Jakarta (ANTARA) - Presiden Tajikistan Emomali Rahmon menekankan perlunya kerja sama dari semua pihak untuk mengatasi masalah air di Bumi dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) terkait sumber daya air dan sanitasi.

Berdasarkan rilis pers Kedutaan Besar Tajikistan di Jakarta, Rabu, Emomali Rahmon menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidatonya di Konferensi Internasional Tingkat Tinggi Kedua yang didedikasikan untuk Satu Dekade Aksi Internasional terkait pentingnya "Air untuk Pembangunan Berkelanjutan, 2018-2028", yang diselenggarakan di Ibu Kota Tajikistan, Dushanbe.

Konferensi tingkat tinggi tersebut diinisiasi oleh Tajikistan dan didukung oleh PBB, serta dihadiri oleh para pemimpin dan perwakilan tingkat tinggi dari sejumlah negara, dan para pakar dari organisasi regional dan internasional terkemuka.

Sementara sejumlah kepala negara dan pemimpin organisasi internasional turut serta dalam konferensi tersebut secara virtual.

Dalam konferensi tersebut, Rahmon berbicara tentang peran inisiatif keempat Tajikistan yang diwujudkan dalam Konferensi Satu Dekade Aksi Internasional tentang "Air bagi Pembangunan Berkelanjutan" dalam implementasi tujuan internasional dan menyampaikan keyakinan bahwa melalui kerja sama dan ekspansi kemitraan dalam kerangka konferensi tersebut, sejumlah cara dan metode akan dapat ditemukan guna mencapai SDGs terkait sumber daya air dan sanitasi

Dalam pidatonya, Rahmon juga menyoroti sejumlah isu tentang perubahan iklim dan dampaknya, mencairnya gletser, perlindungan terhadap lingkungan, dampak COVID-19 terhadap perekonomian banyak negara, pertumbuhan penduduk, masalah akses terhadap air bersih, sanitasi, kesehatan masyarakat dunia, penggunaan sumber daya air yang berkelanjutan, ketahanan pangan, dan pengurangan dampak dari berbagai faktor di sejumlah negara.

Sang presiden juga berbicara tentang hasil pertemuan para pemimpin Koalisi Air dan Iklim di Dushanbe, mempertimbangkan upaya untuk melindungi gletser, mengambil langkah untuk mencapai SDGs, menekankan perlunya air dalam produksi "energi hijau", dan membahas isu tentang pembiayaan oleh negara maju dan lembaga keuangan untuk akses universal terhadap air minum dan sanitasi yang aman.

Di akhir pidatonya, dia mengingatkan tentang pentingnya menyelenggarakan konferensi tersebut guna menyiapkan Konferensi PBB tentang Air pada 2023.

Ia menyampaikan kepercayaannya bahwa acara tersebut ditujukan untuk mengoordinasikan dan memperkuat hasil dari acara internasional lain, termasuk Dialog Bonn, Forum Air Dunia ke-9, KTT Air Asia Pasifik keempat, sehubungan dengan beberapa acara mendatang.

Baca juga: Tajikistan, mengukir harapan pada aliran sungai
Baca juga: Rusia perkuat markas militer di Tajikistan
Baca juga: Tajikistan berharap Afghanistan segera bentuk pemerintahan inklusif