Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan menilai pelaut merupakan salah satu profesi yang paling penting dan besar saat pandemi karena pergerakan arus barang dituntut harus tetap berjalan agar tidak terjadi kelangkaan.

"Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia yang menyuplai pelaut untuk kapal yang berlayar di seluruh dunia baik itu kapal niaga maupun kapal asing," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Djoko Sasono dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Hal tersebut disampaikan saat membuka pendidikan dan latihan Standards of Training, Certifitation and Watchkeeping (STCW) dan Non STCW melalui metoda pembelajaran Asynchronous.

Dikatakan, Kementerian Perhubungan/Kemenhub sebagai penyedia sumber daya manusia (SDM) dituntut mampu melahirkan pelaut handal dan memiliki kompetensi yang mumpuni.

Untuk ini, katanya, seluruh unit kerja di bawah BPSDMP khususnya Balai Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran/BP3IP Jakarta perlu didorong agar secara terus menerus secara konsisten untuk berinovasi dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang kemaritiman dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini sehingga dapat memudahkan seluruh pelaut meningkatkan kompetensinya.

Ia juga melihat bahwa diklat STCW dan Non STCW melalui metoda pembelajaran Asynchronous sangat bagus serta harus dikembangkan. Tidak hanya itu, Djoko juga meminta BP3IP Jakarta meningkatkan kolaborasi dengan industri agar kegiatan pendidikan dan pelatihan dapat link and match dengan kebutuhan kompetensi yang diperlukan oleh industri pelayaran.

Direktur Balai Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP)/BP3IP Jakarta, Ahmad menjelaskan kegiatan bertujuan memperkenalkan diri kepada pemangku kepentingan dan pelaut yang ada di kota Batam dan sekitarnya. Pada acara sarasehan ini pihaknya juga perkenalkan diklat peningkatan dengan metoda baru yaitu metoda Asynchronous.

"Metoda Asynchronous merupakan proses pembelajaran daring yang memberikan bahan ajar dan pengerjaan tugas tidak langsung. Bahan ajar dan tugas dapat berbentuk video beserta bahasa isyarat dan terjemahannya maupun bentuk lainnya,” katanya.


Baca juga: Kemenhub pastikan lakukan perlindungan kepada pelaut Indonesia
Baca juga: Kemenhub dorong pelaut Indonesia tingkatkan kemampuan
Baca juga: Kemenhub apresiasi program buku pelaut di sekolah pelayaran