Senam
Persani minta maaf terkait unggahan pesenam Rifda di media sosial
15 Juni 2022 19:44 WIB
Pesenam putri Indonesia Rifda Irfanaluthfi beraksi di alat palang bertingkat pada nomor tunggal putri semua alat (all round) Senam Artistik SEA Games 2021 Vietnam di Quan Ngua Sports Palace, Hanoi, Vietnam, Sabtu (14/5/2022). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Sri Sundari Kencana Ayu minta maaf atas unggahan atlet Rifda Irfanaluthfi di media sosial yang mengkritik pemerintah terkait penanganan cedera atlet.
Sari, sapaan akrab Sri Sundari mengatakan Persani perlu mengklarifikasi agar masyarakat tidak salah persepsi.
"PB Persani meminta maaf atas unggahan Rifda Irfanaluthfi melalui Instagram, apalagi menyasar Pak Menpora (Zainudin Amali) dan Pak Presiden Jokowi (Joko Widodo," kata Sari dalam keterangan tertulis, Rabu.
Sebelumnya, Rifda yang tengah mengikuti Kejuaraan Senam Asia di Doha, Qatar, 15-18 Juni 2022, mengatakan pemerintah seharusnya lebih cekatan mengurus masalah cedera saat atlet mengikuti ajang multicabang maupun single event.
Ia mengeluhkan keberangkatannya ke Doha yang tidak didampingi tenaga therapist atau masseur.
Baca juga: Rifda tak menyangka dapat medali emas kembar
Sari pun menjelaskan dan menyebut peraih dua emas SEA Games 2021 Vietnam itu belum memahami bahwa pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi dan Kemenpora sangat mendukung PB Persani dalam mempersiapkan atlet untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade 2024 Paris.
Apalagi, Tim Review Percepatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kemenpora menilai Rifda punya potensi besar.
Ketiadaan tenaga masseur mendampingi Rifda yang sejak SEA Games 2021 Vietnam telah mengalami cedera, kata Sari, bukan merupakan kesalahan Kemenpora.
Kejuaraan Senam Asia 2022 tersebut tidak masuk dalam program yang diusulkan. Dengan begitu, PB Persani juga tidak melaporkan ke Kemenpora bahwa mereka mengirimkan atlet ke ajang itu.
"Tadinya, Kejuaraan Senam Asia 2022 itu tidak masuk dalam program yang diusulkan. PB Persani hanya mengusulkan World Championship yang merupakan babak kualifikasi Olimpiade 2024 Paris di Liverpool, Inggris pada Oktober mendatang," katanya.
Baca juga: Rifda Irfanaluthfi belum ingin pensiun dari senam artistik
Kemudian, saat mengikuti SEA Games 2021, PB Persani mendapatkan kabar bahwa untuk bisa tampil di World Championship, harus melalui Kejuaraan Asia 2022.
"Jadi, PB Persani dengan dukungan Pengprov Persani DKI Jakarta terpaksa memberangkatkan Rifda dengan biaya sendiri karena kami memang sangat mendukung keinginan Rifda untuk bisa mengikuti babak kualifikasi Olimpiade Paris. Makanya, dengan keterbatasan dana itu menyebabkan Rifda tidak didampingi tenaga therapist," ujar Sari menjelaskan.
"Tidak seperti pada SEA Games 2021, Rifda didampingi tenaga therapist dari Kontingen Indonesia selama mengikuti pertandingan. Sekarang persoalan yang dialami Rifda sudah diselesaikan dengan membayar tenaga therapist dari luar yang akan mendampinginya selama mengikuti Kejuaraan Senam Asia 2022."
Secara khusus, Sari juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang telah memasukkan cabang olahraga senam dalam daftar Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
"Kami akan terus mencoba membangun komunikasi yang baik ke depan. Sebab, kita harus menjawab tantangan DBON dengan bisa meloloskan atlet senam ke Olimpiade," pungkas Sari.
Baca juga: Senam artistik sumbang tiga medali SEA Games
Sari, sapaan akrab Sri Sundari mengatakan Persani perlu mengklarifikasi agar masyarakat tidak salah persepsi.
"PB Persani meminta maaf atas unggahan Rifda Irfanaluthfi melalui Instagram, apalagi menyasar Pak Menpora (Zainudin Amali) dan Pak Presiden Jokowi (Joko Widodo," kata Sari dalam keterangan tertulis, Rabu.
Sebelumnya, Rifda yang tengah mengikuti Kejuaraan Senam Asia di Doha, Qatar, 15-18 Juni 2022, mengatakan pemerintah seharusnya lebih cekatan mengurus masalah cedera saat atlet mengikuti ajang multicabang maupun single event.
Ia mengeluhkan keberangkatannya ke Doha yang tidak didampingi tenaga therapist atau masseur.
Baca juga: Rifda tak menyangka dapat medali emas kembar
Sari pun menjelaskan dan menyebut peraih dua emas SEA Games 2021 Vietnam itu belum memahami bahwa pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi dan Kemenpora sangat mendukung PB Persani dalam mempersiapkan atlet untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade 2024 Paris.
Apalagi, Tim Review Percepatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kemenpora menilai Rifda punya potensi besar.
Ketiadaan tenaga masseur mendampingi Rifda yang sejak SEA Games 2021 Vietnam telah mengalami cedera, kata Sari, bukan merupakan kesalahan Kemenpora.
Kejuaraan Senam Asia 2022 tersebut tidak masuk dalam program yang diusulkan. Dengan begitu, PB Persani juga tidak melaporkan ke Kemenpora bahwa mereka mengirimkan atlet ke ajang itu.
"Tadinya, Kejuaraan Senam Asia 2022 itu tidak masuk dalam program yang diusulkan. PB Persani hanya mengusulkan World Championship yang merupakan babak kualifikasi Olimpiade 2024 Paris di Liverpool, Inggris pada Oktober mendatang," katanya.
Baca juga: Rifda Irfanaluthfi belum ingin pensiun dari senam artistik
Kemudian, saat mengikuti SEA Games 2021, PB Persani mendapatkan kabar bahwa untuk bisa tampil di World Championship, harus melalui Kejuaraan Asia 2022.
"Jadi, PB Persani dengan dukungan Pengprov Persani DKI Jakarta terpaksa memberangkatkan Rifda dengan biaya sendiri karena kami memang sangat mendukung keinginan Rifda untuk bisa mengikuti babak kualifikasi Olimpiade Paris. Makanya, dengan keterbatasan dana itu menyebabkan Rifda tidak didampingi tenaga therapist," ujar Sari menjelaskan.
"Tidak seperti pada SEA Games 2021, Rifda didampingi tenaga therapist dari Kontingen Indonesia selama mengikuti pertandingan. Sekarang persoalan yang dialami Rifda sudah diselesaikan dengan membayar tenaga therapist dari luar yang akan mendampinginya selama mengikuti Kejuaraan Senam Asia 2022."
Secara khusus, Sari juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang telah memasukkan cabang olahraga senam dalam daftar Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
"Kami akan terus mencoba membangun komunikasi yang baik ke depan. Sebab, kita harus menjawab tantangan DBON dengan bisa meloloskan atlet senam ke Olimpiade," pungkas Sari.
Baca juga: Senam artistik sumbang tiga medali SEA Games
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022
Tags: