Mataram (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Irjen Pol. Djoko Poerwanto ternyata pernah mendaki Gunung Rinjani pada tahun 1980-an saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

"Mas, pernah gak ke Rinjani? tahun berapa?, saya daki itu tahun 1986 lho," kata Djoko saat bertanya kepada Kepala Biro Perum LKBN ANTARA NTB, Riza Fahriza di sela-sela acara Silaturahim dan Ngobrol Santai bersama pimpinan media massa dan wartawan di Anjungan Aruna Hotel Senggigi, Lombok Barat, Jumat (10/6) malam.

Kendati demikian, dirinya saat ini masih mengingat-ingat dahulu mendaki Gunung Rinjani dari jalur mana, apakah via Sembalun, Lombok Timur atau Senaru, Lombok Utara.

Baca juga: Rinjani 100 Ultra diikuti 29 negara

"Saya sampai sekarang masih mencoba mengingat-ingat lagi, lewat jalur mana ya dahulu. Maklum saat itu kan masih SMA," katanya.

Saat dirinya mendapat amanah menjadi Kapolda NTB sejak Desember 2021, ia semakin mencoba untuk mengingat-ingat memori akan masa mudanya dahulu saat masih SMA menapaki gunung tercantik sedunia itu.

Karena itu, tak mengherankan hobi berpetualang atau kegiatan "outdoor activity" sudah mendarah daging di dalam dirinya.

Selain itu, ada hobi lainnya yang pernah dilakoni sejak masih duduk di kelas I SMA di Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Tim Asesor Unesco kunjungi Desa Senaru guna revalidasi Geopark Rinjani

"Saya dulu sejak kelas 1 SMA sudah suka tulis menulis dan ditampilkan di mading (majalah dinding) sekolah lho," katanya.

Pria kelahiran 7 November 1967 tersebut mengaku dunia tulis menulis memberi kebanggaan tersendiri saat karyanya dipajangkan di mading.

Terkait dengan dunia tulis menulis menunjukkan sosok jenderal bintang dua itu juga aktif di berbagai kegiatan.

Baca juga: NTB optimistis pertahankan status Gunung Rinjani jadi Geopark Dunia

Kendati seabrek kegiatannya, soal pendidikan tetap tidak dilupakan. Saat lulus dari SMA, dirinya sempat mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri yang saat itu dikenal dengan sebutan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru).

"Saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro," tambahnya.

Namun, akhirnya ia tidak mengambil kuliah di kampus itu karena pada saat bersamaan dia diterima di Akademi Kepolisian (Akpol).

Baca juga: Tim asesor UNESCO lakukan cek ulang Geopark Rinjani

Baca juga: Pemprov NTB berencana bangun museum Gunung Rinjani dan Tambora