Surabaya (ANTARA) - PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur & Bali (UIT JBM) mengucurkan investasi sebesar Rp11,7 miliar untuk memperkuat sistem ketenagalistrikan di Surabaya dan Sidoarjo, melalui penambahan dua penghantar pada Gardu Induk (GI) di Sidoarjo, Jatim.

General Manajer PLN UIT JBM Didik F. Dakhlan di Surabaya, Senin mengatakan, keberadaan GI Sidoarjo akan menyuplai listrik untuk daerah Sidoarjo, Porong dan Surabaya, dan dapat menyalurkan daya sebesar 83 MW melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV.

"Keberadaan GI Sidoarjo itu rencananya akan beroperasi (energize) pada akhir Juni 2022. Dan penambahan penghantar ini ditujukan untuk mengurangi beban yang terdapat di GI Waru, dikarenakan GI Waru nantinya akan dilakukan pembangunan menjadi Gas Insulated Substation Tegangan Ekstra Tinggi (GISTET) 500 kV," kata, Didik, menjelaskan.

Baca juga: PLN: Kenaikan tarif listrik upaya wujudkan keadilan

Proses pembangunan penghantar, kata Didik, nantinya untuk back up apabila adanya gangguan di Porong atau Sidoarjo.

"Hadirnya penghantar baru ini, sangat berdampak pada keandalan sistem pastinya. Sehingga PLN dapat meminimalisir pemadaman ke pelanggan dari jaringan SUTT," katanya.

Lebih lanjut, Didik menuturkan dengan pembangunan penghantar di GI Sidoarjo nantinya juga akan menyatukan penyaluran dari Pembangkit di Gresik dan Pembangkit di Grati.

"Kami terus berupaya meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Jawa Timur dan sekitarnya. Penambahan IBT di Krian pun akan selesai pada bulan ini," tutur Didik, menambahkan.

Baca juga: PLN persilahkan pelanggan turun daya bila keberatan listrik naik

Selain itu, ke depannya juga akan berdampak pada keandalan suplai listrik ke Kawasan Industri Sidoarjo (KIS).

Saat ini suplai PLN ke KIS sebesar 10 MW, dengan adanya penambahan ini nantinya diharapkan dapat menjaga keandalan listrik dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada seluruh pelanggan.