Gelombang laut tinggi, DKP Kulon Progo imbau nelayan tak melaut
16 Juni 2022 16:12 WIB
Kondisi TPI Pantai Trisik di Banaran, Kabupaten Kulon Progo, rusak parah akibat dihantam gelombang tinggi. (ANTARA/HO-Dokumen DKP Kulon Progo)
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau nelayan untuk libur melaut dulu karena adanya gelombang laut setinggi dua sampai empat meter yang menerjang wilayah ini.
Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Kulon Wakhid Purwosubiyantara di Kulon Progo, Kamis, mengatakan sesuai dengan peringatan yang telah dikeluarkan BMKG bahwa ada gelombang laut setinggi dua sampai empat meter.
"Kami mengimbau nelayan di TPI Trisik Banaran tidak melaut terlebih dahulu. Keselamatan nelayan jauh lebih utama," kata Wakhid di sela sela monitoring pascagelombang tinggi di TPI Trisik.
Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi berpeluang landa selatan NTT tiga hari ke depan
Nelayan dimohon tetap menjaga diri, patuhi semua peringatan yang dikeluarkan BMKG, karena akhir akhir ini, cuaca sulit diprediksi, walaupun ini sudah masuk musim paceklik karena ikan di laut sulit ditangkap, yang biasanya terjadi dari Mei sampai dengan September.
Ia mengatakan gelombang tinggi di Pantai Trisik ini menembus rerimbunan cemara udang sampai di laguna dan menyapu tanaman pandan laut yang baru saja ditanam secara swadaya oleh Kelompok Pelestari Alam dan Satwa sebanyak 200 batang di selatan laguna Trisik, yang diharapkan mampu menahan abrasi.
"Bangunan yang di kawasan Pantai Trisik rusak parah akibat dihantam gelombang tinggi. Kemudian banyak tanaman cemara udang yang roboh juga," katanya.
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang laut capai 4 meter di perairan Aceh
Koordinator SAR Linmas Glagah Aris Widyatmoko mengatakan gelombang tinggi menyebabkan beberapa kios dan toilet Pantai Trisik roboh. TPI Pantai Trisik juga sudah hampir ambles terkena abrasi.
Kemudian, wilayah selatan yang terkena gelombang tinggi dan mengibarkan abrasi, yakni selatan Bandara Internasional Yogyakarta.
"Sedangkan nelayan di Kulon Progo sendiri sudah tiga hari terakhir tidak melaut karena gelombang laut sudah tinggi," katanya.
Baca juga: BPBD Mataram ingatkan nelayan dampak potensi gelombang tinggi
Baca juga: BMKG: Gelombang sedang-tinggi berpotensi landa NTT tiga hari ke depan
Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Kulon Wakhid Purwosubiyantara di Kulon Progo, Kamis, mengatakan sesuai dengan peringatan yang telah dikeluarkan BMKG bahwa ada gelombang laut setinggi dua sampai empat meter.
"Kami mengimbau nelayan di TPI Trisik Banaran tidak melaut terlebih dahulu. Keselamatan nelayan jauh lebih utama," kata Wakhid di sela sela monitoring pascagelombang tinggi di TPI Trisik.
Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi berpeluang landa selatan NTT tiga hari ke depan
Nelayan dimohon tetap menjaga diri, patuhi semua peringatan yang dikeluarkan BMKG, karena akhir akhir ini, cuaca sulit diprediksi, walaupun ini sudah masuk musim paceklik karena ikan di laut sulit ditangkap, yang biasanya terjadi dari Mei sampai dengan September.
Ia mengatakan gelombang tinggi di Pantai Trisik ini menembus rerimbunan cemara udang sampai di laguna dan menyapu tanaman pandan laut yang baru saja ditanam secara swadaya oleh Kelompok Pelestari Alam dan Satwa sebanyak 200 batang di selatan laguna Trisik, yang diharapkan mampu menahan abrasi.
"Bangunan yang di kawasan Pantai Trisik rusak parah akibat dihantam gelombang tinggi. Kemudian banyak tanaman cemara udang yang roboh juga," katanya.
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang laut capai 4 meter di perairan Aceh
Koordinator SAR Linmas Glagah Aris Widyatmoko mengatakan gelombang tinggi menyebabkan beberapa kios dan toilet Pantai Trisik roboh. TPI Pantai Trisik juga sudah hampir ambles terkena abrasi.
Kemudian, wilayah selatan yang terkena gelombang tinggi dan mengibarkan abrasi, yakni selatan Bandara Internasional Yogyakarta.
"Sedangkan nelayan di Kulon Progo sendiri sudah tiga hari terakhir tidak melaut karena gelombang laut sudah tinggi," katanya.
Baca juga: BPBD Mataram ingatkan nelayan dampak potensi gelombang tinggi
Baca juga: BMKG: Gelombang sedang-tinggi berpotensi landa NTT tiga hari ke depan
Pewarta: Sutarmi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: