Artikel
Gim 4 Final NBA: Warriors butuh sosok selain Curry berperan lebih
Oleh Gilang Galiartha
10 Juni 2022 15:51 WIB
Bintang Golden State Warriors Stephen Curry (kiri) tampak meringis kesakitan setelah mengalami cedera ringan usai perebutan bola liar dalam Gim 3 Final NBA melawan Boston Celtics di TD Garden, Massachusetts, Amerika Serikat, Rabu (8/6/2022). (ANTARA/REUTERS/USA TODAY SPORTS/Winslow Townson)
Jakarta (ANTARA) - Apabila menilik tiga pertandingan pertama Final NBA musim ini, sulit rasanya menyanggah peran besar Stephen Curry sebagai nyawa utama Golden State Warriors.
Di antara seluruh penampil, termasuk para pemain Boston Celtics, Curry adalah sosok yang paling subur dalam tiga gim pertama Final NBA 2022. Secara rata-rata Curry menyumbang 31,3 poin setelah 34 poin pada Gim 1, 29 poin pada Gim 2 dan 31 poin pada Gim 3.
Pada menit-menit akhir Gim 3 kemarin, Curry mengalami cedera dan sempat menepi sejenak sebelum bisa memaksakan diri melanjutkan permainan hingga ditarik oleh pelatih kepala Steve Kerr yang merasa marjin ketertinggalan 14 poin dari Celtics tak akan bisa dikejar Warriors di sisa waktu dua menit.
Baca juga: Abaikan cedera parah, Stephen Curry ngotot mainkan gim keempat
Curry mengklaim bahwa dia baik-baik saja dan tetap bisa melantai untuk Gim 4 yang dimainkan di TD Garden, Massachusetts, Jumat waktu setempat (Sabtu WIB).
Optimisme serupa juga diperlihatkan Warriors, terlebih kondisi Curry tidak memerlukan pemindaian MRI dan sang bintang tetap ambil bagian dalam sesi latihan Kamis (9/6).
"Saya akan bermain. Hanya itu yang saya tahu sekarang," kata Curry dalam jumpa pers terakhir menjelang Gim 4 yang disiarkan kanal YouTube NBA, Jumat.
Meski Curry optismistis, demikian juga Warriors, tetapi tentu rekan-rekan pebasket berusia 34 tahun itu dihadapkan pada tugas besar untuk mengambil peran yang lebih signifikan dalam Gim 4 nanti.
Klay Thompson tentunya jadi nama pertama yang terbersit ketika berbicara sosok selain Curry yang seharusnya bisa memainkan peranan lebih besar menjelang Gim 4.
Apabila di final Wilayah Barat Thompson menghadirkan performa "Game 6 Klay" satu pertandingan lebih cepat, boleh rasanya hal serupa juga terjadi dua gim lebih awal di Final NBA.
Gim 3 kemarin menjadi pertanda bahwa Thompson sudah mulai memperlihatkan perkembangan positif dengan mengemas 25 poin untuk memperbaiki rata-rata kontribusinya sepanjang Final NBA menjadi 17 poin.
Pada Gim 3 Thompson juga jauh lebih agresif dalam melepaskan tembakan dibandingkan Gim 1, tapi akurasi dan tingkat konversinya membaik dibandingkan Gim 2.
Jordan Poole yang mencuri perhatian lewat tembakan buzzer-beater pada kuarter ketiga Gim 2 juga tentunya diharapkan bisa berperan lebih signifikan.
Selain Thompson dan Poole, Andrew Wiggins juga mungkin menjadi nama lain yang diharapkan lebih signifikan dalam memasok angka bagi Warriors pada Gim 4 setelah punya rata-rata kontribusi 16,3 poin.
Apabila Thompson dan Poole diharapkan perannya, Wiggins tentu diharapkan bisa membantu Warriors berbicara lebih signifikan di paint area atau area sekitar keranjang yang harus diakui menjadi kunci dalam penentu kemenangan dalam dua gim final sebelumnya.
Oleh karena itu bukan hanya Wiggins, Kevon Looney, yang sempat menorehkan rekor sebagai center Warriors pertama sejak Robert Parish pada 1977, yang membukukan 20 poin dan 10 rebound pada sebuah pertandingan playoff dalam Gim 2 final Wilayah Barat kontra Dallas Mavericks.
Opsi lain yang mungkin bisa menjadi solusi anyar adalah dengan memberi menit bermain lebih bagi forward debutan Jonathan Kuminga yang punya postur menjanjikan dalam pertarungan di paint area.
"Anda tidak bisa mengesampingkan apa pun. Itu adalah sesuatu yang terus kami diskusikan di antara staf pelatih setiap harinya. Apakah kami perlu memasukkan pemain lain ke dalam rotasi? Apakah kami perlu mengubah kombinasi?" kata Kerr.
Siapapun itu nama yang akan muncul mengambil peranan lebih signifikan atau lagi-lagi bertopang kepada Curry, Warriors yang saat ini tertinggal 1-2 dari Celtics jelas akan memperlakukan Gim 4 dengan situasi wajib menang jika tak ingin berada di ujung tanduk saat pulang ke San Francisco untuk Gim 5 nanti.
Baca juga: Dibayangi cedera, Stephen Curry yakin bisa bela Warriors di Gim 4
Halaman selanjutnya: Kecuali Gim 1...
Perebutan paint area
Kecuali Gim 1 di mana Celtics mengorkestrasi kebangkitan gemilang mereka ditopang enam tripoin dalam rentetan poin 20-2, dua gim terakhir selalu memperlihatkan tim yang menguasai paint area akan keluar sebagai pemenang.
Sebetulnya di Gim 1 Celtics yang meraih kemenangan juga mengungguli perolehan poin paint area Warriors 34-26, tapi sulit rasanya menyebut paint area lebih signifikan berperan dibandingkan akurasi tripoin mereka yang mencapai 51,2 persen, tertinggi di seri sejauh ini.
Gim 2 dan Gim 3 menyajikan pertarungan antara dua tim yang relatif sama baik dalam mengeksekusi tembakan luar busur, tetapi perolehan poin di paint area jelas menjadi pembeda utama.
Dalam Gim 2, Warriors yang mengungguli perolehan paint area 40-24 mampu melenggang mulus meraih kemenangan 107-88 atas Celtics.
Celtics berganti mengendalikan penuh paint area dalam Gim 3 dengan raupan poin superior 52-26 demi menundukkan Warriors 116-100.
Dominasi paint area Celtics juga dilanjutkan dengan bagaimana mereka menguasai aspek rebound yakni 47-31 berbanding Warriors, termasuk keberhasilan mengamankan 40,8 persen situasi offensive rebound yang diterjemahkan lebih jauh lewat konversi poin-poin kesempatan kedua 22 berbanding 11.
Aspek penting lain yang bisa dibaca dari perebutan paint area adalah bagaimana kedua tim melindungi wilayah pertahanan mereka masing-masing dan nyatanya dalam Gim 2 Warriors harus mengakui kegagalan karena membiarkan Celtics membawa bola menembus pertahanan lawan (drive) sebanyak 57 kali, atau 22 kali lebih banyak dibandingkan 35 drive yang Warriors lakukan sendiri.
Baca juga: Draymond Green bilang Warriors gagal ganggu kenyamanan Celtics
Kelemahan Warriors di paint area Gim 2 tentu tidak lepas dari penampilan kurang prima yang diperlihatkan forward gaek Draymond Green.
Green hanya memproduksi dua poin, empat rebound, dan tiga assist selama 35 menit sebelum melakukan pelanggaran keenam atau dikenai foul out sekira empat menit menjelang bubaran kuarter keempat.
Angka-angka itu jelas akan mengundang kritik, tapi rekan-rekan Green masih meyakini pebasket berusia 32 tahun itu akan segera menemukan lagi peran besarnya.
"Ya, jelas ada alasan kenapa Draymond berada di sini. Kami tidak akan menjadi Warriors tanpa Draymond. Dia adalah salah satu pemain terbaik yang pernah berbagi lapangan dengan saya. Kami semua manusia, tidak bisa kebal terhadap satu atau dua malam yang buruk," kata Thompson.
"Saya tahu Draymond akan kembali mengeluarkan permainan khasnya yang sarat kontak fisik, cepat, lantang, dan menjadi 'Money Green' yang dicintai Dub Nation," ujarnya menambahkan.
Green memang perlu segera menemukan kembali performa terbaiknya dan bahu membahu bersama Wiggins dan Looney --jika perlu Kuminga-- untuk memenangi paint area baik saat bertahan maupun menyerang.
Baca juga: Statistik Gim 3 Final NBA, Celtics mendominasi "paint area"
Halaman selanjutnya: Perihal kepiawaian Warriors...
Teka teki kuarter ketiga
Perihal kepiawaian Warriors menguasai kuarter ketiga dan dampak penting yang bisa ditimbulkan dari hal itu rasanya sudah berkali-kali diutarakan serta diakui oleh pemain maupun pelatih kepala Celtics.
Akan tetapi hingga tiga gim Final NBA berjalan, Celtics tak kunjung mampu mengatasi problema tersebut.
Tentu saja, meski pada tiga gim mereka jadi bulan-bulanan Warriors pada kuarter ketiga, Celtics tetap berhasil memenangi keduanya.
Dan pada di Gim 3 ada progres positif ditunjukkan dalam upaya Celtics membendung daya ledak kuarter ketiga Warriors, di mana mereka hanya tertinggal raihan poin 25-33 dibandingkan 24-38 pada Gim 1 atau 14-35 di Gim 2.
Guard Celtics Marcus Smart bahkan mengaku tidak bisa menjelaskan mengapa timnya secara keseluruhan kalah 43 poin dalam kuarter ketiga dalam tiga gim final sejauh ini, padahal pada kuarter pertama, kedua dan keempat bila ditotal mereka bisa mengungguli Warriors 52 poin.
"Entahlah. Itu sepertinya sebuah hal yang akan menjadi misteri. Pada akhirnya kami hanya bisa melantai dan berusaha melakukan yang terbaik," kata Smart.
Baca juga: Marcus Smart akui hasil Gim 2 jadi tamparan buat Celtics
"Anda bisa saja menyusun rencana, dan nyatanya sejauh ini tidak mujarab .... Tentu saja kami tidak mau ini menjadi tren yang berkelanjutan," ujarnya menambahkan.
Bukan hanya Smart yang kebingungan menjelaskan, Kerr juga tidak tahu mengapa Warriors bisa begitu moncer di kuarter ketiga.
"Saya biasanya membuka buku berisikan kutipan kata-kata mutiara dari film atau sejarah, memilih satu yang tepat dan membakar semangat para pemain, lalu tiba-tiba mereka bermain lebih baik," katanya berkelakar.
"Saya tidak tahu. Itu sudah menjadi tren kami bertahun-tahun, dan hal itu rasanya tidak berkenaan dengan apa yang saya atau staf pelatih lain katakan. Semuanya ada di tangan para pemain, mereka hanya melakukannya," ujar Kerr melengkapi.
Meski kepiawaian Warriors pada kuarter ketiga mungkin akan kembali menjadi teka teki yang tak terpecahkan, tentunya mereka berharap itu akan membantu membukakan jalan memenangi Gim 4.
Dan sebaliknya Celtics berharap biarpun Warriors mengungguli raihan poin lagi di kuarter ketiga, asalkan mereka bangkit di kuarter keempat untuk merebut kemenangan itu tentu sudah cukup.
Baca juga: Kepercayaan para pemain Celtics jadi bahan bakar performa Jayson Tatum
Di antara seluruh penampil, termasuk para pemain Boston Celtics, Curry adalah sosok yang paling subur dalam tiga gim pertama Final NBA 2022. Secara rata-rata Curry menyumbang 31,3 poin setelah 34 poin pada Gim 1, 29 poin pada Gim 2 dan 31 poin pada Gim 3.
Pada menit-menit akhir Gim 3 kemarin, Curry mengalami cedera dan sempat menepi sejenak sebelum bisa memaksakan diri melanjutkan permainan hingga ditarik oleh pelatih kepala Steve Kerr yang merasa marjin ketertinggalan 14 poin dari Celtics tak akan bisa dikejar Warriors di sisa waktu dua menit.
Baca juga: Abaikan cedera parah, Stephen Curry ngotot mainkan gim keempat
Curry mengklaim bahwa dia baik-baik saja dan tetap bisa melantai untuk Gim 4 yang dimainkan di TD Garden, Massachusetts, Jumat waktu setempat (Sabtu WIB).
Optimisme serupa juga diperlihatkan Warriors, terlebih kondisi Curry tidak memerlukan pemindaian MRI dan sang bintang tetap ambil bagian dalam sesi latihan Kamis (9/6).
"Saya akan bermain. Hanya itu yang saya tahu sekarang," kata Curry dalam jumpa pers terakhir menjelang Gim 4 yang disiarkan kanal YouTube NBA, Jumat.
Meski Curry optismistis, demikian juga Warriors, tetapi tentu rekan-rekan pebasket berusia 34 tahun itu dihadapkan pada tugas besar untuk mengambil peran yang lebih signifikan dalam Gim 4 nanti.
Klay Thompson tentunya jadi nama pertama yang terbersit ketika berbicara sosok selain Curry yang seharusnya bisa memainkan peranan lebih besar menjelang Gim 4.
Apabila di final Wilayah Barat Thompson menghadirkan performa "Game 6 Klay" satu pertandingan lebih cepat, boleh rasanya hal serupa juga terjadi dua gim lebih awal di Final NBA.
Gim 3 kemarin menjadi pertanda bahwa Thompson sudah mulai memperlihatkan perkembangan positif dengan mengemas 25 poin untuk memperbaiki rata-rata kontribusinya sepanjang Final NBA menjadi 17 poin.
Pada Gim 3 Thompson juga jauh lebih agresif dalam melepaskan tembakan dibandingkan Gim 1, tapi akurasi dan tingkat konversinya membaik dibandingkan Gim 2.
Jordan Poole yang mencuri perhatian lewat tembakan buzzer-beater pada kuarter ketiga Gim 2 juga tentunya diharapkan bisa berperan lebih signifikan.
Selain Thompson dan Poole, Andrew Wiggins juga mungkin menjadi nama lain yang diharapkan lebih signifikan dalam memasok angka bagi Warriors pada Gim 4 setelah punya rata-rata kontribusi 16,3 poin.
Apabila Thompson dan Poole diharapkan perannya, Wiggins tentu diharapkan bisa membantu Warriors berbicara lebih signifikan di paint area atau area sekitar keranjang yang harus diakui menjadi kunci dalam penentu kemenangan dalam dua gim final sebelumnya.
Oleh karena itu bukan hanya Wiggins, Kevon Looney, yang sempat menorehkan rekor sebagai center Warriors pertama sejak Robert Parish pada 1977, yang membukukan 20 poin dan 10 rebound pada sebuah pertandingan playoff dalam Gim 2 final Wilayah Barat kontra Dallas Mavericks.
Opsi lain yang mungkin bisa menjadi solusi anyar adalah dengan memberi menit bermain lebih bagi forward debutan Jonathan Kuminga yang punya postur menjanjikan dalam pertarungan di paint area.
"Anda tidak bisa mengesampingkan apa pun. Itu adalah sesuatu yang terus kami diskusikan di antara staf pelatih setiap harinya. Apakah kami perlu memasukkan pemain lain ke dalam rotasi? Apakah kami perlu mengubah kombinasi?" kata Kerr.
Siapapun itu nama yang akan muncul mengambil peranan lebih signifikan atau lagi-lagi bertopang kepada Curry, Warriors yang saat ini tertinggal 1-2 dari Celtics jelas akan memperlakukan Gim 4 dengan situasi wajib menang jika tak ingin berada di ujung tanduk saat pulang ke San Francisco untuk Gim 5 nanti.
Baca juga: Dibayangi cedera, Stephen Curry yakin bisa bela Warriors di Gim 4
Halaman selanjutnya: Kecuali Gim 1...
Perebutan paint area
Kecuali Gim 1 di mana Celtics mengorkestrasi kebangkitan gemilang mereka ditopang enam tripoin dalam rentetan poin 20-2, dua gim terakhir selalu memperlihatkan tim yang menguasai paint area akan keluar sebagai pemenang.
Sebetulnya di Gim 1 Celtics yang meraih kemenangan juga mengungguli perolehan poin paint area Warriors 34-26, tapi sulit rasanya menyebut paint area lebih signifikan berperan dibandingkan akurasi tripoin mereka yang mencapai 51,2 persen, tertinggi di seri sejauh ini.
Gim 2 dan Gim 3 menyajikan pertarungan antara dua tim yang relatif sama baik dalam mengeksekusi tembakan luar busur, tetapi perolehan poin di paint area jelas menjadi pembeda utama.
Dalam Gim 2, Warriors yang mengungguli perolehan paint area 40-24 mampu melenggang mulus meraih kemenangan 107-88 atas Celtics.
Celtics berganti mengendalikan penuh paint area dalam Gim 3 dengan raupan poin superior 52-26 demi menundukkan Warriors 116-100.
Dominasi paint area Celtics juga dilanjutkan dengan bagaimana mereka menguasai aspek rebound yakni 47-31 berbanding Warriors, termasuk keberhasilan mengamankan 40,8 persen situasi offensive rebound yang diterjemahkan lebih jauh lewat konversi poin-poin kesempatan kedua 22 berbanding 11.
Aspek penting lain yang bisa dibaca dari perebutan paint area adalah bagaimana kedua tim melindungi wilayah pertahanan mereka masing-masing dan nyatanya dalam Gim 2 Warriors harus mengakui kegagalan karena membiarkan Celtics membawa bola menembus pertahanan lawan (drive) sebanyak 57 kali, atau 22 kali lebih banyak dibandingkan 35 drive yang Warriors lakukan sendiri.
Baca juga: Draymond Green bilang Warriors gagal ganggu kenyamanan Celtics
Kelemahan Warriors di paint area Gim 2 tentu tidak lepas dari penampilan kurang prima yang diperlihatkan forward gaek Draymond Green.
Green hanya memproduksi dua poin, empat rebound, dan tiga assist selama 35 menit sebelum melakukan pelanggaran keenam atau dikenai foul out sekira empat menit menjelang bubaran kuarter keempat.
Angka-angka itu jelas akan mengundang kritik, tapi rekan-rekan Green masih meyakini pebasket berusia 32 tahun itu akan segera menemukan lagi peran besarnya.
"Ya, jelas ada alasan kenapa Draymond berada di sini. Kami tidak akan menjadi Warriors tanpa Draymond. Dia adalah salah satu pemain terbaik yang pernah berbagi lapangan dengan saya. Kami semua manusia, tidak bisa kebal terhadap satu atau dua malam yang buruk," kata Thompson.
"Saya tahu Draymond akan kembali mengeluarkan permainan khasnya yang sarat kontak fisik, cepat, lantang, dan menjadi 'Money Green' yang dicintai Dub Nation," ujarnya menambahkan.
Green memang perlu segera menemukan kembali performa terbaiknya dan bahu membahu bersama Wiggins dan Looney --jika perlu Kuminga-- untuk memenangi paint area baik saat bertahan maupun menyerang.
Baca juga: Statistik Gim 3 Final NBA, Celtics mendominasi "paint area"
Halaman selanjutnya: Perihal kepiawaian Warriors...
Teka teki kuarter ketiga
Perihal kepiawaian Warriors menguasai kuarter ketiga dan dampak penting yang bisa ditimbulkan dari hal itu rasanya sudah berkali-kali diutarakan serta diakui oleh pemain maupun pelatih kepala Celtics.
Akan tetapi hingga tiga gim Final NBA berjalan, Celtics tak kunjung mampu mengatasi problema tersebut.
Tentu saja, meski pada tiga gim mereka jadi bulan-bulanan Warriors pada kuarter ketiga, Celtics tetap berhasil memenangi keduanya.
Dan pada di Gim 3 ada progres positif ditunjukkan dalam upaya Celtics membendung daya ledak kuarter ketiga Warriors, di mana mereka hanya tertinggal raihan poin 25-33 dibandingkan 24-38 pada Gim 1 atau 14-35 di Gim 2.
Guard Celtics Marcus Smart bahkan mengaku tidak bisa menjelaskan mengapa timnya secara keseluruhan kalah 43 poin dalam kuarter ketiga dalam tiga gim final sejauh ini, padahal pada kuarter pertama, kedua dan keempat bila ditotal mereka bisa mengungguli Warriors 52 poin.
"Entahlah. Itu sepertinya sebuah hal yang akan menjadi misteri. Pada akhirnya kami hanya bisa melantai dan berusaha melakukan yang terbaik," kata Smart.
Baca juga: Marcus Smart akui hasil Gim 2 jadi tamparan buat Celtics
"Anda bisa saja menyusun rencana, dan nyatanya sejauh ini tidak mujarab .... Tentu saja kami tidak mau ini menjadi tren yang berkelanjutan," ujarnya menambahkan.
Bukan hanya Smart yang kebingungan menjelaskan, Kerr juga tidak tahu mengapa Warriors bisa begitu moncer di kuarter ketiga.
"Saya biasanya membuka buku berisikan kutipan kata-kata mutiara dari film atau sejarah, memilih satu yang tepat dan membakar semangat para pemain, lalu tiba-tiba mereka bermain lebih baik," katanya berkelakar.
"Saya tidak tahu. Itu sudah menjadi tren kami bertahun-tahun, dan hal itu rasanya tidak berkenaan dengan apa yang saya atau staf pelatih lain katakan. Semuanya ada di tangan para pemain, mereka hanya melakukannya," ujar Kerr melengkapi.
Meski kepiawaian Warriors pada kuarter ketiga mungkin akan kembali menjadi teka teki yang tak terpecahkan, tentunya mereka berharap itu akan membantu membukakan jalan memenangi Gim 4.
Dan sebaliknya Celtics berharap biarpun Warriors mengungguli raihan poin lagi di kuarter ketiga, asalkan mereka bangkit di kuarter keempat untuk merebut kemenangan itu tentu sudah cukup.
Baca juga: Kepercayaan para pemain Celtics jadi bahan bakar performa Jayson Tatum
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: