Samarinda (ANTARA News) - Sejumlah penjual bakso mengeluhkan harga daging sapi yang kian melonjak tinggi dalam beberapa hari terakhir atau menjelang Tahun Baru Imlek pada Senin (23/1).

"Kemarin saya tidak jadi menjual bakso karena tingginya harga daging, dan hari ini harganya juga makin naik sehingga saya tidak jualan lagi. Saya perkirakan harga daging masih tinggi hingga 23 Januari," ujar Suroso, salah satu penjual bakso keliling saat ditemui di rumahnya di Jl A Yani Gg Masyarakat, Samarinda, Sabtu.

Dikatakannya, sejak Jumat (20/1) hingga kini harga daging sapi di Pasar Segiri Samarinda mencapai Rp120 ribu per kg, padahal sebelumya hanya berkisar antara Rp75 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram.

Ia mengatakan, harga setinggi itu merupakan harga tempat langganannya, namun harga di penjual daging lainnya justru lebih tinggi, karena saat dia bertanya kepada penjual daging di los lainnya yang belum dia kenal, harganya mencapai Rp140 ribu per kg.

Menurut dia, jika dirinya memaksakan membeli daging kemudian menjual bakso, dikhawatirkan merugi karena besaran dan jumlah bakso tidak mungkin dikurangi karena biasanya para pelanggannya akan komplain tentang bakso yang berubah jadi kecil, atau jumlah baksonya yang berkurang.

Dia menambahkan, tiap peringatan hari-hari besar memang biasanya harga daging mengalami kenaikan, namun kenaikan harga yang terjadi pada lebaran Idul Fitri jelas berbeda dengan Tahun Baru China (Imlek).

Sementara itu, dari pantauan ke lapangan, harga yang mengalami kenaikan bukan hanya daging sapi, namun juga sejumlah kebutuhan pokok lain, seperti daging ayam boiler, beras, telur dan lainnya.

Untuk harga ayam boiler yang biasanya seharga antara Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per ekor, namun dalam dua hari ini naik menjadi Rp43 ribu per ekor. Kemudian ikan mas yang biasanya Rp30 ribu per kg, kini menjadi Rp37 ribu per kg.
(KR-GFR)