Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron mengatakan, impor beras dari Vietnam atau India karena pembatalan pihak Thailand terhadap kontrak baik yang G to G maupun yang komersial oleh Perdana Menterinya.

Menurut Herman, rencana impor beras dari Vietnam atau India yang merupakan buntut dari batalnya perjanjian impor dengan Thailand.

"Impor itu adalah untuk menstabilkan harga beras dalam negeri yang saat ini meroket dalam negeri," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Namun ia percaya, impor beras yang merupakan sisa target 2 juta ton 2011 sampai bulan Februari 2012 merupakan jalan keluar yang mampu menjaga kestabilan dan ketersedian beras.

"Percayalah ini adalah jalan terbaik yang dilakukan pemerintah dalam rangka menjaga ketersediaan dan kesetabilan harga beras. Namun demikian kedepan produksi beras dalam negeri harus menjadi perhatian khusus pemerintah, karena potensinya masih besar dan iklim sangat mendukung," kata politisi Partai Demokrat itu.

Ia juga mengatakan, keterlibatan BUMN melalui Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasiskan Koperasi (GP3K) dan ekstensifikasi 100 ribu hektar merupakan vitamin untuk menggenjot target yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebesar 10 juta ton beras surplus tahun 2015.

"Surplus 10 juta ton beras, saya yakini kita malah bisa ekspor dan cita-cita negeri yang berdaulat dan mandiri atas panganya bisa tercapai," kata Herman. (Zul)