Bukittinggi (ANTARA News) - Kamar hotel dan penginapan di Kota Bukittinggi dipenuhi wisatawan yang memanfaatkan liburan Tahun Baru Imlek.

"Kamar hotel dan penginapan penuh pada Sabtu dan Minggu. Umumnya yang memesan kamar adalah wisatawan dari luar Sumatera Barat," ujar Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bukittinggi Syafroni Falian di Bukittinggi, Minggu malam.

Sehubungan dengan itu, menurut dia, PHRI telah meminta pengelola hotel dan penginapan agar tidak menaikkan tarif kamar meski pesanan meningkat tajam.

Tarif kamar hotel dan penginapan di Bukittinggi cukup bervariasi. Hotel kelas melati antara Rp200 ribu sampai Rp400 ribu per malam, sementara hotel berbintang berkisar Rp700 ribu hingga Rp1 juta.

Sebagai kota wisata, Kota Bukittinggi memiliki 54 hotel dengan total kamar mencapai 1.237 unit mulai dari tipe bintang empat hingga kelas melati, pondok wisata, dan mes.

Bukittinggi yang berada di dataran tinggi sekitar 800 meter dari permukaan laut, selain berhawa sejuk juga kaya dengan objek wisata alam dan bangunan sejarah.

Ia mengatakan, padat terisinya kamar-kamar penginapan dan hotel karena posisi fasilitas pendukung pariwisata berlokasi tidak juah dari pusat kota.

Dengan demikian wisatawan dapat mengunjungi objek-objek wisata dengan berjalan kaki dan jika pun menggunakan kendaraan umum tarifnya cukup terjangkau.

Di kota berhawa sejuk itu banyak terdapat objek wisata alam dan bersejarah seperti Jam Gadang, Ngarai Sianok, Lobang Jepang, Benteng Fort de Kock, dan Istana Bung Hatta.

Selain itu juga ada Taman Marga Satwa Budaya Kinantan, wisata belanja dan kuliner di Pasar Atas, dan Pasar Aur Kuning.

(T.KR-IWY/R014)