Jakarta (ANTARA News) - Jakarta tak pernah habis cerita. Macet terus meneror. Lalu muncul isu gorong-gorong.




Sebenarnya ini bukan isu baru. Tahun lalu, tepat menjelang SEA Games 2011 dilangsungkan, media ramai memberitakan perbaikan gorong-gorong di setengah jalan sepanjang Jalan Sudirman.




Ternyata proyek ini membuat kemacetan di sepanjang Jalan Sudirman bertambah, khususnya di seruasan jalan Sudirman sekitar Gelora Bung Karno, Senayan.




Perbaikan itu memang akhirnya selesai, tapi seperti tergesa-gesa, terlihat dari jalan yang tidak rata dan gril atau penutup bekas galian gorong-gorong yang terlalu menjorok ke dalam.




Keselamatan pengguna jalan pun terancam. Seperti terjadi Sabtu sore lalu (21/1), saat hujan deras mengguyur Jakarta, saat Antara News menyusuri jalan itu.




Sebuah sepeda motor tiba-tiba jatuh karena tergelincir lubang di sisi Jalan Sudirman ke arah Blok-M.




"Hari ini sudah ada lima motor yang tergelincir karena lubang-lubang di jalan tertutup genangan air," kata Iwan, tukang ojek yang mangkal di pinggir Jalan Sudirman.




Iwan mengaku sering menjadi saksi mata kecelakaan motor di sekitar di sekitar jalan itu. Pengaspalan ulang pasca pengerjaan proyek gorong-gorong justru membuat jalan seperti "ranjau".




"Jalan ini kan yang perbaiki insinyur, tapi sepertinya kok tidak profesional gitu," sambung Iwan.




Iwan mengaku heran mengapa belum ada tindak lanjut dari pemerintah padahal menurutnya sudah banyak media yang memotret dan menulis soal ini.




Mungkin Iwan bertanya pada dirinya sendiri apakah dia dan kebanyakan warga terlalu ingin fasilitas publik dibuat sebagus dan seaman mungkin bagi warga, atau mereka yang berkuasa tak sudi memperhatikan laporan media dan keluhan masyarakat.




Yang jelas, setidaknya Sabtu itu, dari pantauan ANTARA News, beberapa titik sepanjang Jalan Sudirman itu memang sudah mengancam keselamatan publik. Jalan tampak tergenang air, padahal hari itu hujan hanya sebentar mengguyur Jakarta.




Gorong-gorong itu mungkin memang efektif mencegah banjir di lokasi tersebut, tapi air malah menggenangi muka jalan protokol Sudirman yang dulu terkenal mulus.




"Harus segera diatasi ya karena ini sudah sangat mengganggu. Apalagi kalau hujan seperti sekarang. Sudah licin, gorong-gorong dibuat asal-asalan, belum lagi lubang yang tertutupi genangan air," kata Eko Sigit, seorang pengendara motor, kepada Antara News, saat berteduh menghindari air hujan.




Warga ber-KTP Jakarta ini ingin pemerintah tak membiarkan kondisi ini berlangsung lama. Dia percaya, korban akan semakin banyak, kecuali pemerintah segera memperbaikinya. Lagi pula, sambung Eko, Jalan Sudirman adalah jalan protokol yang tak henti dilalui pengendara.




Mengenaskan




Ketika Iwan, Eko, dan banyak warga Jakarta serta kebanyakan warga negeri ini mengeluhkan buruknya fasilitas umum, muncul kabar bahwa Pemerintah Daerah DKI Jakarta akan memoles gedung baru. Anggarannya? Rp180 miliar!




"Wah keterlaluan ya itu, jalan jakarta saja banyak yang masih rusak, tempat-tempat umum masih banyak yang terbengkalai, kondisi angkutan umum yang mengenaskan, mending urus yang menyangkut masyarakat banyak dulu deh," ujar Maharani, mahasiswi perguruan tinggi swasta Jakarta.




Tidak mau kalah dengan sejawatnya di Senayan yang membangun ruang kerja Badan Anggaran DPR RI dengan dana sebesar Rp20 miliar, DPRD DKI Jakarta juga merenovasi diri.




Uang Rp180 miliar, mereka anggarkan dalam APBD 2012 untuk renovasi gedung DPRD DKI Jakarta, demi memperindah gedung baru yang saat ini sedang dibangun di samping gedung DPRD lama.




Berdasarkan rencana anggaran yang telah disusun, sebesar Rp80 miliar akan digunakan untuk tiga paket kegiatan, yakni penataan ruangan, perbaikan dinding luar gedung, dan pergantian marmer dinding bagian dalam. Selanjutnya, Rp100 miliar sisanya akan digunakan untuk membangun jembatan penghubung dari gedung lama ke gedung baru.




"Anggaran tersebut tidak pernah dibahas dalam rapat Banggar. Tiba-tiba anggaran tersebut muncul dalam APBD 2012. Dananya memang ada," kata anggota Komisi D DPRD DKI M Sanusi, Kamis lalu (19/1).




Sebelum ini, DPRD DKI Jakarta sudah menghabiskan dana Rp18 miliar untuk merenovasi ruang paripurna yang berlangsung dari September hingga Desember tahun lalu.




Selama renovasi ruang paripurna, rapat paripurna anggota Dewan diselenggarakan di aula Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan ruang JI Expo Kemayoran. Uang yang dianggarkan untuk sewa jasa ruang rapat itu adalah Rp1 miliar.




ANTARA News mencoba mengunjungi gedung yang tengah direnovasi itu. Tapi, tak berhasil, karena publik biasa tampaknya tak diperkenankan mendekatinya.




ANTARA News pun meluncur ke Gedung DPR RI Senayan, untuk melihat ruang rapat Banggar DPR RI. Ternyata, ruang itu dikunci rapat.




Dari celah balik pintu yang ditutup koran bekas, sedikit terlihat deretan meja dan bangku yang masih dilapisi plastik. Mengetahui wartawan tengah melihat ruang rapat yang mungkin paling heboh diberitakan media saat ini, seorang petugas seketika mematikan lampu ruang mewah itu.




Interior gedung pun sirna dari pandangan mata, tapi jalan-jalan berlubang dan fasilitas-fasilitas publik lain yang tampaknya tak menjadi lebih baik seperti jembatan gantung "Indiana Jones" di Sahiang Tanjung, Lebak, tetap jelas terlihat oleh mata telanjang. (*)