Menlu RI sebut perang di Ukraina gejala dari masalah serius global
14 Juni 2022 11:50 WIB
Tangkapan layar - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam video pengarahan pers usai menghadiri petermuan dialog tingkat tinggi tentang Indo-Pasifik di Praha, Republik Ceko pada Senin (13/6/2022). ANTARA/Yuni Arisandy/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan perang di Ukraina merupakan suatu gejala dari masalah serius global yang sedang terjadi saat ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu RI dalam pertemuan dialog tingkat tinggi tentang Indo-Pasifik di Praha, Republik Ceko pada Senin (13/6), menurut keterangan Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Selasa.
"Saya menyampaikan juga di dalam pertemuan bahwa apa yang terjadi di Ukraina hanya contoh atau gejala dari masalah serius yang sedang
kita hadapi saat ini," kata Menlu Retno Marsudi dalam video pengarahan persnya usai pertemuan tersebut.
Adapun beberapa gejala dari masalah serius di dunia yang dimaksud dan disebutkan oleh Menlu RI dalam pertemuan tersebut, yaitu hilangnya rasa saling percaya, adanya paradigma menang kalah, tergerusnya penghormatan terhadap hukum internasional.
Baca juga: Siapkah Indonesia hadapi krisis pangan dunia
"Lebih lanjut saya menyampaikan bahwa apa yang terjadi di Ukraina
sesungguhnya membuka tentang kelemahan arsitektur kawasan pasca-Perang Dingin yang kental dengan pendekatan pembendungan (containment)," ujar Menlu Retno.
"Selain itu, perang ini juga mengingatkan kita agar dapat mengelola potensi konflik dengan lebih baik di kawasan kita," tambahnya.
Pada pertemuan dialog tingkat tinggi itu, Menlu RI juga menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas tidak dapat tiba-tiba terjadi sehingga harus terus diupayakan dan ditumbuhkembangkan.
Selanjutnya, Menlu Retno menyoroti bahwa perang di Ukraina yang telah berlangsung sekitar 4 bulan telah menimbulkan dampak geo-politik dan geo-ekonomi yang luas ke berbagai negara, termasuk ke negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Republik Ceko Jan Lipavský, Menlu RI juga membahas mengenai dampak besar konflik di Ukraina terhadap kondisi kemanusiaan dan ekonomi, termasuk terkait ketahanan pangan.
"Saya tekankan bahwa dampak ini, dampak perang terhadap ketahanan pangan, sangat dirasakan terutama oleh negara berkembang," kata Retno.
Untuk itu, menurut dia, diperlukan solusi segera, khususnya untuk mengatasi krisis pangan dan energi secara global, antara lain dengan memulihkan rantai pasokan global untuk produk makanan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina.
Menlu Retno menyampaikan bahwa isu ketahanan pangan akan menjadi perhatian selama masa presidensi G20 Indonesia.
Menlu RI pun kembali menekankan pentingnya bagi semua negara untuk menciptakan situasi yang kondusif agar resolusi damai bagi penyelesaian perang di Ukraina dapat terus dikedepankan.
Baca juga: Menlu RI tawarkan 3 formula wujudkan keamanan, stabilitas Indo-Pasifik
Baca juga: Menlu Indonesia, Arab Saudi bahas perang di Ukraina
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu RI dalam pertemuan dialog tingkat tinggi tentang Indo-Pasifik di Praha, Republik Ceko pada Senin (13/6), menurut keterangan Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Selasa.
"Saya menyampaikan juga di dalam pertemuan bahwa apa yang terjadi di Ukraina hanya contoh atau gejala dari masalah serius yang sedang
kita hadapi saat ini," kata Menlu Retno Marsudi dalam video pengarahan persnya usai pertemuan tersebut.
Adapun beberapa gejala dari masalah serius di dunia yang dimaksud dan disebutkan oleh Menlu RI dalam pertemuan tersebut, yaitu hilangnya rasa saling percaya, adanya paradigma menang kalah, tergerusnya penghormatan terhadap hukum internasional.
Baca juga: Siapkah Indonesia hadapi krisis pangan dunia
"Lebih lanjut saya menyampaikan bahwa apa yang terjadi di Ukraina
sesungguhnya membuka tentang kelemahan arsitektur kawasan pasca-Perang Dingin yang kental dengan pendekatan pembendungan (containment)," ujar Menlu Retno.
"Selain itu, perang ini juga mengingatkan kita agar dapat mengelola potensi konflik dengan lebih baik di kawasan kita," tambahnya.
Pada pertemuan dialog tingkat tinggi itu, Menlu RI juga menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas tidak dapat tiba-tiba terjadi sehingga harus terus diupayakan dan ditumbuhkembangkan.
Selanjutnya, Menlu Retno menyoroti bahwa perang di Ukraina yang telah berlangsung sekitar 4 bulan telah menimbulkan dampak geo-politik dan geo-ekonomi yang luas ke berbagai negara, termasuk ke negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Republik Ceko Jan Lipavský, Menlu RI juga membahas mengenai dampak besar konflik di Ukraina terhadap kondisi kemanusiaan dan ekonomi, termasuk terkait ketahanan pangan.
"Saya tekankan bahwa dampak ini, dampak perang terhadap ketahanan pangan, sangat dirasakan terutama oleh negara berkembang," kata Retno.
Untuk itu, menurut dia, diperlukan solusi segera, khususnya untuk mengatasi krisis pangan dan energi secara global, antara lain dengan memulihkan rantai pasokan global untuk produk makanan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina.
Menlu Retno menyampaikan bahwa isu ketahanan pangan akan menjadi perhatian selama masa presidensi G20 Indonesia.
Menlu RI pun kembali menekankan pentingnya bagi semua negara untuk menciptakan situasi yang kondusif agar resolusi damai bagi penyelesaian perang di Ukraina dapat terus dikedepankan.
Baca juga: Menlu RI tawarkan 3 formula wujudkan keamanan, stabilitas Indo-Pasifik
Baca juga: Menlu Indonesia, Arab Saudi bahas perang di Ukraina
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: