Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengingatkan perlunya meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 hingga dosis penguat guna mengantisipasi penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

“Kementerian Kesehatan RI sudah mengumumkan ditemukannya varian baru Omicron di Indonesia,” kata Ketua Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) pada acara Webinar PDPI dengan tema "Waspada Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 Dalam Masa Transisi Menuju Endemi" yang diakses di Jakarta, Minggu.

Erlina menjelaskan, perlunya tetap memakai masker jika berada di dalam ruangan, kendaraan umum, di tengah kerumunan atau jika sedang merasa sakit dan tidak enak badan.

“Selain itu perlu peningkatan surveilans genomik pada pasien COVID-19 bergejala sedang, berat, kritis atau meninggal,” katanya.

Baca juga: PDPI: Subvarian Omicron jadi pengingat perlunya perkuat prokes

Selain itu, dia juga mengingatkan perlunya mengirimkan sampel kasus positif COVID-19 untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS) sesuai proporsi.

Erlina yang juga merupakan bagian Divisi Infeksi, Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menambahkan subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron asli.

“Akan tetapi memiliki lebih banyak kesamaan dengan subvarian yang sudah ada sebelumnya yakni BA.2. Kedua subvarian mengandung substitusi asam amino L452R, F486V, dan R493Q dalam ‘spike receptor binding domain’ dibandingkan dengan BA.2,” katanya.

Baca juga: Subvarian BA.4 dan BA.5 penyebab kasus naik beberapa negara

Dia menambahkan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi L452R yang juga pernah terdeteksi pada varian Delta. Hal ini diperkirakan membuat virus lebih menular dan menghindari penghancuran sebagian oleh sel-sel imun.

“Mutasi F486V juga membantu menghindari pengenalan sistem imun," katanya.

Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan itu menambahkan bahwa berdasarkan data sementara diketahui subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian sebelumnya.

“Kendati demikian, tidak ada indikasi subvarian ini menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron sebelumnya,” katanya.

Baca juga: Kemenkes deteksi empat kasus BA.4 dan BA.5 di Bali

Terkait hal tersebut dia meminta masyarakat untuk waspada namun jangan panik. Masyarakat juga diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan, melengkapi vaksinasi, menjaga asupan makanan bergizi seimbang, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.