Semarang (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa pengembangan vaksin COVID-19 BUMN oleh PT Bio Farma (Persero) yang saat ini sudah memasuki uji klinis fase 3 merupakan upaya untuk memperkuat kedaulatan kesehatan bangsa Indonesia.


"Bagaimana kita punya vaksin sendiri tidak terus mengimpor vaksin dan tentu konteks inilah mengapa hari ini kembali kita buktikan kalau kita bisa bekerja sama, berikan solusi terbaik untuk bangsa negara," kata Menteri BUMN pada Kick Off Uji Klinis Fase 3 Vaksin COVID-19 BUMN di Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Kamis.

Menteri BUMN menegaskan pihaknya terus mendorong supaya Indonesia tidak terus bergantung dengan negara-negara lain dalam berbagai bidang.

"Apakah dalam konteks bahan baku obat, apakah dalam konteks mendorong kesehatan masyarakat secara menyeluruh, baik dalam menjaga supaya masyarakat kita percaya dengan kesehatan yang dibangun di dalam negeri ataupun terobosan-terobosan seperti hari ini," ujarnya.

Pandemi COVID-19, lanjut Menteri BUMN, mengajarkan pentingnya kesehatan masyarakat dan bangsa sehingga kedepannya tidak hanya sebagai fakir untuk penemuan sains atau industri kesehatan.

Baca juga: Erick Thohir minta Vaksin BUMN bisa sokong kebutuhan dunia

Baca juga: Vaksin BUMN masuk fase akhir uji klinis


Terkait dengan pendistribusian Vaksin COVID-19 BUMN, Erick menyebutkan pada tahap awal akan diprioritaskan untuk bangsa Indonesia, dan berpotensi diproduksi massal hingga diekspor.

"Tentu tahap awal kita prioritaskan untuk bangsa kita dulu, memang kapasitas produksi (PT Bio Farma) besar sampai 120 juta per tahun, tapi disampaikan total produksi bisa mencapai 500 juta,kalau diperlukan bisa tingkatkan," katanya.

Dalam kesempatan tersebur, Menteri BUMN mengapresiasi kolaborasi Kementerian Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), PT Bio Farma dalam penelitian serta uji klinis Vaksin COVID-19 BUMN yang sudah memasuki tahap akhir.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan permasalahan kesehatan secara keseluruhan bukan menjadi tanggung jawab eksklusif Kemenkes, melainkan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat dan kementerian lain.

"Hari ini dibuktikan tanggung jawab tersebut dengan kolaborasi bersama, kementerian, BPOM, perguruan tinggi, dan peneliti," ujarnya.
Kepala BPOM Penny Lukito menyebut Vaksin COVID-19 BUMN ini merupakan karya anak bangsa yang sekarang memasuki fase ketiga atau terakhir.


"Kami sudah berikan izin untuk uji klinis, mudah-mudahan hasilnya baik dan sesuai dengan jangka waktu yang sudah disepakati. Mudah-mudahan bisa segera diproduksi secara massal vaksin yang bermutu, aman, dan berdaya saing sehingga kemandirian bangsa kita pengembangan industri vaksin yang bertaraf internasional," katanya.

Ia mengungkapkan uji klinis fase ketiga Vaksin COVID-19 akan dilakukan kepada 4.050 subjek dengan batasan usia antara 18-70 tahun.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menambahkan, pihaknya sedang menyelesaikan uji klinis Vaksin COVID-19 BUMN dan menyiapkan kapasitas produksi yang cukup besar.

"Kami siapkan kapasitas 120 juta dosis per tahun dan siap berproduksi sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah resmi melakukan uji klinis tahap III Vaksin BUMN

Baca juga: Produksi vaksin COVID ASEAN, Erick: Bukti kepercayaan dunia pada RI