Jakarta (ANTARA) - Koordinator Indonesia Energy Watch (IEW) Adnan Rarasina mendukung penuh komitmen pemerintah dan Pertamina dalam menjamin ketersediaan BBM dan LPG subsidi di seluruh Tanah Air.

"Rantai pasok jelas berubah dan bisa menjadi hambatan. Termasuk melonjaknya harga minyak mentah dunia. Tetapi kita harus yakin bahwa pemerintah dan Pertamina mampu. Kita semua harus mendukung," katanya di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, sebagai BUMN yang sangat berpengalaman Pertamina memiliki kinerja yang membanggakan dari hulu ke hilir.

"Selain itu, dedikasi Pertamina kepada Tanah Air, tak diragukan lagi. Selama ini pun untuk hilir misalnya, hanya Pertamina yang bersedia menerobos ke berbagai wilayah terpencil di Indonesia," ujarnya melalui keterangan tertulis.

Begitu juga dengan pemerintah, lanjutnya, saat memutuskan untuk menambah subsidi dan alokasi tentu sudah memperhitungkan mengenai jaminan ketersediaan.

Menurut Adnan, kemampuan Pertamina dalam menjaga operasional dari hulu ke hilir memang menjadi kunci jaminan pasokan BBM dan LPG subsidi ke berbagai pelosok Tanah Air.

"Jadi kalau bicara soal jaminan ketersediaan BBM dan LPG subisidi, hendaknya tidak hanya melihat dari sisi hilir. Hulu dan pengolahan juga berperan sangat penting,” katanya.

Baca juga: Kebijakan tambah subsidi BBM dinilai tepat jaga stabilitas ekonomi

Pada sisi hulu, dia mencontohkan Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas, yang mana pada April 2022 mencapai 969 MBOEPD. Sementara untuk meningkatkan produksi migas, Pertamina terus menambah sumur eksplorasi, sumur eksploitasi, sumur workover dan well service.

Begitu juga pada sisi pengolahan, Pertamina terus memperkuat keandalan operasional kilang, meningkatkan kualitas produk, dan mempercepat penyelesaian proyek-proyek pembangunan kilang.

Langkah Pertamina untuk memastikan pasokan energi nasional, menurut Adnan, juga terlihat pada ketahanan pasokan BBM dan LPG, termasuk BBM dan LPG Subsidi.

Saat ini, tambahnya, ketahanan pasokan BBM bersubsidi secara nasional dalam kondisi aman, dimana Pertalite berada di kisaran 17 hari dan Solar subsidi 22 hari dan LPG 17 hari.

Sebelumnya pemerintah mengambil kebijakan untuk menambah anggaran subsidi BBM dan LPG di tengah kenaikan harga minyak dunia dan tingginya komoditas global.

"Hingga saat ini, pemerintah juga belum memutuskan perubahan harga untuk BBM dan LPG subsidi. Tentu ini dilakukan pemerintah untuk menjaga stabilitas daya beli masyarakat, meski beban ini tentu berat bagi Pemerintah," ujar Adnan.

Baca juga: Pemerintah tambah subsidi, Pertamina: Harga BBM dan elpiji tidak naik