New York (ANTARA) - Dolar tergelincir terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve (Fed) menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam langkah bersejarah untuk memerangi inflasi serta memproyeksikan ekonomi yang melambat dan meningkatnya pengangguran di bulan-bulan mendatang.
Kenaikan suku bunga adalah yang terbesar yang dibuat oleh bank sentral AS sejak 1994, dan disampaikan setelah data terbaru menunjukkan sedikit kemajuan dalam pertempuran melawan inflasi.
Pejabat bank sentral AS juga menandai jalur kenaikan biaya pinjaman yang lebih cepat di masa mendatang, menyelaraskan lebih dekat kebijakan moneter dengan pergeseran cepat minggu ini dalam pandangan pasar keuangan tentang apa yang diperlukan untuk mengendalikan tekanan harga-harga.
"Dolar sebagian besar menyerah pada rumor beli/jual fakta yang dinamis setelah keputusan Fed," kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, di Washington.
Terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, dolar 0,50 persen lebih rendah pada 104,76, setelah naik setinggi 105,79, terkuat sejak Desember 2002, segera setelah keputusan Fed.
Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar di perusahaan pembayaran bisnis Corpay, menunjuk pernyataan Ketua Fed Jerome Powell selama konferensi pers setelah keputusan suku bunga, di mana dia mengatakan dia tidak mengharapkan kenaikan 75 basis poin menjadi hal biasa, sebagai bagian dari alasan jual dolar.
Baca juga: Harga minyak naik di tengah perkiraan kenaikan besar suku bunga AS
"Pada akhirnya, Powell gagal melampaui ekspektasi pasar," kata Schamotta.
"Pedagang menumpuk mata uang yang dikeluarkan oleh bank-bank sentral yang kemungkinan akan mengikuti kenaikan Fed hari ini dengan langkah agresif mereka sendiri," katanya.
Greenback telah melemah terhadap euro pada awal sesi di tengah berita pertemuan mengejutkan oleh Bank Sentral Eropa (ECB), yang diharapkan beberapa pedagang akan mengatasi risiko fragmentasi di wilayah tersebut.
Apa yang disebut risiko fragmentasi mengacu pada kekhawatiran bahwa tindakan kebijakan moneter ECB dapat mempengaruhi 19 negara yang membentuk zona euro dengan cara yang berbeda, dengan beberapa negara mencatat peningkatan signifikan dalam imbal hasil obligasi yang terputus dari fundamental ekonomi.
ECB akan membelokkan reinvestasi utang yang jatuh tempo untuk membantu lebih banyak anggota yang berutang dan akan merancang instrumen baru untuk menghentikan fragmentasi, katanya pada Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Dolar AS sedikit naik saat pedagang tunggu pergerakan suku bunga Fed
"Pertemuan ECB memberikan informasi tambahan yang sangat sedikit dibandingkan dengan pernyataan kebijakan minggu lalu," kata Kepala Analisis Valas Monex Europe, Simon Harvey.
Dengan tekanan jual baru pada dolar, euro naik 0,36 persen menjadi 1,0452 dolar.
Suku bunga AS yang lebih tinggi versus imbal hasil terendah Jepang telah membebani yen, yang mencapai level terendah baru 24 tahun di 135,60 per dolar di awal sesi sebelum menghapus kerugian untuk diperdagangkan naik sekitar 1,3 persen terhadap greenback.
Sterling pulih dari level terendah terhadap dolar sejak Maret 2020 pada Rabu (15/6/2022), naik 1,71 persen menjadi 1,2202 dolar tetapi penangguhan hukuman bisa terbukti sementara dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Inggris dan potensi konflik perdagangan dengan Uni Eropa membebani mata uang.
Di paras mata uang kripto, bitcoin tergelincir ke level terendah baru 18 bulan di 20.076,05 dolar AS, sebelum memangkas kerugian untuk diperdagangkan turun ke sekitar 22.149,15 dolar AS, menyeret token yang lebih kecil ke bawah dan memperdalam kehancuran pasar yang dipicu oleh pemberi pinjaman kripto Celsius minggu ini yang membekukan penarikan nasabahnya.
Baca juga: Bitcoin jatuh ke level terendah baru, dipicu aksi jual kripto naik
Dolar melemah, tertekan kenaikan suku bunga bank sentral AS
16 Juni 2022 07:07 WIB
Ilustrasi - Dolar Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/pri.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: