Jenewa (ANTARA) - Ketua Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mempresentasikan kepada negara-negara serangkaian rancangan perjanjian perdagangan pada Jumat pagi, yang mencakup perjanjian tentang kesehatan, reformasi dan ketahanan pangan serta mendesak agar paket itu diterima saat pertemuan besar memasuki hari kedua lembur.
Paket tersebut, yang oleh direktur jenderal Ngozi Okonjo-Iweala digambarkan sebagai "belum pernah terjadi sebelumnya", tidak termasuk dua kesepakatan paling penting yang sedang dipertimbangkan: perikanan dan pengabaian sebagian hak kekayaan intelektual untuk obat-obatan COVID-19.
Namun, para delegasi mengatakan mereka dapat ditambahkan kemudian, dengan negosiasi yang sedang berlangsung di markas WTO Jenewa menjelang pertemuan akhir yang dijadwalkan pukul 01.00 GMT pada Jumat.
Pertemuan minggu ini dengan lebih dari 100 menteri perdagangan adalah konferensi pertama badan tersebut dalam lebih dari empat tahun dan dipandang sebagai ujian penting atas kemampuannya untuk mencapai kesepakatan perdagangan multilateral di tengah ketegangan geopolitik yang tinggi. Pertemuan sudah sepakati satu, tentang mempertahankan moratorium tarif e-commerce.
Dalam surat yang menyajikan dokumen, yang ditandatangani oleh Okonjo-Iweala dan dua ketua WTO, ia meminta anggota untuk mempertimbangkan "keseimbangan halus" yang dicapai selama lima hari dari pembicaraan hampir sepanjang waktu yang terkadang menimbulkan kemarahan dan frustrasi.
"Sifat kompromi tidak ada yang mendapatkan semua yang mereka inginkan," kata surat itu. "Mari kita selesaikan pekerjaan kita malam ini sehingga kita dapat menghormati mereka yang menunggu WTO untuk menyampaikannya."
Di bawah praktik WTO, 164 anggotanya semuanya harus setuju dengan konsensus dan penyumbatan pada satu topik dapat menggagalkan negosiasi lainnya.
Ketua WTO desak negara-negara terima paket yang belum pernah terjadi
17 Juni 2022 08:30 WIB
Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala. ANTARA/REUTERS/Pool-Martial Trezzini/aa.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: