Jakarta (ANTARA) - Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) China, indikator utama inflasi, naik 2,1 persen secara tahunan (yoy) pada Mei 2022, demikian diungkapkan Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) pada Jumat (10/6).

Secara bulanan, CPI turun tipis 0,2 persen berkat pengendalian COVID-19 yang efektif dan pasokan barang-barang konsumsi yang mencukupi, kata Dong Lijuan, seorang ahli statistik senior di NBS.

Harga pangan berbanding terbalik dengan kenaikan 0,9 persen pada April menjadi turun 1,3 persen secara bulanan, menurunkan inflasi konsumen bulanan sekitar 0,24 poin persentase, menurut data tersebut.

Secara khusus, harga daging babi, daging pokok di China, melonjak 5,2 persen pada Mei dibandingkan bulan sebelumnya. Produksi babi secara bertahap meningkat dan penimbunan daging babi untuk mengisi kembali pasokan negara itu terus berlanjut, kata Dong.

Kendati demikian, harga daging babi masih mencatatkan penurunan (yoy) 21,1 persen, menyusut sebesar 12,2 poin persentase dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, harga nonpangan naik 2,1 persen dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan kenaikan 2,2 persen pada April. Harga bensin, solar, dan gas elpiji naik masing-masing 27,6 persen, 30,1 persen, dan 26,9 persen (yoy).

Data pada Jumat tersebut juga menunjukkan bahwa indeks harga produsen (producer price index/PPI) China, yang mengukur biaya barang saat siap keluar dari pabrik, naik 6,4 persen (yoy) pada Mei.