Makassar (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng menyosialisasikan programnya yakni "Mengolahragakan Pesantren" di Kampus II Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

"Selama saya menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga saya bertekad untuk membangun generasi pemuda yang berkualitas dan salah satu sasaran saya adalah pesantren-pesantren," ujarnya dihadapan para akademisi UMI Makassar, Sabtu.

Ia mengatakan, program mengolahragakan pesantren merupakan salah satu rencana besarnya karena banyak potensi-potensi yang bisa dikembangkan dari pondok pesantren.

Pembangunan karakter pemuda Indonesia bisa dilakukan dari sekolah, perguruan tinggi dan pondok pesantren. Pembangunan karakter itu tidak hanya didapatkan dari dalam ruangan kelas, melainkan kegiatan di luar kelas seperti olahraga dan pramuka.

"Kami akan mendorong pesantren-pesantren untuk mengembangkan kegiatan keolahragaan dan kepemudaan, termasuk pramuka pada pesantren. Kegiatan ini merupakan program mengolahragakan pesantren yang mempunyai daya saing," katanya.

Dengan program ini, dirinya yakin akan bisa melahirkan atlet-atlet yang berprestasi dan membawa nama harum bangsa ini di kancah internasional.

Hal ini ditunjang dengan adanya pendidikan akhlak dan pembangunan karakter pemuda Indonesia yang lebih baik. Dirinya berharap agar semua komponen masyarakat bisa mendukung programnya ini agar menghasilkan generasi yang sehat dan berkepribadian.

Ia menyatakan, generasi pemuda merupakan alat yang tepat untuk menata bangsa ini menjadi lebih baik, tetapi di tangan generasi muda juga bangsa ini bisa hancur.

Ia mencontohkan, sejumlah mahasiswa atau pemuda yang menarik diri dari kelompok dan masyarakat lebih rentan mendapat pendidikan yang salah.

Seperti halnya dengan banyaknya pemuda yang menjadi relawan bom bunuh diri dengan menggunakan simbol-simbol agama.

"Coba lihat, yang paling banyak menjadi relawan bom bunuh diri itu kan para pemuda dan tidak ada orang tua yang menjadi relawan," ucapnya.

Kenapa demikian, lanjut Alifian, karena pemuda yang seperti itu umumnya menarik diri dari masyarakat dan langsung dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang merusak tatanan demokrasi bangsa ini.

"Coba bandingkan dengan pemuda-pemuda yang lebih banyak mengisi kegiatan itu pada kemasyarakatan, kemanusiaan dan keolahragaan. Hampir tidak ada pemuda seperti ini menjadi korban dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," tuturnya.

Karena itu, program mengolahragakan pesantren ini harus mendapat dukungan dari seluruh komponen masyarakat dan pemerintah untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.

(T.KR-MH/F003)