Gubernur Jatim inginkan RS aplikasikan layanan berbasis digital
8 Juni 2022 18:18 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menggunakan salah satu alat kesehatan saat pameran alat kesehatan rumah sakit di Grand City Surabaya, Rabu (8/6/2022). ANTARA/Moch Asim.
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginginkan setiap rumah sakit segera mengaplikasikan layanan berbasis digital yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
"Semua proses kebijakan di daerah seharusnya terkoneksi dengan Nasional. Sehingga semuanya harus digital," ujarnya saat membuka Seminar Perumahsakitan Ke-16 Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Wilayah Jatim dan Hospital Expo XVI di Grand City Surabaya, Rabu.
Sebagai upaya penerapan, ia menyarankan harus selaras dengan enam pilar transformasi pada sektor kesehatan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan RI.
Salah satunya, menurut dia, adalah transformasi layanan primer dengan mendigitalisasi medical records atau rekam medis.
Menurut dia, jika sudah terdigitalisasi maka kemudahan akan dirasakan oleh pasien dalam menjalani perawatan kapan dan di manapun.
"Saat saya meninjau rumah sakit, biasanya minta tempat tidur rumah sakit jangan lagi ada gantungan untuk catatan kesehatan, tapi sudah masuk digital," ucap dia.
Pilar selanjutnya adalah transformasi layanan rujukan dan sistem ketahanan kesehatan, termasuk sumber daya manusia di lingkungan kesehatan.
Pondasi ini, kata Khofifah, dapat dilakukan dengan mempromosikan edukasi kesehatan melalui platform digital, penguatan pada kampanye gerakan medis serta kader.
"Nah, Persi sebagai frontliners harus ada pendampingan yang lebih mendetail. Sebab, konektivitas sangat penting untuk mewujudkan transformasi di sektor kesehatan," kata Khofifah.
Kemudian, lanjut dia, pilar transformasi pada sistem pembiayaan kesehatan dan teknologi kesehatan berkaitan erat dengan pilar sebelumnya.
"Jadi rekam medis yang sudah terdigitalisasi ini akhirnya akan berimbas pada catatan reimburse ke BPJS dan seterusnya. Lalu, juga harus ada peningkatan koordinasi antara penyelenggara jaminan, baik itu dari JKN ataupun asuransi kesehatan swasta," katanya.
Di sisi lain, pada kesempatan sama Gubernur Khofifah menyempatkan mengunjungi pameran alat kesehatan yang diikuti oleh 76 perusahaan Nasional.
Mantan menteri sosial itu mengatakan adanya produk dalam negeri yang dipamerkan menjadi bagian penting untuk bisa mengukur sejauh mana arahan Presiden RI Joko Widodo sudah bisa breakdown dalam teknologi kesehatan.
"Terpenting adalah bahwa ada komitmen untuk memberikan penguatan local content dari seluruh alat kesehatan yang sedang ditunjukkan," tuturnya.
"Semua proses kebijakan di daerah seharusnya terkoneksi dengan Nasional. Sehingga semuanya harus digital," ujarnya saat membuka Seminar Perumahsakitan Ke-16 Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Wilayah Jatim dan Hospital Expo XVI di Grand City Surabaya, Rabu.
Sebagai upaya penerapan, ia menyarankan harus selaras dengan enam pilar transformasi pada sektor kesehatan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan RI.
Salah satunya, menurut dia, adalah transformasi layanan primer dengan mendigitalisasi medical records atau rekam medis.
Menurut dia, jika sudah terdigitalisasi maka kemudahan akan dirasakan oleh pasien dalam menjalani perawatan kapan dan di manapun.
"Saat saya meninjau rumah sakit, biasanya minta tempat tidur rumah sakit jangan lagi ada gantungan untuk catatan kesehatan, tapi sudah masuk digital," ucap dia.
Pilar selanjutnya adalah transformasi layanan rujukan dan sistem ketahanan kesehatan, termasuk sumber daya manusia di lingkungan kesehatan.
Pondasi ini, kata Khofifah, dapat dilakukan dengan mempromosikan edukasi kesehatan melalui platform digital, penguatan pada kampanye gerakan medis serta kader.
"Nah, Persi sebagai frontliners harus ada pendampingan yang lebih mendetail. Sebab, konektivitas sangat penting untuk mewujudkan transformasi di sektor kesehatan," kata Khofifah.
Kemudian, lanjut dia, pilar transformasi pada sistem pembiayaan kesehatan dan teknologi kesehatan berkaitan erat dengan pilar sebelumnya.
"Jadi rekam medis yang sudah terdigitalisasi ini akhirnya akan berimbas pada catatan reimburse ke BPJS dan seterusnya. Lalu, juga harus ada peningkatan koordinasi antara penyelenggara jaminan, baik itu dari JKN ataupun asuransi kesehatan swasta," katanya.
Di sisi lain, pada kesempatan sama Gubernur Khofifah menyempatkan mengunjungi pameran alat kesehatan yang diikuti oleh 76 perusahaan Nasional.
Mantan menteri sosial itu mengatakan adanya produk dalam negeri yang dipamerkan menjadi bagian penting untuk bisa mengukur sejauh mana arahan Presiden RI Joko Widodo sudah bisa breakdown dalam teknologi kesehatan.
"Terpenting adalah bahwa ada komitmen untuk memberikan penguatan local content dari seluruh alat kesehatan yang sedang ditunjukkan," tuturnya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022
Tags: