Pakar: Butuh kolaborasi negara lestarikan Laut Arafura-Timor
14 Juni 2022 16:51 WIB
Arsip foto - Satuan Polair Polres Mimika menggelar patroli guna mencegah terjadinya gangguan kamtibmas di perairan laut Arafura, Kabupaten Mimika, Papua. ANTARA /HO-Humas Polres Mimika.
Jakarta (ANTARA) - Pakar keanekaragaman hayati menyebutkan dibutuhkan kolaborasi sejumlah negara untuk melestarikan wilayah Laut Arafura dan Laut Timor yang sangat kaya sumber daya agar tetap terjaga dan berkelanjutan.
Pakar keanekaragaman hayati dari Program Arafura & Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA) Fase 2 Cassandra Tania dalam webinar ATSEA-2 Project yang dipantau di Jakarta, Selasa, mengatakan wilayah Arafura dan Laut Timor bersinggungan pada empat negara yaitu Indonesia, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini.
Cassandra menjelaskan wilayah Laut Arafura dan Laut Timor yang juga berada di dalam wilayah Segitiga Koral (Coral Triangle) terancam pencemaran laut dari tumpahan minyak, sampah yang mengalir ke laut, dan juga eksploitasi serta penangkapan ikan ilegal.
"Pencemaran laut seperti akibat tumpahan minyak, sampah laut ini jadi kekhawatiran utama, dan IUU Fishing. Kolaborasi regional ini sangat dibutuhkan untuk menanggapi ancaman tersebut," kata Cassandra.
Dia menjelaskan dalam perairan Laut Arafura dan Laut Timor tersebut terbatas 150 spesies koral, 350 jenis ikan koral, rumah bagi penyu laut, dugong, hiu, dan berbagai jenis burung.
Selain keanekaragaman hayati, wilayah tersebut juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Cassandra menyebut wilayah Laut Arafura dan Laut Timor memiliki nilai sekira 7,3 miliar dollar AS.
Cassandra menerangkan bahwa wilayah Laut Arafura dan Laut Timor juga menjadi mata pencaharian bagi penduduk sekitar. Selain itu, wilayah perairan tersebut juga menyediakan 50 persen sumber protein hewani bagi kawasan.
"Kami mencoba menangani beberapa kekhawatiran ini. Dan negara-negara tersebut diharapkan bisa bekerja sama. Bagaimana kita juga bisa menggunakan pengelolaan lingkungan yang terintegrasi, kami ingin ekosistem lebih lestari, menerapkan pengelolaan pesisir terintegrasi. Kami juga menggunakan pendekatan berbasis sains untuk mengatasi perubahan iklim," kata Cassandra.
Baca juga: KKP: Perairan Arafura dan Timor penting untuk ekologi dan ekonomi
Baca juga: KKP dan pemda diminta tingkatkan pengawasan di perairan Arafura
Baca juga: DFW soroti eksploitasi ikan hiu dan pari di Laut Arafura
Pakar keanekaragaman hayati dari Program Arafura & Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA) Fase 2 Cassandra Tania dalam webinar ATSEA-2 Project yang dipantau di Jakarta, Selasa, mengatakan wilayah Arafura dan Laut Timor bersinggungan pada empat negara yaitu Indonesia, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini.
Cassandra menjelaskan wilayah Laut Arafura dan Laut Timor yang juga berada di dalam wilayah Segitiga Koral (Coral Triangle) terancam pencemaran laut dari tumpahan minyak, sampah yang mengalir ke laut, dan juga eksploitasi serta penangkapan ikan ilegal.
"Pencemaran laut seperti akibat tumpahan minyak, sampah laut ini jadi kekhawatiran utama, dan IUU Fishing. Kolaborasi regional ini sangat dibutuhkan untuk menanggapi ancaman tersebut," kata Cassandra.
Dia menjelaskan dalam perairan Laut Arafura dan Laut Timor tersebut terbatas 150 spesies koral, 350 jenis ikan koral, rumah bagi penyu laut, dugong, hiu, dan berbagai jenis burung.
Selain keanekaragaman hayati, wilayah tersebut juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Cassandra menyebut wilayah Laut Arafura dan Laut Timor memiliki nilai sekira 7,3 miliar dollar AS.
Cassandra menerangkan bahwa wilayah Laut Arafura dan Laut Timor juga menjadi mata pencaharian bagi penduduk sekitar. Selain itu, wilayah perairan tersebut juga menyediakan 50 persen sumber protein hewani bagi kawasan.
"Kami mencoba menangani beberapa kekhawatiran ini. Dan negara-negara tersebut diharapkan bisa bekerja sama. Bagaimana kita juga bisa menggunakan pengelolaan lingkungan yang terintegrasi, kami ingin ekosistem lebih lestari, menerapkan pengelolaan pesisir terintegrasi. Kami juga menggunakan pendekatan berbasis sains untuk mengatasi perubahan iklim," kata Cassandra.
Baca juga: KKP: Perairan Arafura dan Timor penting untuk ekologi dan ekonomi
Baca juga: KKP dan pemda diminta tingkatkan pengawasan di perairan Arafura
Baca juga: DFW soroti eksploitasi ikan hiu dan pari di Laut Arafura
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: