Surabaya (ANTARA News) - Pengembang PT Intiland Development Tbk memulai pembangunan kawasan perumahan berwawasan lingkungan yang dilengkapi program konservasi tanaman langka di Surabaya Barat. Ini menjadi satu nilai tambah tersendiri bagi kawasan perumahan baru yang mereka bangun.

Wakil Presiden Direktur PT Intiland Development, Sinarto Dharmawan, kepada wartawan di Surabaya, Kamis, menjelaskan, pihaknya memproyeksikan penanaman sekitar 10.000 pohon dengan 1.000 jenis tanaman langka di kawasan perumahan bernama Graha Natura seluas 100 hektare.

"Untuk tahap pertama, luas arel yang dimanfaatkan baru sekitar 32 hektare dengan 492 kavling rumah. Saat ini, terdapat sekitar 3.000 pohon dari 220 jenis tanaman langka yang telah kami tanam di kawasan itu," katanya usai memperkenalkan proyek baru tersebut.

Beberapa pohon langka dan memiliki keunikan yang ditanam, antara lain baobab atau kalpataru (Adansonia digitata), khaya (Mahony africa), randu alas (Bombax ceiba), ganda puspa atau asoka (Saraca sp), dan trembesi yakni jenis tanaman yang mampu menyerap karbondioksida.

Untuk merealisasikan konsep tersebut, lanjut Sinarto, pihaknya menggandeng Seameo Biotrop, satu lembaga Pusat Regional Asia Tenggara untuk Biologi Tropika, sebagai konsultannya.

Seameo Biotrop merupakan lembaga yang berperan membantu perusahaan-perusahaan untuk melakukan penelitian, pelatihan, kerja sama, dan penyebaran informasi dalam lingkup biologi tropika.

"Investasi untuk pengembangan kawasan perumahan pada tahap awal ini sekitar Rp170 miliar, termasuk untuk konservasi tanaman langka," kata Sinarto.

Ia berharap Graha Natura bisa menjadi trend setter dalam pengembangan kawasan perumahan di masa depan, dengan keunggulan dan nilai tambah dari sisi konsep, lingkungan dan teknologi.

Selain penanaman pohon langka, konsep ramah lingkungan lain yang dikembangkan adalah merancang sistem infrastruktur limbah rumah tangga terpadu dan terpusat dengan membangun sewage treatment plant.

Sedangkan dari sisi penerapan teknologi, kawasan ini menerapkan sistem jaringan serat optik untuk berbagai layanan komunikasi dan informasi berteknologi tinggi.

Sinarto Dharmawan menambahkan, seluruh proyek perumahan seluas 100 hektare itu direncanakan selesai dalam waktu sekitar 8-10 tahun.

Deputi Direktur Seameo Biotrop, Dr Irdika Mansur, menambahkan bahwa 1.000 jenis pohon langka yang akan ditanam di Graha Natura tersebut, mewakili sekitar 25 persen dari 4.000 lebih jenis pohon langka yang tumbuh di wilayah Indonesia.

"Kawasan konservasi Graha Natura ini nantinya juga bisa menjadi pusat pembenihan berbagai tanaman langka, sekaligus menyelamatkan spesiesnya agar tidak hilang," katanya. (ANT)