Kegiatan sekolah lapang gempa bumi diikuti oleh 73 peserta yang meliputi pegawai organisasi perangkat daerah, aparat penegak hukum, pihak sekolah, perwakilan masyarakat di wilayah rawan gempa bumi dan tsunami.
Bupati Mukomuko Sapuan di Mukomuko, Selasa, mengatakan, daerah ini memiliki potensi gempa dan tsunami karena berada di zona merah tsunami sehingga perlu campur tangan dan uluran tangan dari BMKG dan pemerintah pusat memberikan pendidikan tentang bencana alam kepada masyarakat setempat.
Ia mengatakan, dengan adanya sekolah lapang gempa bumi sehingga peserta bisa menularkan pengetahuannya kepada masyarakat sehingga timbul kesiapan dan kesiapsiagaan.
"Pihak BMKG telah menyampaikan bencana alam itu tidak mematikan kalau kita bisa mitigasi dengan baik, dan tidak menimbulkan dampak negatif kepada kita," katanya.
Ia berharap, kepada peserta dalam pendidikan sekolah lapang gempa bumi ini agar serius dan telaten. Setelah selesai pendidikan ini bisa ditularkan kepada masyarakat umum minimal keluarga sendiri.
Untuk itu, ia menyampaikan, terima kasih kepada pihak BMKG karena dengan adanya kegiatan ini semakin meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi gempa bumi.
Terkait dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah setempat dalam melakukan berbagai langkah dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami, ia mengatakan, semua itu sudah diatur dari Peraturan Menteri Dalam Negeri.
"Saya minta kepada BPBD juga menyusun SOP mitigasi risiko bukan hanya tsunami termasuk gempa bumi dan bencana alam lainnya, dan diteruskan dengan pola pelatihan," ujarnya pula.
Baca juga: Getaran gempa Pesisir Selatan terasa hingga Sawahlunto
Baca juga: BMKG berencana pasang alat peringatan tsunami di Mukomuko
Baca juga: BMKG maksimalkan Sekolah Lapang Gempa untuk halau hoaks