Jakarta (ANTARA News) - Organisasi lingkungan hidup Greenpeace bekerja sama dengan pemerintah Italia mencoba mengatasi pencemaran laut pasca-karamnya kapal pesiar Costa Concordia.

"Teman-teman dari Greenpeace Italia sudah berada di wilayah tersebut dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk pembersihan," kata Kepala Kantor Perwakilan Greenpeace Indonesia Nur Hidayati di Jakarta pada Selasa.

Ia menjelaskan, Greenpeace Italia juga sudah mengeluarkan seruan menyelamatkan, mengingat di wilayah tersebut terdapat ekosistem cukup penting, yakni yang menyangkut paus dan lumba-lumba.

Peristiwa naas pada Jumat (13/1) malam itu mengancam ekosistem laut, karena 2.300 ton bahan bakarnya masuk ke Laut Tengah, perairan Giglio, di lepas pantai suaka alam.

Keadaan laut di sekitar perairan itu sudah berwarna gelap akibat tumpahan oli dan bahan bakar. Kementerian Lingkungan Hidup Italia langsung menerjunkan tim untuk menutup tangki bahan bakar dan oli kapal itu.

Dalam keadaan seperti itu, beberapa tindakan bisa dilakukan, seperti, melokalisasi tumpahan bahan bakar, kemudian menangkapnya.

"Secara teknis, yang paling berkompeten menangani masalah itu adalah pihak berwenang. Greenpeace siap membantu bila diperlukan," kata perempuan akrab disapa Yaya itu.

Kapal Costa Concordia, dengan panjang 290 meter dan membawa lebih dari 4.200 orang dari 60 negara dan wilayah, Jumat malam (13/1) menabrak karang dan lambungnya robek sepanjang 70 meter.

Musibah itu menewaskan tujuh orang dan 16 lagi belum ditemukan. Pihak berwenang masih menyelidiki kejadian tersebut.

Kapal dengan bobot 114.500 ton itu merupakan salah satu kapal penumpang terbesar yang pernah karam.

(I025/B002)