New York (ANTARA) - Hedge fund (dana lindung nilai) membukukan kinerja negatif pada Mei, menonjolkan kerugian mereka tahun ini menjadi hampir 3,0 persen, karena investor memposisikan diri untuk potensi resesi, sebuah laporan oleh penyedia data dana lindung nilai HFR menunjukkan pada Selasa (7/6/2022).

Indeks komposit tertimbang dana turun 0,58 persen pada Mei, di tengah volatilitas ekuitas, obligasi dan komoditas, kata HFR, dengan semua kategori dana berada di wilayah negatif. Namun, 40 persen dari dana lindung nilai yang dikompilasi membukukan keuntungan.

Dana lindung nilai ekuitas membukukan kerugian 8,0 persen dalam lima bulan pertama tahun ini, kinerja terburuk di antara kategori dana lindung nilai yang dipantau oleh HFR. Namun, mereka mengungguli S&P 500, yang turun 12,76 persen.

Hedge fund yang berinvestasi di sektor-sektor yang berorientasi pada pertumbuhan, seperti teknologi dan perawatan kesehatan, mengalami kesulitan tahun ini. Tiger Global, salah satu perusahaan industri terbesar, kehilangan 14 persen pada Mei, meninggalkannya anjlok 52 persen untuk tahun ini, misalnya.

"Kinerja dana lindung nilai yang lebih baik dari ekuitas AS berlanjut dalam dan melalui volatilitas pasar keuangan yang ekstrim pada Mei, dengan para manajer menavigasi tidak hanya kelanjutan dari perang Rusia/Ukraina, rekor kenaikan harga energi, inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga, tetapi dengan faktor tambahan kemungkinan peningkatan konsumen mendorong resesi ekonomi AS," kata Kenneth Heinz, Presiden HFR.

Dana lindung nilai makro, yang bertaruh pada tren ekonomi makro, naik 9,32 persen pada periode yang sama, meskipun turun 0,31 persen pada Mei.

Kinerja di antara hedge fund tahun ini cukup berbeda. Sementara desil (istilah dalam statistik untuk yang membagi kelompok data menjadi sepuluh bagian yang sama rata) teratas dana lindung nilai membukukan kinerja positif rata-rata 33,9 persen dalam lima bulan pertama tahun ini, terbawah turun 25,7 persen.