Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, memandang perlu adanya upaya bersama untuk mendorong terciptanya pemilu yang murah.

"Kita perlu mendorong terciptanya pemilu yang murah, namun tidak menghilangkan kualitas demokrasi dan pemilu itu sendiri," kata Anis Matta di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Pemilu yang murah itu, lanjut Wakil Ketua DPR RI itu, akan menghindari ketergantungan partai politik kepada pemilik modal.

"Pemilu murah sehingga bisa menghindari partai politik dari utang budi kepada pemilik modal. Dan, kalau itu dihindari parpol akan independen. Jauhkan dominasi pemilik modal dari partai politik," kata Anis Matta.

Oleh karena itu, dia meminta semua partai politik untuk mewujudkan pemilu murah melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilu yang saat ini sedang dibahas di DPR RI.

"Semua partai politik harus berorientasi pada sistem pemilu yang murah," katanya.

Menurut dia, gejala ketergantungan partai politik terhadap pemilik modal sudah terjadi sejak Pemilu 2009, yakni dengan menerapkan sistem suara terbanyak.

"Semakin mahal ongkos politik, semakin tinggi tingkat ketergantungan kepada pemilik modal. Setelah itu, ada pemilukada yang memakan ongkos besar. Belum lagi pemilu legislatif dan Pemilu Presiden RI," ujar Anis Matta.

Salah satu penyebab tingginya angka ketergantungan partai politik kepada pemilik modal adalah penerapan sistem pemilu dengan menetapkan calon legislatif berdasarkan suara terbanyak.

Calon lergislator (caleg) akan berupaya mencari dana untuk bisa memenangi pertarungan pada pemilu legislatif. "Tentunya juga caleg akan meminjam dana dari mana pun dan pemilik modal akan memanfaatkan. Bila terpilih, pemilik modal akan menagih kepada caleg terpilih, apakah dengan proyek ataukah bentuk lain," pungkas Anis Matta.

(Zul)