuansa Rupa International Contemporary Art Exhibition itu Rudy mengatakan seni adalah ekspresi perasaan pencipta yang dikomunikasikan kepada orang lain, sehingga mereka dapat merasakan apa yang dirasakan para seniman.
Oleh karenanya, melalui sebuah proses kreatif, seorang seniman bisa mengutarakan gagasan, imajinasi hingga pengalaman batin yang merupakan ekspresi seniman tersebut.
“Ekspresi seniman dalam menyalurkan visi misi, opini, emosi, dedikasi hingga cinta, yang mampu berkomunikasi dengan penikmatnya. Di sini, seni menjelma menjadi sebuah sarana komunikasi dan membangun jalinan silahturahim, persahabatan,” kata dia.
Dia berharap pameran lukis yang diikuti sejumlah pelukis internasional itu dapat menjadi ajang berbagi pengetahuan, pengalaman dan tentu saja keindahan.
“Saya yakin, dengan seni kita bisa menebarkan keindahan dan kebahagiaan di tengah dunia yang semakin menyesakkan," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, lukisan Prof Rudy turut dipamerkan dan berhasil menarik perhatian pengunjung, Pada pergelaran yang dihelat 14-28 Juni 2022 di Gastro Market Bandung Grand Central itu, Prof Rudy menampilkan dua karya menawan yang menggunakan 'Teknik Lukisan Kaca Cirebon.'
Teknik itu merupakan seni lukis yang menggunakan media kaca dengan cara melukis dilakukan terbalik atau melukis di bagian belakang. Sementara hasil lukisannya bisa dilihat dari bagian depan.
Karya yang ditampilkan adalah objek bunga matahari. Karya pertama diberi judul “Persahabatan”. Pada karya dengan pewarnaan akrilik berukuran 62 cm x 82 cm tersebut, Rudy memperlihatkan lukisan bunga matahari mekar yang selalu bergerak mengikuti arah matahari. Hal ini melambangkan makna kepatuhan serta kesetiaan tanpa pernah menunjukkan pembangkangan.
"Bunga matahari membawa kegembiraan murni yang mengantarkan makna-simbol umur panjang dan keberuntungan, hidup penuh vitalitas dan kelimpahan kecerdasan, merujuk kepada sebuah persahabatan yang abadi,” kata dia.
Sementara pada karya kedua berjudul "Optimisme" yang menggunakan akrilik dan pewarnaan akrilik dengan ukuran 62 cm x 82 cm, Rudy menggambarkan bunga matahari sebagai simbol sifat optimis dan semangat yang tinggi. Bunga matahari, lanjut dia, seakan bisa memberikan energi positif bagi siapa saja yang memandangnya dan mampu selalu memberikan kehangatan bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di alam semesta.
"Dalam payung keindahan, seni mampu menyatukan manusia meski kita semua berbeda bangsa, negara, wilayah tempat tinggal atau garis-garis demarkasi lain yang biasanya melahirkan perbedaan budaya,” ujar Rudy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Saat berbicara dalam simposium Nuansa Rupa International Contemporary Art Exhibition itu Rudy mengatakan seni adalah ekspresi perasaan pencipta yang dikomunikasikan kepada orang lain, sehingga mereka dapat merasakan apa yang dirasakan para seniman.
Oleh karenanya, melalui sebuah proses kreatif, seorang seniman bisa mengutarakan gagasan, imajinasi hingga pengalaman batin yang merupakan ekspresi seniman tersebut.
“Ekspresi seniman dalam menyalurkan visi misi, opini, emosi, dedikasi hingga cinta, yang mampu berkomunikasi dengan penikmatnya. Di sini, seni menjelma menjadi sebuah sarana komunikasi dan membangun jalinan silahturahim, persahabatan,” kata dia.
Dia berharap pameran lukis yang diikuti sejumlah pelukis internasional itu dapat menjadi ajang berbagi pengetahuan, pengalaman dan tentu saja keindahan.
“Saya yakin, dengan seni kita bisa menebarkan keindahan dan kebahagiaan di tengah dunia yang semakin menyesakkan," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, lukisan Prof Rudy turut dipamerkan dan berhasil menarik perhatian pengunjung, Pada pergelaran yang dihelat 14-28 Juni 2022 di Gastro Market Bandung Grand Central itu, Prof Rudy menampilkan dua karya menawan yang menggunakan 'Teknik Lukisan Kaca Cirebon.'
Teknik itu merupakan seni lukis yang menggunakan media kaca dengan cara melukis dilakukan terbalik atau melukis di bagian belakang. Sementara hasil lukisannya bisa dilihat dari bagian depan.
Karya yang ditampilkan adalah objek bunga matahari. Karya pertama diberi judul “Persahabatan”. Pada karya dengan pewarnaan akrilik berukuran 62 cm x 82 cm tersebut, Rudy memperlihatkan lukisan bunga matahari mekar yang selalu bergerak mengikuti arah matahari. Hal ini melambangkan makna kepatuhan serta kesetiaan tanpa pernah menunjukkan pembangkangan.
"Bunga matahari membawa kegembiraan murni yang mengantarkan makna-simbol umur panjang dan keberuntungan, hidup penuh vitalitas dan kelimpahan kecerdasan, merujuk kepada sebuah persahabatan yang abadi,” kata dia.
Sementara pada karya kedua berjudul "Optimisme" yang menggunakan akrilik dan pewarnaan akrilik dengan ukuran 62 cm x 82 cm, Rudy menggambarkan bunga matahari sebagai simbol sifat optimis dan semangat yang tinggi. Bunga matahari, lanjut dia, seakan bisa memberikan energi positif bagi siapa saja yang memandangnya dan mampu selalu memberikan kehangatan bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di alam semesta.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022
Tags: