Cegah warga lewat, Tagana lebak jaga jembatan gantung 24 jam
23 Januari 2012 19:10 WIB
Tiga murid SD Negeri 02 Sangiangtanjung meniti jembatan miring saat menyebrang Sungai Ciberang menuju rumah mereka di Kampung Waru, Desa Sangiangtanjung, Kec. Kalanganyar, Kab. Lebak, Banten, Selasa (17/1). Hanya murid yang bisa berenang saja yang berani meniti jembatan yang sudah putus sebelah kawat selangnya itu sedang yang tidak bisa berenang harus memutar sejauh 6 kilometer. (FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)
Lebak, Banten (ANTARA News) - Relawan Taruna Siaga Bencana Kabupaten Lebak, Banten, terpaksa menjaga jembatan gantung di atas Sungai Ciberang selama 24 jam dengan mendirikan tenda agar tidak dilintasi warga setempat.
"Kami melarang warga Desa Sangiangtanjung melintasi jembatan rusak akibat diterjang banjir sepekan lalu," kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lebak, Aan Subandi, Senin.
Dia meminta warga tidak melintasi jembatan gantung yang kondisinya rusak berat dan mengancam keselamatan jiwa mereka. Jembatan gantung tersebut sangat berbahaya jika dilintasi warga dengan memegang kawat bajanya.
Apalagi, kata dia, kawat baja itu kondisinya sudah berkarat dan khawatir terputus.
Karena itu, kata dia, pihaknya menjaga jembatan gantung di atas Sungai Ciberang agar tidak dilintasi warga, termasuk anak-anak sekolah. "Saya khawatir kawat baja putus dan warga jatuh ke sungai dengan kedalaman tiga meter," katanya.
Berita tentang anak-anak sekolah bergelantungan di kawat baja melintasi Sungai Ciberang yang dalam dan berarus deras untuk bisa bersekolah di sana mendapat perhatian pers dunia.
Ia mengatakan, jumlah relawan yang menjaga jembatan gantung itu sebanyak enam orang dan mereka tinggal di tenda yang disediakan Pemerintah Kabupaten Lebak.
"Kami selama 24 jam memberlakukan piket siang tiga orang dan malam tiga orang," katanya.
Sekretaris Desa Sangiangtanjung, Kabupaten Lebak, Hasanudin, mengimbau warga jangan melintasi jembatan gantung yang kondisinya rusak berat dan sangat berbahaya jika melintasi dengan memegang kawat sling.
Sementara itu, Kepala Badan PenangGulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Muklis mengatakan, "Kami menutup jembatan itu, dan tidak boleh dilintasi, karena khawatir anak-anak sekolah jatuh ke Sungai Ciberang."
Menurut dia, jembatan gantung itu sangat berbahaya, dan mirip jembatan dalam film Indiana Jones and The Temple of Doom.
Jembatan gantung di wilayah Desa Sangiangtanjung, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, itu kondisinya rusak berat akibat diterjang banjir. Para siswa SD/SMP melintasi jembatan tersebut, dan sangat berbahaya karena berjalan di atas kawat sling jembatan.
"Jika kawat baja jembatan putus, dipastikan mereka jatuh ke Sungai Ciberang yang kedalamannya antara satu sampai tiga meter," katanya. (ANT)
"Kami melarang warga Desa Sangiangtanjung melintasi jembatan rusak akibat diterjang banjir sepekan lalu," kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lebak, Aan Subandi, Senin.
Dia meminta warga tidak melintasi jembatan gantung yang kondisinya rusak berat dan mengancam keselamatan jiwa mereka. Jembatan gantung tersebut sangat berbahaya jika dilintasi warga dengan memegang kawat bajanya.
Apalagi, kata dia, kawat baja itu kondisinya sudah berkarat dan khawatir terputus.
Karena itu, kata dia, pihaknya menjaga jembatan gantung di atas Sungai Ciberang agar tidak dilintasi warga, termasuk anak-anak sekolah. "Saya khawatir kawat baja putus dan warga jatuh ke sungai dengan kedalaman tiga meter," katanya.
Berita tentang anak-anak sekolah bergelantungan di kawat baja melintasi Sungai Ciberang yang dalam dan berarus deras untuk bisa bersekolah di sana mendapat perhatian pers dunia.
Ia mengatakan, jumlah relawan yang menjaga jembatan gantung itu sebanyak enam orang dan mereka tinggal di tenda yang disediakan Pemerintah Kabupaten Lebak.
"Kami selama 24 jam memberlakukan piket siang tiga orang dan malam tiga orang," katanya.
Sekretaris Desa Sangiangtanjung, Kabupaten Lebak, Hasanudin, mengimbau warga jangan melintasi jembatan gantung yang kondisinya rusak berat dan sangat berbahaya jika melintasi dengan memegang kawat sling.
Sementara itu, Kepala Badan PenangGulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Muklis mengatakan, "Kami menutup jembatan itu, dan tidak boleh dilintasi, karena khawatir anak-anak sekolah jatuh ke Sungai Ciberang."
Menurut dia, jembatan gantung itu sangat berbahaya, dan mirip jembatan dalam film Indiana Jones and The Temple of Doom.
Jembatan gantung di wilayah Desa Sangiangtanjung, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, itu kondisinya rusak berat akibat diterjang banjir. Para siswa SD/SMP melintasi jembatan tersebut, dan sangat berbahaya karena berjalan di atas kawat sling jembatan.
"Jika kawat baja jembatan putus, dipastikan mereka jatuh ke Sungai Ciberang yang kedalamannya antara satu sampai tiga meter," katanya. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012
Tags: