Jakarta (ANTARA) -
Ruang temaram, lampu yang berkelap-kelip dan foto keluarga menyeramkan menyambut para pengunjung di wahana misteri Rumah Sandekala JurnalRisa, FX Sudirman, Jakarta, Rabu.

Dengan formasi maksimal lima orang dalam satu kelompok, pencinta rumah hantu bisa mulai menelusuri ruang demi ruang di Rumah Sandekala yang berisi kejutan alias jump scare. Jangan bayangkan rumah hantu yang hanya diisi dengan patung-patung menyeramkan.

Apa yang dihadirkan di sini adalah kelompok teater yang memanfaatkan kemampuan olah tubuh dan suara dibalut riasan dan tampilan yang membuat bulu kuduk merinding. Ketika satu demi satu kelompok masuk ke dalam wahana misteri, suara jeritan pengunjung bercampur dengan geraman dan teriakan para "hantu".

Baca juga: Wahana "Jurnal Risa - Rumah Sandekala" akan hadir di FX Sudirman

Anda termasuk orang yang penakut? Silakan melambaikan tangan ke arah CCTV yang ada di setiap ruangan jika kejutan dan aksi para "hantu" membuat jantung terasa ingin copot. Akan ada pihak dari penyelenggara yang "menyelamatkan" Anda dari kengerian itu.

Setiap pengunjung diingatkan untuk tidak berlari dan menyentuh para "hantu" karena mereka juga tidak akan menyentuh orang yang masuk, meski memang posisi mereka terasa dekat mengingat ukuran ruangan yang kecil.

Setiap ruangan menghadirkan pengalaman ngeri yang berbeda, hantu yang berbeda dan "jump scare" yang berbeda, dimulai dari tarian Nyai Sukma yang cantik tapi misterius hingga anggota keluarga lainnya. Anda boleh sesekali merekam dan memotret dengan gawai, tapi tidak boleh dengan cahaya flash. Tapi sebaiknya simpan saja gawai agar Anda bisa menikmati pengalaman di wahana misteri lebih puas. Urutan masuk ke dalam tidak menentukan tingkat kengerian yang akan Anda alami.

CEO Otello Asia Sysan Ibrahim di Jakarta, Rabu mengatakan, apa yang ada di wahana misteri ini membawa pengunjung merasa menjadi bagian dari tim Jurnal Risa yang rutin membuat video menelusuri tempat seram dan berkomunikasi dengan makhluk gaib.

Baca juga: Pemilik baru rumah "The Conjuring" mengaku sering diteror hantu

"Ini ada Rumah Sandekala 1 dan akan ada Rumah Sandekala 2 karena kami ingin menceritakan dari empat sudut pandang berbeda, yang di sini sudut pandang Sukma dan Ayara," jelas Asia.

Wahana ini diadaptasi dari buku kedua Risa Saraswati, penulis yang diklaim bisa berkomunikasi dengan makhluk halus, yang berjudul "Sandekala" (2018).

Legenda Rumah Sandekala adalah kisah rumah tua yang ceritanya melegenda di sebuah perkampungan kecil di daerah Jawa Barat.

Diceritakan dahulu kala ada sebuah rumah tua yang dihuni oleh keluarga keturunan Sunda yang cukup terhormat di kampung halamannya.

Pemilik rumah itu biasa dipanggil Nyai Sukma oleh orang sekitar. Dia adalah seorang penari dan sinden terkenal, yang menghidupi dua anak lelakinya bernama Barna dan Bagja.

Baca juga: Legenda Hantu Jakarta ramaikan tahun baru

Menginjak usia dewasa, Barna hidup bahagia dengan istrinya, Ayara dan juga ketiga anaknya yaitu Ekal, dan dua anak perempuan kembar Rara dan Roro. Barna memiliki seorang adik yang bernama Bagja yang merantau kerja di luar kota. Kedamaian rumah dan keluarga ini mendadak hancur dan menyimpan misteri.

Nyai Sukma yang menua mulai depresi karena pekerjaannya sebagai sinden sudah tidak dibutuhkan lagi dan mulai ditinggalkan orang. Ego dan ambisi Nyai Sukma yang ingin terus eksis membuat dia melakukan pesugihan dan perjanjian terlarang dengan setan.

Meskipun hal ini menjadikan karir dan pekerjaannya kembali bersinar, namun dia harus membayar mahal dengan menumbalkan salah satu anaknya.

Mengetahui hal itu, Barna menjadi murka dan memutuskan untuk melawan dengan cara mempelajari dan memuja hal-hal gaib. Dendam ini berimbas pada ketentraman keluarga kecil Barna.