G20 Indonesia - Wamenkes: "One Health" cegah "outbreak" di masa depan
8 Juni 2022 19:02 WIB
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, memberikan keterangan pers usai menutup Health Working Group ke-dua G20 di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (8/6/2022). ANTARA/Awaludin
Lombok Barat (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyatakan One Health, yakni konsep baru bagaimana penyakit pada hewan berpindah ke manusia, menjadi salah satu upaya mencegah terjadinya kejadian luar biasa (outbreak) di masa mendatang.
"One Health menjadi perhatian kita semua supaya tidak terjadi outbreak di masa datang dan tidak menjadi penyakit baru di masa yang akan datang," kata Wamenkes Dante Saksono Harbuwono, dalam konferensi pers usai menutup Health Working Group ke-dua G20 di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu.
Ia mengatakan One Health bukan mengatasi penyakit yang sebelumnya ada dalam manusia, tapi ada dalam hewan yang pindah ke manusia.
"Untuk itu, kita terus berbenah diri, melakukan evaluasi dan melakukan implementasi untuk membuat One Health ini menjadi isu yang penting di setiap negara, terutama negara-negara yang kaya dengan keanekaragaman hewani dan hayati seperti Indonesia," ujarnya.
Baca juga: AIHSP: One Health perlu upaya pantau kesehatan manusia dengan hewan
Baca juga: AIHSP: One Health penting untuk atasi ancaman resistensi antimikroba
Menurut Dante, yang menjadi tantangan dalam implementasi One Health adalah kolaborasi dan finansial.
Kolaborasi penting supaya lintas departemen dan lembaga lebih memperhatikan One Health.
"Sehingga diharapkan One Health menjadi isu prioritas di beberapa tempat yang memang menunjukkan fluktuasi peningkatan kasus tinggi yang disebabkan oleh hewan," ucapnya.
Tentang finansial, Dante menjelaskan memang masih menjadi pembahasan di beberapa tempat atau pertemuan.
"Jadi memang ini harus dikolaborasikan untuk One Health," katanya.
Yang perlu diperhatikan adalah penularan penyakit dari hewan liar ke hewan yang ada di pemukiman manusia. Hal tersebut menjadi bahaya ketika menular ke manusia.
Yang paling penting, kata dia, adalah penguatan surveilans. Sistem surveilans untuk penyakit-penyakit yang berasal dari hewan ini menjadi salah satu indikator kuat yang harus diperbaiki.
"Kalau nanti di tingkat pusat sudah teridentifikasi penyakit berdasarkan surveilans yang kuat, maka kebijakan One Health bisa diimplementasikan ke tingkat desa," ujar Dante.*
Baca juga: Satgas: Pandemi COVID-19 turunkan produktivitas global 3 T dolar AS
Baca juga: Konsep One Health butuh kerja sama ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu
"One Health menjadi perhatian kita semua supaya tidak terjadi outbreak di masa datang dan tidak menjadi penyakit baru di masa yang akan datang," kata Wamenkes Dante Saksono Harbuwono, dalam konferensi pers usai menutup Health Working Group ke-dua G20 di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu.
Ia mengatakan One Health bukan mengatasi penyakit yang sebelumnya ada dalam manusia, tapi ada dalam hewan yang pindah ke manusia.
"Untuk itu, kita terus berbenah diri, melakukan evaluasi dan melakukan implementasi untuk membuat One Health ini menjadi isu yang penting di setiap negara, terutama negara-negara yang kaya dengan keanekaragaman hewani dan hayati seperti Indonesia," ujarnya.
Baca juga: AIHSP: One Health perlu upaya pantau kesehatan manusia dengan hewan
Baca juga: AIHSP: One Health penting untuk atasi ancaman resistensi antimikroba
Menurut Dante, yang menjadi tantangan dalam implementasi One Health adalah kolaborasi dan finansial.
Kolaborasi penting supaya lintas departemen dan lembaga lebih memperhatikan One Health.
"Sehingga diharapkan One Health menjadi isu prioritas di beberapa tempat yang memang menunjukkan fluktuasi peningkatan kasus tinggi yang disebabkan oleh hewan," ucapnya.
Tentang finansial, Dante menjelaskan memang masih menjadi pembahasan di beberapa tempat atau pertemuan.
"Jadi memang ini harus dikolaborasikan untuk One Health," katanya.
Yang perlu diperhatikan adalah penularan penyakit dari hewan liar ke hewan yang ada di pemukiman manusia. Hal tersebut menjadi bahaya ketika menular ke manusia.
Yang paling penting, kata dia, adalah penguatan surveilans. Sistem surveilans untuk penyakit-penyakit yang berasal dari hewan ini menjadi salah satu indikator kuat yang harus diperbaiki.
"Kalau nanti di tingkat pusat sudah teridentifikasi penyakit berdasarkan surveilans yang kuat, maka kebijakan One Health bisa diimplementasikan ke tingkat desa," ujar Dante.*
Baca juga: Satgas: Pandemi COVID-19 turunkan produktivitas global 3 T dolar AS
Baca juga: Konsep One Health butuh kerja sama ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu
Pewarta: Awaludin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: