Riset: GoFood pilihan utama, ShopeeFood beri harga paling kompetitif
15 Juni 2022 14:11 WIB
Dokumentasi. Pengusaha katering menggunakan jasa pengemudi ojek daring untuk mengantarkan paket masakan di Dapur Bogor, Perumahan Baranangsiang Indah, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5/2020). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp/am.
Jakarta (ANTARA) - Riset terbaru Tenggara Strategics mengungkapkan bahwa GoFood menjadi platform layanan pesan-antar makanan online (online food delivery/OFD) pilihan utama konsumen, sementara ShopeeFood dinilai sebagai platform yang memberikan harga paling kompetitif.
Executive Director Tenggara Strategics Riyadi Suparno mengungkapkan temuan itu dalam laporan bertajuk "Survei Persepsi & Perilaku Konsumen Online Food Delivery (OFD) di Indonesia" yang dipaparkan secara daring di Jakarta, Rabu.
"GoFood merupakan platform OFD yang jadi preferensi utama para konsumen, sebagai aplikasi paling banyak dimiliki (78 persen), dan digunakan (72 persen), menjadi top of mind (50 persen), dengan nilai transaksi terbesar (39 persen), diikuti ShopeeFood dan GrabFood," katanya.
Riset mengenai layanan pesan-antar makanan online itu dilakukan menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih, dengan jumlah responden mencapai 1.200 orang yang tersebar di enam kota yang dilakukan pada 10 hingga 14 Januari 2022. Riset memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan batas kesalahan atau MoE +/- 2,8 persen.
Riyadi menuturkan, dari riset tersebut, mayoritas konsumen (72 persen) memiliki lebih dari satu aplikasi pesan-antar makanan online di telepon genggamnya.
Ada pun GoFood merupakan aplikasi yang paling banyak dimiliki konsumen Indonesia (76 persen), diikuti ShopeeFood (72 persen) dan GrabFood (64 persen).
Berdasarkan penggunaannya, GoFood juga menduduki peringkat teratas penggunaan konsumen paling tidak sekali dalam tiga bulan dan setiap minggunya, disusul kemudian oleh ShopeeFood dan GrabFood.
Platform dari ekosistem GoTo itu juga jadi layanan pesan-antar makanan online yang pertama kali diingat konsumen.
"Dari total nilai transaksi layanan pesan-antar makanan online pada 2021 sebesar Rp78,4 triliun, estimasi total nilai transaksi yang dibelanjakan oleh konsumen di GoFood tercatat paling besar yaitu mencapai Rp30,65 triliun (39 persen), ShopeeFood sebesar Rp26,49 triliun (34 persen) dan GrabFood sebesar Rp20,93 triliun (27 persen)," ungkap Riyadi.
Dalam kesempatan yang sama, Economic Research Lead Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani menjelaskan jika GoFood dipilih masyarakat atas kenyamanan, menu yang beragam, higienitas hingga keamanan dalam bertransaksi, maka ShopeeFood jadi pilihan konsumen karena memberikan pilihan harga paling kompetitif.
"Responden menganggap ShopeeFood menawarkan pilihan makanan dengan harga yang paling kompetitif setelah diskon dan promosi, skornya mencapai 5,16 dari skala 1-6, diikuti GoFood dengan skor 4,90 dan GrabFood di skor 4,88," ungkapnya.
Sementara itu, Research Fellow Tenggara Strategics Handyanto Widjojo menyoroti hasil temuan survei tersebut, di mana ternyata konsumen tidak selalu sensitif terhadap harga.
"Ini menarik bagi sustainability (keberlanjutan) suatu usaha. Bisa terlihat, bisa jadi harga yang murah itu hanya sesaat karena suatu campaign (kampanye) yang masif. Maka penting untuk mengetahui value (nilai) yang paling tepat dari apa yang dipikirkan konsumen. Namun juga perlu diperhatikan, faktor stakeholder juga perlu jadi perhatian untuk bisa sustain," pungkas Handy.
Baca juga: Riset: Layanan pesan-antar makanan akan tetap tinggi pascapandemi
Baca juga: Peneliti: Layanan pesan makan daring perlu regulasi keamanan pangan
Baca juga: Pesan makan dari aplikasi, konsumen perlu perhatikan keamanan pangan
Executive Director Tenggara Strategics Riyadi Suparno mengungkapkan temuan itu dalam laporan bertajuk "Survei Persepsi & Perilaku Konsumen Online Food Delivery (OFD) di Indonesia" yang dipaparkan secara daring di Jakarta, Rabu.
"GoFood merupakan platform OFD yang jadi preferensi utama para konsumen, sebagai aplikasi paling banyak dimiliki (78 persen), dan digunakan (72 persen), menjadi top of mind (50 persen), dengan nilai transaksi terbesar (39 persen), diikuti ShopeeFood dan GrabFood," katanya.
Riset mengenai layanan pesan-antar makanan online itu dilakukan menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih, dengan jumlah responden mencapai 1.200 orang yang tersebar di enam kota yang dilakukan pada 10 hingga 14 Januari 2022. Riset memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan batas kesalahan atau MoE +/- 2,8 persen.
Riyadi menuturkan, dari riset tersebut, mayoritas konsumen (72 persen) memiliki lebih dari satu aplikasi pesan-antar makanan online di telepon genggamnya.
Ada pun GoFood merupakan aplikasi yang paling banyak dimiliki konsumen Indonesia (76 persen), diikuti ShopeeFood (72 persen) dan GrabFood (64 persen).
Berdasarkan penggunaannya, GoFood juga menduduki peringkat teratas penggunaan konsumen paling tidak sekali dalam tiga bulan dan setiap minggunya, disusul kemudian oleh ShopeeFood dan GrabFood.
Platform dari ekosistem GoTo itu juga jadi layanan pesan-antar makanan online yang pertama kali diingat konsumen.
"Dari total nilai transaksi layanan pesan-antar makanan online pada 2021 sebesar Rp78,4 triliun, estimasi total nilai transaksi yang dibelanjakan oleh konsumen di GoFood tercatat paling besar yaitu mencapai Rp30,65 triliun (39 persen), ShopeeFood sebesar Rp26,49 triliun (34 persen) dan GrabFood sebesar Rp20,93 triliun (27 persen)," ungkap Riyadi.
Dalam kesempatan yang sama, Economic Research Lead Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani menjelaskan jika GoFood dipilih masyarakat atas kenyamanan, menu yang beragam, higienitas hingga keamanan dalam bertransaksi, maka ShopeeFood jadi pilihan konsumen karena memberikan pilihan harga paling kompetitif.
"Responden menganggap ShopeeFood menawarkan pilihan makanan dengan harga yang paling kompetitif setelah diskon dan promosi, skornya mencapai 5,16 dari skala 1-6, diikuti GoFood dengan skor 4,90 dan GrabFood di skor 4,88," ungkapnya.
Sementara itu, Research Fellow Tenggara Strategics Handyanto Widjojo menyoroti hasil temuan survei tersebut, di mana ternyata konsumen tidak selalu sensitif terhadap harga.
"Ini menarik bagi sustainability (keberlanjutan) suatu usaha. Bisa terlihat, bisa jadi harga yang murah itu hanya sesaat karena suatu campaign (kampanye) yang masif. Maka penting untuk mengetahui value (nilai) yang paling tepat dari apa yang dipikirkan konsumen. Namun juga perlu diperhatikan, faktor stakeholder juga perlu jadi perhatian untuk bisa sustain," pungkas Handy.
Baca juga: Riset: Layanan pesan-antar makanan akan tetap tinggi pascapandemi
Baca juga: Peneliti: Layanan pesan makan daring perlu regulasi keamanan pangan
Baca juga: Pesan makan dari aplikasi, konsumen perlu perhatikan keamanan pangan
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: