Aktivitas Ahmadiyah diawasi, antisipasi MUI Yogyakarta
15 Januari 2012 15:49 WIB
Sejumlah elemen yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) saat akan membubarkan kegiatan pengajian yang dilakukan kelompok Ahmadiyah di Yogyakarta, Jumat (13/1). FUI meminta aparat keamanan membubarkan segala kegiatan Ahmadiyah. (FOTO ANTARA/Regina Safri)
Yogyakarta (ANTARA News) - Seluruh aktivitas gerakan Ahmadiyah di Yogyakarta akan terus diawasi secara ketat Majelis Ulama Indonesia DIY untuk mengantisipasi agar kejadian pada Jumat (13/1) tidak kembali terulang.
"Kami akan terus mengawasi seluruh aktivitas dari GAI maupun dari Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI)," kata Ketua MUI DIY, Thoha Abdurahman, di Yogyakarta, Minggu.
Pada Jumat (13/1), ratusan orang yang mengatasnamakan Front Umat Islam mendatangi komplek SMK Piri Yogyakarta dengan tujuan membubarkan kegiatan pengajian yang digelar oleh Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI).
Menurut dia, MUI DIY tidak mendapatkan laporan kegiatan pengajian GAI di komplek sekolah Piri tersebut, padahal sudah ada kesepakatan bahwa seluruh aktivitas harus dilaporkan kepada MUI.
Ia menambahkan, selain akan memperketat pengawasan terhadap gerakan Ahmadiyah di wilayah tersebut, pihaknya juga akan melakukan pengecekan terhadap kurikulum di sekolah tersebut.
"Kami akan cek materi pendidikannya. Jika memang melanggar kesepakatan, maka segera kami ambil tindakan tegas," katanya.
Kesepakatan tersebut adalah, gerakan Ahmadiyah tidak mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, tetapi hanya sebagai pembaharu dan mempercayai bahwa nabi terakhir adalah Muhammad SAW.
Sementara itu, Wakil Ketua GAI Muslich Zainal Asikin mengatakan, kegiatan di SMK Piri tersebut merupakan pengajian rutin tahunan yang diikuti perwakilan gerakan tersebut dari seluruh Indonesia.
"Kami adalah aliran Lahore yang mempercayai Muhammad sebagai nabi terakhir," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) Sidiq Pramono mengatakan, gerakan Ahmadiyah Lahore adalah gerakan yang tidak mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi.
"Sebelumnya, tidak pernah ada masalah dari gerakan Ahmadiyah Lahore di Yogyakarta. Bahkan Piri pernah menjadi sekretariat bersama antar jamaah di Yogyakarta," katanya. (E013)
"Kami akan terus mengawasi seluruh aktivitas dari GAI maupun dari Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI)," kata Ketua MUI DIY, Thoha Abdurahman, di Yogyakarta, Minggu.
Pada Jumat (13/1), ratusan orang yang mengatasnamakan Front Umat Islam mendatangi komplek SMK Piri Yogyakarta dengan tujuan membubarkan kegiatan pengajian yang digelar oleh Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI).
Menurut dia, MUI DIY tidak mendapatkan laporan kegiatan pengajian GAI di komplek sekolah Piri tersebut, padahal sudah ada kesepakatan bahwa seluruh aktivitas harus dilaporkan kepada MUI.
Ia menambahkan, selain akan memperketat pengawasan terhadap gerakan Ahmadiyah di wilayah tersebut, pihaknya juga akan melakukan pengecekan terhadap kurikulum di sekolah tersebut.
"Kami akan cek materi pendidikannya. Jika memang melanggar kesepakatan, maka segera kami ambil tindakan tegas," katanya.
Kesepakatan tersebut adalah, gerakan Ahmadiyah tidak mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, tetapi hanya sebagai pembaharu dan mempercayai bahwa nabi terakhir adalah Muhammad SAW.
Sementara itu, Wakil Ketua GAI Muslich Zainal Asikin mengatakan, kegiatan di SMK Piri tersebut merupakan pengajian rutin tahunan yang diikuti perwakilan gerakan tersebut dari seluruh Indonesia.
"Kami adalah aliran Lahore yang mempercayai Muhammad sebagai nabi terakhir," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) Sidiq Pramono mengatakan, gerakan Ahmadiyah Lahore adalah gerakan yang tidak mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi.
"Sebelumnya, tidak pernah ada masalah dari gerakan Ahmadiyah Lahore di Yogyakarta. Bahkan Piri pernah menjadi sekretariat bersama antar jamaah di Yogyakarta," katanya. (E013)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012
Tags: