Tidak ada proteksi mobil Esemka
20 Januari 2012 16:40 WIB
Acungan jempol diberikan Menteri Koordinasi Ekonomi, Hatta Rajasa. Diperlukan lebih dari acungan jempol dari pemerintah agar mimpi mobil nasional bisa terwujud benar. (FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Solo (ANTARA News) - Ranah semangat swadeshi dan ranah perdagangan dalam tata kelola negara rupanya cukup berbeda. Hal itu ditegaskan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, bahwa tidak ada yang melakukan proteksi mobil rakitan para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Solo dan SMK Warga Solo.
Mobil bernama Kiat Esemka itu naik ke panggung nasional dan regional setelah digunakan sebagai mobil dinas Wali Kota Surakarta, Joko Widodo (Jokowi), dan Wakil Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo (Rudy).
"Semua tidak ada yang melakukan proteksi terhadap mobil Kiat Esemka yang dirakit para pelajar SMK tersebut. Sebenarnya semua itu hanya bertujuan melindungi konsumen jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Wirjawan, di sela-sela melakukan peninjauan Pasar Gede Solo, Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya akan mendukung sepenuhnya untuk hasil karya-karya anak bangsa yang bisa diandalkan itu; termasuk di antaranya mobil Esemka yang dirakit oleh para pelajar SMK.
"Kami akan melakukan koordinasi dengan menteri terkait yang mengurus masalah ini agar semuanya bisa berjalan lancar".
Wirjawan dalam kunjungan kerjanya dari Pasar Gede, Solo, menuju Pasar Gading, yang berjarak sekitar dua kilometer naik mobil Esemka yang dikemudikan oleh Wakil Wali Kota Surakarta Rudy dan duduk di dibelakang Wali Kota Surakarta Jokowi.
Seusai meninjau Pasar Gede Solo yang merupakan pasar paling tertib dan terbersih di Jawa Tengah, Wirjawan melakukan hal serupa di Pasar Gading yang telah direvitalisasi dan menjadi pasar percontohan tingkat nasional.
Penetrasi investasi dan ekonomi para prinsipal otomotif dunia sudah sangat deras terjadi di Indonesia, walau mereka juga sedikit menaruh perhatian pada aspek pendidikan anak bangsa. Beberapa kalangan cukup yakin kemacetan yang makin parah di kota-kota besar juga selaiknya menjadi tanggung jawab mereka selain ketidakmampuan pemerintah menyediakan infrastruktur transportasi memadai.
Pada sisi lain, menuju kemandirian pada sektor otomotif bukan hal mudah, karena para pemangku kepentingan tidak sepaham dan seirama; terutama jika harus berhadapan dengan investor dan perdagangan internasional. (ANT)
Mobil bernama Kiat Esemka itu naik ke panggung nasional dan regional setelah digunakan sebagai mobil dinas Wali Kota Surakarta, Joko Widodo (Jokowi), dan Wakil Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo (Rudy).
"Semua tidak ada yang melakukan proteksi terhadap mobil Kiat Esemka yang dirakit para pelajar SMK tersebut. Sebenarnya semua itu hanya bertujuan melindungi konsumen jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Wirjawan, di sela-sela melakukan peninjauan Pasar Gede Solo, Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya akan mendukung sepenuhnya untuk hasil karya-karya anak bangsa yang bisa diandalkan itu; termasuk di antaranya mobil Esemka yang dirakit oleh para pelajar SMK.
"Kami akan melakukan koordinasi dengan menteri terkait yang mengurus masalah ini agar semuanya bisa berjalan lancar".
Wirjawan dalam kunjungan kerjanya dari Pasar Gede, Solo, menuju Pasar Gading, yang berjarak sekitar dua kilometer naik mobil Esemka yang dikemudikan oleh Wakil Wali Kota Surakarta Rudy dan duduk di dibelakang Wali Kota Surakarta Jokowi.
Seusai meninjau Pasar Gede Solo yang merupakan pasar paling tertib dan terbersih di Jawa Tengah, Wirjawan melakukan hal serupa di Pasar Gading yang telah direvitalisasi dan menjadi pasar percontohan tingkat nasional.
Penetrasi investasi dan ekonomi para prinsipal otomotif dunia sudah sangat deras terjadi di Indonesia, walau mereka juga sedikit menaruh perhatian pada aspek pendidikan anak bangsa. Beberapa kalangan cukup yakin kemacetan yang makin parah di kota-kota besar juga selaiknya menjadi tanggung jawab mereka selain ketidakmampuan pemerintah menyediakan infrastruktur transportasi memadai.
Pada sisi lain, menuju kemandirian pada sektor otomotif bukan hal mudah, karena para pemangku kepentingan tidak sepaham dan seirama; terutama jika harus berhadapan dengan investor dan perdagangan internasional. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012
Tags: