Mahfud sebut kerja sama antarumat beragama bangun Indonesia damai
10 Juni 2022 14:27 WIB
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat menghadiri forum dialog di Den Haag, Belanda, Kamis (9/6/2022). ANTARA/HO-Humas Kemenko Polhukam.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD memandang kerja sama antarumat beragama di Indonesia dengan menciptakan toleransi dan moderasi beragama mampu membangun kehidupan berbangsa yang positif dan damai.
“Nation building (pembangunan bangsa) ini tidak hanya dilakukan oleh komunitas Islam, tetapi dilakukan komunitas agama lain di Indonesia. Hal inilah yang membentuk kehidupan positif dan penuh dengan toleransi di Indonesia, yang bisa kita nikmati bersama sampai saat ini,” kata Mahfud berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Mahfud menilai pembudayaan nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama yang dilakukan berkat kerja sama antarumat beragama di Indonesia menjadi elemen penting dalam merekatkan dan menjaga kesatuan bangsa.
Baca juga: Mahfud MD kenang Kiai Dimyati Rois sebagai sosok sederhana
Hal tersebut dikemukakannya saat menyampaikan pidato kunci dalam acara "The 7th Interfaith Dialogue: Religion in Colonization and Decolonization: Indonesian-Dutch Confrontation, Confirmation, Transformation" di Den Haag, Belanda, Kamis (9/6).
Mahfud menyampaikan bahwa setelah Indonesia merdeka, berbagai organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, dan komunitas agama lain mendirikan berbagai institusi pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga universitas.
Bahkan, tambah dia, organisasi-organisasi tersebut memberikan beasiswa dan mendirikan ratusan rumah sakit di seluruh Indonesia sehingga mampu mendukung pembangunan bangsa.
Baca juga: Mahfud MD: Jangan ganggu independensi Polri dengan pesan politik
Selain itu, Mahfud menilai peran organisasi-organisasi keagamaan tersebut dibutuhkan oleh segenap bangsa Indonesia dalam mencegah perkembangan ideologi asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dengan demikian, menurut dia, agama dan kehidupan antarumat beragama di Indonesia bernilai strategis dalam membangun inklusivitas, toleransi, dan moderasi sebagai nilai-nilai bersama dalam kehidupan berbangsa.
“Perkembangan dan perlindungan atas nilai toleransi dan moderasi merupakan aspek krusial dalam melindungi keberagaman Indonesia,” ujar dia.
Baca juga: Mahfud: Pemerintah bentuk tim tangani kasus tanah
Pada kesempatan yang sama, Mahfud menyampaikan peran besar dari para tokoh agama yang tidak hanya muncul pada masa sekarang ini, tetapi juga pada masa memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Bahkan, KH Hasyim Asy’ari melahirkan Resolusi Jihad, di mana resolusi itu mewajibkan seluruh organisasi Islam untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ujar alumnus Pondok Pesantren Al Mardhiyah, Pamekasan, Jawa Timur ini.
Mahfud MD yang didampingi Deputi Bidang Koordinasi Luar Negeri Kemenko Polhukam Rina Soemarno dan jajaran Kemenko Polhukam lainnya akan melakukan serangkaian kegiatan lain di Den Haag dan Amsterdam, Belanda, sebelum menyampaikan pidato pada Sesi Ke-50 Sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, Senin (13/6).
“Nation building (pembangunan bangsa) ini tidak hanya dilakukan oleh komunitas Islam, tetapi dilakukan komunitas agama lain di Indonesia. Hal inilah yang membentuk kehidupan positif dan penuh dengan toleransi di Indonesia, yang bisa kita nikmati bersama sampai saat ini,” kata Mahfud berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Mahfud menilai pembudayaan nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama yang dilakukan berkat kerja sama antarumat beragama di Indonesia menjadi elemen penting dalam merekatkan dan menjaga kesatuan bangsa.
Baca juga: Mahfud MD kenang Kiai Dimyati Rois sebagai sosok sederhana
Hal tersebut dikemukakannya saat menyampaikan pidato kunci dalam acara "The 7th Interfaith Dialogue: Religion in Colonization and Decolonization: Indonesian-Dutch Confrontation, Confirmation, Transformation" di Den Haag, Belanda, Kamis (9/6).
Mahfud menyampaikan bahwa setelah Indonesia merdeka, berbagai organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, dan komunitas agama lain mendirikan berbagai institusi pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga universitas.
Bahkan, tambah dia, organisasi-organisasi tersebut memberikan beasiswa dan mendirikan ratusan rumah sakit di seluruh Indonesia sehingga mampu mendukung pembangunan bangsa.
Baca juga: Mahfud MD: Jangan ganggu independensi Polri dengan pesan politik
Selain itu, Mahfud menilai peran organisasi-organisasi keagamaan tersebut dibutuhkan oleh segenap bangsa Indonesia dalam mencegah perkembangan ideologi asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dengan demikian, menurut dia, agama dan kehidupan antarumat beragama di Indonesia bernilai strategis dalam membangun inklusivitas, toleransi, dan moderasi sebagai nilai-nilai bersama dalam kehidupan berbangsa.
“Perkembangan dan perlindungan atas nilai toleransi dan moderasi merupakan aspek krusial dalam melindungi keberagaman Indonesia,” ujar dia.
Baca juga: Mahfud: Pemerintah bentuk tim tangani kasus tanah
Pada kesempatan yang sama, Mahfud menyampaikan peran besar dari para tokoh agama yang tidak hanya muncul pada masa sekarang ini, tetapi juga pada masa memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Bahkan, KH Hasyim Asy’ari melahirkan Resolusi Jihad, di mana resolusi itu mewajibkan seluruh organisasi Islam untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ujar alumnus Pondok Pesantren Al Mardhiyah, Pamekasan, Jawa Timur ini.
Mahfud MD yang didampingi Deputi Bidang Koordinasi Luar Negeri Kemenko Polhukam Rina Soemarno dan jajaran Kemenko Polhukam lainnya akan melakukan serangkaian kegiatan lain di Den Haag dan Amsterdam, Belanda, sebelum menyampaikan pidato pada Sesi Ke-50 Sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, Senin (13/6).
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: