B20 Indonesia tingkatkan pengembangan kapasitas wirausaha perempuan
17 Juni 2022 22:41 WIB
Tangkapan layar Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani dalam Side Event G20 yang dipantau di Jakarta, Jumat (17/6/2022). (ANTARA/Sanya)
Jakarta (ANTARA) - Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan akan meningkatkan pengembangan kapasitas kewirausahaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perempuan guna mengatasi hambatan yang dihadapi pengusaha perempuan.
“B20 Indonesia juga akan secara aktif mengatasi hambatan fisik, regulasi, dan sosial budaya bagi pengusaha perempuan mengakses teknologi digital, program pendidikan, dan infrastruktur keuangan,” katanya dalam Side Event G20 yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Adapun pengusaha perempuan terus menghadapi diskriminasi dalam mengakses pembiayaan, antara lain dari perbankan, sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian Bank Dunia di 2020.
“Terdapat diskriminasi dalam prosedur pengajuan investasi kepada perbankan, misalnya pengusaha perempuan diajukan pertanyaan yang berfokus pada risiko usaha, sedangkan pengusaha laki-laki ditanya terkait potensi pengembangan usahanya,” katanya.
Secara global, modal ventura yang didapatkan perempuan juga menurun dari 2,8 persen dari total penyaluran modal pada 2010 menjadi 2,3 persen pada 2020.
“Selain itu, pengusaha perempuan juga menerima jumlah bantuan keuangan dan investasi yang tidak proporsional selama pandemi. Sebagai ilustrasi, perempuan di Asia Selatan hanya menerima setengah dari bantuan keuangan yang diterima laki-laki sehingga usaha milik perempuan 5 atau 9 persen lebih mungkin terdampak COVID-19,” katanya.
B20 Indonesia juga akan terus memperkuat gudang data atau pengetahuan bagi UMKM untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, dengan dukungan dari pemerintah dan pihak swasta.
“Dan akhirnya, kami juga menyediakan jaringan global pengusaha perempuan untuk mendorong langkah pertukaran pengetahuan internasional dan investasi keuangan di perusahaan milik perempuan,” ucapnya.
Baca juga: B20 Indonesia terus fokus perkuat ketahanan usaha perempuan
Baca juga: B20 buat strategi percepat inklusi perempuan dalam ekonomi
Baca juga: Maudy: Generasi muda harus peduli pada agenda pembahasan di G20
“B20 Indonesia juga akan secara aktif mengatasi hambatan fisik, regulasi, dan sosial budaya bagi pengusaha perempuan mengakses teknologi digital, program pendidikan, dan infrastruktur keuangan,” katanya dalam Side Event G20 yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Adapun pengusaha perempuan terus menghadapi diskriminasi dalam mengakses pembiayaan, antara lain dari perbankan, sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian Bank Dunia di 2020.
“Terdapat diskriminasi dalam prosedur pengajuan investasi kepada perbankan, misalnya pengusaha perempuan diajukan pertanyaan yang berfokus pada risiko usaha, sedangkan pengusaha laki-laki ditanya terkait potensi pengembangan usahanya,” katanya.
Secara global, modal ventura yang didapatkan perempuan juga menurun dari 2,8 persen dari total penyaluran modal pada 2010 menjadi 2,3 persen pada 2020.
“Selain itu, pengusaha perempuan juga menerima jumlah bantuan keuangan dan investasi yang tidak proporsional selama pandemi. Sebagai ilustrasi, perempuan di Asia Selatan hanya menerima setengah dari bantuan keuangan yang diterima laki-laki sehingga usaha milik perempuan 5 atau 9 persen lebih mungkin terdampak COVID-19,” katanya.
B20 Indonesia juga akan terus memperkuat gudang data atau pengetahuan bagi UMKM untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, dengan dukungan dari pemerintah dan pihak swasta.
“Dan akhirnya, kami juga menyediakan jaringan global pengusaha perempuan untuk mendorong langkah pertukaran pengetahuan internasional dan investasi keuangan di perusahaan milik perempuan,” ucapnya.
Baca juga: B20 Indonesia terus fokus perkuat ketahanan usaha perempuan
Baca juga: B20 buat strategi percepat inklusi perempuan dalam ekonomi
Baca juga: Maudy: Generasi muda harus peduli pada agenda pembahasan di G20
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: