Menkeu Jepang akan bekerja dengan BoJ dalam upaya kekang kejatuhan yen
14 Juni 2022 09:13 WIB
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki bersiap untuk membunyikan lonceng selama upacara Tahun Baru menandai pembukaan perdagangan pada tahun 2022 di Bursa Efek Tokyo (TSE), di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 4 Januari, 2022. ANTARA/REUTERS/Issei Kato
Tokyo (ANTARA) - Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki pada Selasa menegaskan kembali kekhawatirannya tentang pelemahan yen yang cepat baru-baru ini, dengan mengatakan pemerintah akan mengoordinasikan setiap langkah yang tepat dengan bank sentral Jepang (BoJ) saat mata uang merosot ke posisi terendah 24 tahun terhadap dolar.
Suzuki mengatakan kepada wartawan bahwa penting bagi mata uang untuk bergerak secara stabil yang mencerminkan fundamental ekonomi, karena volatilitas yang berlebihan dan pergerakan yang tidak teratur dapat merusak stabilitas ekonomi dan keuangan.
Jepang akan menjaga komunikasi yang erat dengan otoritas mata uang dari negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) berdasarkan kesepakatan mereka tentang mata uang.
"Pelemahan yen yang cepat telah terlihat di pasar valuta baru-baru ini dan saya khawatir," kata Suzuki. "Kami akan hati-hati mengawasi pergerakan pasar mata uang serta dampaknya terhadap ekonomi dan harga dengan rasa yang lebih mendesak."
Pemerintah Jepang dan bank sentral mengeluarkan pernyataan bersama yang jarang terjadi pada Jumat (10/6/2022) yang mengungkapkan kekhawatiran tentang penurunan tajam yen dan beberapa investor waspada terhadap intervensi mata uang atau komitmen yang goyah oleh BoJ untuk menyematkan imbal hasil obligasi.
Yen terakhir berada di 134,00 per dolar setelah diperdagangkan serendah 135,22 pada Senin (13/6/2022). Yen jatuh 14 persen terhadap dolar sejauh tahun ini.
Suzuki mengatakan kepada wartawan bahwa penting bagi mata uang untuk bergerak secara stabil yang mencerminkan fundamental ekonomi, karena volatilitas yang berlebihan dan pergerakan yang tidak teratur dapat merusak stabilitas ekonomi dan keuangan.
Jepang akan menjaga komunikasi yang erat dengan otoritas mata uang dari negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) berdasarkan kesepakatan mereka tentang mata uang.
"Pelemahan yen yang cepat telah terlihat di pasar valuta baru-baru ini dan saya khawatir," kata Suzuki. "Kami akan hati-hati mengawasi pergerakan pasar mata uang serta dampaknya terhadap ekonomi dan harga dengan rasa yang lebih mendesak."
Pemerintah Jepang dan bank sentral mengeluarkan pernyataan bersama yang jarang terjadi pada Jumat (10/6/2022) yang mengungkapkan kekhawatiran tentang penurunan tajam yen dan beberapa investor waspada terhadap intervensi mata uang atau komitmen yang goyah oleh BoJ untuk menyematkan imbal hasil obligasi.
Yen terakhir berada di 134,00 per dolar setelah diperdagangkan serendah 135,22 pada Senin (13/6/2022). Yen jatuh 14 persen terhadap dolar sejauh tahun ini.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: