Telkom pastikan pengembangan pusat data jadi tantangan bisnis ke depan
9 Juni 2022 21:42 WIB
Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah (empat dari kanan) saat memberikan paparan media di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (9/6/2022). ANTARA/Satyagraha
Sleman, DIY (ANTARA) - Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Ririek Adriansyah memastikan pengembangan pusat data (data center) untuk mengantisipasi potensi pertumbuhan digital menjadi salah satu jadi tantangan bisnis perseroan ke depan.
"Dalam kondisi saat ini, bisnis telekomunikasi akan menghadapi tantangan yang sama, tapi Telkom akan bersiap untuk masa depan," katanya dalam diskusi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.
Ririek memastikan konsolidasi data center ini dibutuhkan, termasuk melalui kolaborasi dengan Microsoft, seiring dengan pertumbuhan perusahaan rintisan (start up) yang makin pesat di Indonesia.
"Kita juga berkolaborasi untuk mengembangkan bisnis di regional dengan Singtel dan kemungkinan untuk membangun Batam Data Center untuk menggapai potensi pasar dari Singapura," katanya.
Menurut dia, Batam menjadi salah satu potensi karena Singapura sedang melakukan moratorium untuk membangun pusat data baru dan memiliki lokasi yang strategis mengingat Selat Malaka mempunyai banyak jaringan kabel optik.
Ia pun menambahkan salah satu pembentukan pusat data baru tersebut nantinya akan dilakukan di lahan Ibu Kota Negara Nusantara seiring dengan kemungkinan kota baru tersebut memanfaatkan sepenuhnya teknologi digital dan ramah lingkungan.
"Kita intens terus diskusinya, kalau angka dan kapasitas berapa belum tahu persisnya. Termasuk letak ukurannya belum ada, karena unit IKN ini masih fokus budgetnya dari APBN," katanya.
CEO NeutraDC Andreuw Th menambahkan potensi Grup Telkom untuk ekspansi ke data center sangat besar karena bisnis e-commerce akan menjadi tulang punggung perekonomian di masa depan.
Ia pun memastikan saat ini Indonesia, sebagai salah satu pengguna internet terbesar di Asia Tenggara, mempunyai potensi permintaan yang tinggi atas pusat data di kawasan, atau hanya kalah dari India.
"Telkom Data Center akan terus meningkatkan kapasitas hingga 400 MW yang didukung dengan pemanfaatan energi baru terbarukan pada 2030," kata Andreuw.
Sebagai anak usaha Telkom yang menyediakan layanan data center berkategori hyperscale hingga edge, NeutraDC saat ini sudah menyiapkan pusat data di Cikarang yang total TI load bisa mencapai 51 MW.
Terkait rencana pembangunan pusat data di Batam dan Manado, Andreuw mengakui rencana tersebut untuk menangkap peluang besar dari perekonomian digital yang sedang tumbuh di wilayah tersebut.
"Saat ini ada market overflow, setelah Singapura melakukan moratorium tidak menambah data center. Padahal ada potensi besar untuk menangkap market dari Indonesia maupun pelaku global di Singapura," katanya.
Baca juga: Pengembangan data center Telkom dorong kemajuan ekonomi digital
Baca juga: Komisi VI DPR RI apresiasi pengembangan bisnis data center TelkomGroup
Baca juga: Perkuat data center, Telkom ambil alih saham PT Sigma Tata Sadaya
"Dalam kondisi saat ini, bisnis telekomunikasi akan menghadapi tantangan yang sama, tapi Telkom akan bersiap untuk masa depan," katanya dalam diskusi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.
Ririek memastikan konsolidasi data center ini dibutuhkan, termasuk melalui kolaborasi dengan Microsoft, seiring dengan pertumbuhan perusahaan rintisan (start up) yang makin pesat di Indonesia.
"Kita juga berkolaborasi untuk mengembangkan bisnis di regional dengan Singtel dan kemungkinan untuk membangun Batam Data Center untuk menggapai potensi pasar dari Singapura," katanya.
Menurut dia, Batam menjadi salah satu potensi karena Singapura sedang melakukan moratorium untuk membangun pusat data baru dan memiliki lokasi yang strategis mengingat Selat Malaka mempunyai banyak jaringan kabel optik.
Ia pun menambahkan salah satu pembentukan pusat data baru tersebut nantinya akan dilakukan di lahan Ibu Kota Negara Nusantara seiring dengan kemungkinan kota baru tersebut memanfaatkan sepenuhnya teknologi digital dan ramah lingkungan.
"Kita intens terus diskusinya, kalau angka dan kapasitas berapa belum tahu persisnya. Termasuk letak ukurannya belum ada, karena unit IKN ini masih fokus budgetnya dari APBN," katanya.
CEO NeutraDC Andreuw Th menambahkan potensi Grup Telkom untuk ekspansi ke data center sangat besar karena bisnis e-commerce akan menjadi tulang punggung perekonomian di masa depan.
Ia pun memastikan saat ini Indonesia, sebagai salah satu pengguna internet terbesar di Asia Tenggara, mempunyai potensi permintaan yang tinggi atas pusat data di kawasan, atau hanya kalah dari India.
"Telkom Data Center akan terus meningkatkan kapasitas hingga 400 MW yang didukung dengan pemanfaatan energi baru terbarukan pada 2030," kata Andreuw.
Sebagai anak usaha Telkom yang menyediakan layanan data center berkategori hyperscale hingga edge, NeutraDC saat ini sudah menyiapkan pusat data di Cikarang yang total TI load bisa mencapai 51 MW.
Terkait rencana pembangunan pusat data di Batam dan Manado, Andreuw mengakui rencana tersebut untuk menangkap peluang besar dari perekonomian digital yang sedang tumbuh di wilayah tersebut.
"Saat ini ada market overflow, setelah Singapura melakukan moratorium tidak menambah data center. Padahal ada potensi besar untuk menangkap market dari Indonesia maupun pelaku global di Singapura," katanya.
Baca juga: Pengembangan data center Telkom dorong kemajuan ekonomi digital
Baca juga: Komisi VI DPR RI apresiasi pengembangan bisnis data center TelkomGroup
Baca juga: Perkuat data center, Telkom ambil alih saham PT Sigma Tata Sadaya
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: