Gresik (ANTARA) - Petrokimia Gresik pada Tahun 2021 membuat sejumlah inovasi yang diklaim memberikan nilai tambah sebesar Rp240,68 miliar bagi perusahaan di bawah Badan Usaha Milik Negara atau BUMN itu.

"Pandemi memang berdampak bagi dunia industri. Namun alhamdulillah, kondisi ini justru semakin memacu insan di Petrokimia Gresik untuk terus berinovasi," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam acara Konvensi Inovasi Petrokimia Gresik (KIPG) ke-36 Tahun 2022 di SOR Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur, Rabu.

Dwi mengatakan, dari total value creation riil itu Rp66,19 miliar atau 27,5 persen di antaranya berkontribusi terhadap perolehan laba perusahaan, dan menjadi bukti inovasi yang dilakukan insan Petrokimia Gresik mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Ia menjelaskan, nilai itu merupakan sumbangsih dari 82 persen karyawan yang terus berpikir improvement sepanjang Tahun 2021 bagi perusahaan. Mereka tergabung dalam 1.158 gugus inovasi, dan keterlibatan tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 71,2 persen.

"Ini menjadi bukti bahwa inovasi adalah DNA bagi Insan Petrokimia Gresik dan telah menjadi bagian dari strategi pengembangan perusahaan," katanya.

Dwi menyadari, inovasi merupakan kunci untuk bertahan di tengah berbagai tantangan dan berkat inovasi, Petrokimia Gresik mengubah tantangan menjadi peluang selama setengah abad ini.

Adapun beberapa inovasi unggulan Petrokimia Gresik di Tahun 2021 yang disajikan pada konvensi tahun ini, di antaranya GIO Digital Office yang mampu menurunkan frekuensi masalah penciptaan naskah dinas dan mempercepat prosesnya, serta mampu menyumbangkan penghematan sebesar Rp839,6 juta dalam waktu 13 bulan.

Selanjutnya, inovasi dari GIO Fleksi berhasil menurunkan 50 persen di Pabrik Urea 1A, dan mampu menghasilkan potensi penghematan hingga Rp252 miliar dalam waktu tujuh bulan.

Kemudian, SS Kuantitatif mampu menurunkan jumlah Pupuk ZA yang tidak sesuai spesifikasi, dari 46 ribu ton menjadi 0 ton dengan Metode Volumetri, sehingga mengurangi potensi kerugian perusahaan akibat keluhan dari pengguna akhir.

Terakhir, SS Slundar Slundur yang dinilai sukses memanfaatkan limbah padat hasil kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebagai bahan baku filler pada Pupuk NPK.

Berdasarkan perhitungan verifikasi kinerja keuangan, penerapan inovasi itu menghasilkan penghematan sebesar Rp2,9 miliar dalam setahun.

Keempat inovasi itu telah meraih predikat 3 Stars atau kategori tertinggi dalam ajang konvensi inovasi internasional 26th Asia Pacific Quality Organization (APQO).

"Artinya, karya inovasi tidak hanya berdampak pada perolehan laba bagi perusahaan, tapi juga menginspirasi dan mampu membawa prestasi hingga level internasional," katanya.