Pekanbaru (ANTARA News) - Direktur Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau, mengatakan, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dari Bengkulu yang kini dirawat TSI terluka sangat parah akibat jeratan, sehingga kemungkinan akan mengalami cacat permanen.

"Kaki bagian depan harimau terluka parah karena jerat kawat baja sudah mengoyak sampai tulang, sehingga kemungkinan akan mengakibatkan cacat permanen," kata Sumampau, kepada ANTARA di Pekanbaru, Kamis.

Satu harimau sumatera yang terluka diterbangkan ke TSI di Bogor dari Bandara Fatmawati, Bengkulu, menggunakan pesawat komersil pada Kamis pagi (12/1). Menurut Sumampauw, harimau itu sangat membutuhkan operasi secepatnya.

Menurut dia, harimau jantan yang diperkirakan usianya 5-6 tahun itu memiliki panjang sekitar 1,8 meter. Satwa yang dilindungi itu luka di kaki depan akibat jerat kawat baja, dan mata kirinya luka sangat parah.

Selain itu, di tubuh harimau juga ditemukan tiga luka akibat tusukan benda tajam dengan diameter 15 centimeter. Pihak TSI pesimis luka parah di kaki kucing besar itu bisa diobati.

"Kemungkinan besar satu kakinya yang terluka parah terpaksa harus diamputasi apabila sudah infeksi," ujarnya.

Cacat di kaki depan harimau, lanjutnya, akan mengakibatkan satwa itu tidak akan bisa melakukan proses kawin lagi.

"Karena harimau membutuhkan kaki depan untuk mencengkeram betina saat kawin," ujarnya.

Harimau malang itu diperkirakan sudah terkena jerat selama empat hari di dalam kawasan Hutan Lindung Gedang Hulu Lais, register 75.

Kuat dugaan penyiksaan itu dilakukan oleh para perambah hutan untuk membuat areal perkebunan. Selain menjerat, para perambah juga berupaya mematikannya dengan menombak bagian tubuh satwa belang itu.

Di sekitar lokasi ditemukan enam mata tombak babi. Namun upaya mematikan harimau itu gagal. (F012)