Apindo Jatim dorong munculnya inkubator bisnis di Gresik
15 Juni 2022 22:47 WIB
Ketua DPP Apindo Jatim, Eddy Widjanarko dalam paparan seminar Peran Pengusaha Meningkatkan Kompetensi SDM, Ekonomi, dan Mengurangi Angka Kemiskinan pascapandemi di Gresik. (ANTARA/HO Apindo Jatim)
Gresik (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur mendorong munculnya inkubator bisnis di Kabupaten Gresik, sebagai upaya menciptakan wirausaha untuk memangkas pengangguran dan kemiskinan, yang bisa memberi efek positif bagi ekonomi daerah.
Ketua DPP Apindo Jatim Eddy Widjanarko, di Gresik, Rabu mengatakan inkubator bisnis itu akan memberikan program pembinaan dan percepatan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan dan dukungan kemitraan.
"Bali, Bandung dan Yogyakarta telah melahirkan inkubator dan itu sukses. Saya berharap Gresik bisa mengikuti jejak ketiga daerah ini. Inilah salah satu program yang kami harapkan, memunculkan inkubator di Jatim," kata Eddy, dalam paparan seminar Peran Pengusaha Meningkatkan Kompetensi SDM, Ekonomi, dan Mengurangi Angka Kemiskinan pascapandemi di Gresik.
Eddy menyadari, disrupsi teknologi digital tidak bisa dihindari dan telah mengubah perekonomian global, salah satunya tenaga kerja manusia telah diganti dengan robot.
"Saat ini Apindo dan Kadin Jatim telah memiliki program linier di bidang pendidikan vokasi. Pendidikan ini diperkuat dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk meningkatkan daya saing industri," kata Eddy.
Pendidikan berbasis sertifikat internasional dan kemampuan pribadi menjadi prioritas, ditambah penggunaan teknologi digital, harmonisasi proses bisnis dan memperluas jaringan menjadi program pendukung pendidikan.
"Peningkatan SDM berbasis pendidikan ini dilakukan dengan social skill, process skill, system skill, dan cognitive abilities. Keempatnya menjadi penopang pendidikan guna memajukan industri di Era Digital 4.0," katanya.
Hal inilah, kata Eddy, yang menjadi tantangan Apindo Jawa Timur dalam memperbaiki perekonomian di semester kedua, ditambah salah satu permasalahannya adalah ketergantungan bahan baku industri yang masih impor.
"Kami tidak ingin seperti Sri Lanka yang gagal bayar utang akibat resesi global. Indonesia memiliki kekayaan SDA dan mineral, tinggal pengasahan skill SDM-nya,” kata Eddy.
Sementara itu, Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengakui Era Industri 4.0 yang ditunjukkan dengan percepatan konektivitas, informasi dan otorisasi masih memiliki risiko.
Dia menambahkan, Kadin sebagai wadah bagi seluruh pengusaha akan terus berkomitmen membantu pemerintah, salah satunya dengan membangun pendidikan vokasi yang lebih terintegrasi dengan kebutuhan industri.
"Harapannya pendidikan vokasi memiliki daya konversi yang tinggi dari pelajar ke tenaga kerja produktif," katanya.
Ketua DPP Apindo Jatim Eddy Widjanarko, di Gresik, Rabu mengatakan inkubator bisnis itu akan memberikan program pembinaan dan percepatan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan dan dukungan kemitraan.
"Bali, Bandung dan Yogyakarta telah melahirkan inkubator dan itu sukses. Saya berharap Gresik bisa mengikuti jejak ketiga daerah ini. Inilah salah satu program yang kami harapkan, memunculkan inkubator di Jatim," kata Eddy, dalam paparan seminar Peran Pengusaha Meningkatkan Kompetensi SDM, Ekonomi, dan Mengurangi Angka Kemiskinan pascapandemi di Gresik.
Eddy menyadari, disrupsi teknologi digital tidak bisa dihindari dan telah mengubah perekonomian global, salah satunya tenaga kerja manusia telah diganti dengan robot.
"Saat ini Apindo dan Kadin Jatim telah memiliki program linier di bidang pendidikan vokasi. Pendidikan ini diperkuat dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk meningkatkan daya saing industri," kata Eddy.
Pendidikan berbasis sertifikat internasional dan kemampuan pribadi menjadi prioritas, ditambah penggunaan teknologi digital, harmonisasi proses bisnis dan memperluas jaringan menjadi program pendukung pendidikan.
"Peningkatan SDM berbasis pendidikan ini dilakukan dengan social skill, process skill, system skill, dan cognitive abilities. Keempatnya menjadi penopang pendidikan guna memajukan industri di Era Digital 4.0," katanya.
Hal inilah, kata Eddy, yang menjadi tantangan Apindo Jawa Timur dalam memperbaiki perekonomian di semester kedua, ditambah salah satu permasalahannya adalah ketergantungan bahan baku industri yang masih impor.
"Kami tidak ingin seperti Sri Lanka yang gagal bayar utang akibat resesi global. Indonesia memiliki kekayaan SDA dan mineral, tinggal pengasahan skill SDM-nya,” kata Eddy.
Sementara itu, Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengakui Era Industri 4.0 yang ditunjukkan dengan percepatan konektivitas, informasi dan otorisasi masih memiliki risiko.
Dia menambahkan, Kadin sebagai wadah bagi seluruh pengusaha akan terus berkomitmen membantu pemerintah, salah satunya dengan membangun pendidikan vokasi yang lebih terintegrasi dengan kebutuhan industri.
"Harapannya pendidikan vokasi memiliki daya konversi yang tinggi dari pelajar ke tenaga kerja produktif," katanya.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022
Tags: