Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto memberikan apresiasi atas kenaikan peringkat utang Indonesia dari Ba1 menjadi Baa3 dengan "outlook" stabil oleh lembaga pemeringkat Moody`s

"Upgrade kali ini luar biasa karena langsung dari `outlook stable`, langsung `investment grade`. Biasanya ke outlook positive baru credit ratingnya naik," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Menurut Rahmat, dengan peringkat layak investasi, maka imbal hasil surat berharga negara dalam bentuk rupiah dan valas akan semakin rendah dan default risk premium akan turun sehingga permintaan terhadap penerbitan obligasi negara akan meningkat.

Ia juga menambahkan pasar keuangan domestik akan semakin stabil sehingga kepercayaan investor global akan meningkat dan potensi pembalikan modal akan sangat kecil.

"Ini terlihat dari berhasilnya Global Bond 30 tahun dengan volume terbesar di Asia dan yield terendah. Investor global yang membeli bond tersebut adalah investor institusi qualified dan sophisticated yang mampu melihat prospek fundamental ekonomi Indonesia bagus dalam jangka panjang," ujarnya.

Selain itu, Rahmat mengatakan kenaikan peringkat ini dapat meningkatkan potensi pembiayaan jangka panjang yang murah bagi pemerintah untuk pembiayaan infrastruktur.

"Pembangunan infrastruktur semarak karena tersedia pembiayaan jangka panjang yang murah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," katanya.

Kenaikan peringkat tersebut, lanjut Rahmat juga membuktikan pemerintah telah membuat kebijakan positif di tengah bahaya krisis seperti Bond Stabilisation Framework dan stimulus fiskal dalam anggaran 2012.

Moody`s menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan terhadap krisis ekonomi global, kebijakan pemerintah yang dapat mengatasi kerentanan finansial, serta sistem perbankan yang lebih kuat menghadapi tekanan.

Kekuatan perekonomian Indonesia di tengah krisis keuangan eksternal dilihat dari kemampuan untuk melakukan investasi, peningkatan rencana pembangunan infrastruktur serta sistem keuangan dikelola dengan baik.

Pertumbuhan ekonomi tersebut juga diikuti dengan kemampuan pembayaran utang eksternal, peningkatan investasi langsung (FDI) dan perkiraan tingkat inflasi yang semakin stabil dan rendah.

Manajemen fiskal pemerintah yang hati-hati (prudent) menghasilkan defisit anggaran yang sangat rendah dan mengurangi beban utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (GDP).

(T.S034/B012)