Manado (ANTARA News) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu menyebut keterbatasan penerbangan langsung dari luar negeri menjadi salah satu permasalahan peningkatan kunjungan wisata ke Sulawesi Utara(Sulut).

"Beberapa negara yang menjadi sumber pasar potensial untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Sulut tidak punya penerbangan langsung, ini merupakan salah satu masalah bagi pariwisata Sulut," kata Menteri Pangestu dalam Seminar Nasional Pariwisata di Hotel Sintesa Peninsula yang dilaksanakkan dalam rangka ASEAN Tourism Forum (ATF) di Manado, Jumat.

Permasalahan angkutan udara lain, kata Pangestu masih terbatasnya fasilitas di Bandara Sam Ratulangi Manado dan kualitasnya masih perlu ditingkatkan untuk mendukung kenyamanan penumpang sebagai bandara internasional terutama soal kebersihan dan modernisasi fasilitas.

Permasalahan aksebilitas darat, kata Pangestu keterbatasan kapasitas ruas jalan antar destinasi pariwisata Bogani Nani Wartabone, Manado Kota, Tomohon-Tondano, Bunaken dan Bitung-Lembeh, Likupang dan Sangihe Talaud.

Permasalahan lainnya, belum terintegrasinya jaringan aksebilitas dan moda angkutan transportasi, khususnya di titik hub untuk mendukung kemudahan pergerakan wisatawan antar destinasi.

Dalam kesempatan tersebut, Pangestu memaparkan tren kunjungan wisata ke Sulut tahun 2008 hingga 2011 dimana pertumbuhan tertinggi wisatawan dari China sebesar 117 persen.

"Tahun 2008 sampai November 2011, kunjungan Wisman China ke Sulut tumbuh 117 persen, disusul India 64 persen, Korea Selatan 43 persen, Hongkong 30 persen, dan Australia 17 persen," kata Pangestu.

Pangestu mengatakan, selain negara tersebut masih ada pasar Rusia yang kunjungannya ke Sulut cukup tinggi yakni mencapai sembilan persen dan Jerman enam persen.

Menteri Pangestu menjelaskan untuk Sulut ada yang program wisata untuk paket Mass Market terdiri wisata bahari pantai Bunaken, wisata budaya etnik/tradisi Kawangkoan, wisata danau Tondano dan wisata agro Tomohon.

Selain program umum tersebut, kata Menteri Pangestu masih ada program yang dinamakan nice market atau minat khusus.

Wisata minat khusus seperti wisata ekologi hutan dan gunung Tangkoko, Bogani, wisata budaya etnik/tradisi di Minahasa dan wisata bahari diving di Selat Lembeh.

(T.G004/B/S006)