Bandung (ANTARA News) - PT Pos Indonesia menggulirkan strategi bisnis yang lebih agresif melalui rencana bisnis lima tahun ke depan dengan terget mencatat pendapatan Rp11 triliun pada 2016.

"Pada 2012 ini Pos melakukan transformasi dan modernisasi sekaligus mengubah cara pandang bisnis menjadi lebih agresif menjemput pasar di tengah persaingan yang makin kompetitif. Targetnya pada 2016 bisa mencatat revenue Rp10 triliun hingga Rp11 triliun," kata Direktur PT Pos Indonesia I Ketut Marjana saat membuka Seminar "Insight Sharing of Pos Indonesia Transformation", di Gedung Wahana Pos Indonesia, Rabu.

Menurut Marjana, upaya yang dilakukan untuk kembali menjadi `pempimpin pasar` bisnis logistik antara lain dengan membangun kembali pasar perusahaan logistik yang efesien dan kompetitif, pengembangan produk transaksi keuangan, transformasi basis organisasi dari basis fungsi ke bisnis untuk mengasilkan `high performance`.

Sedangkan fokus ke depan, kata dia, adalah melakukan restrukturisasi jaringan, peremajaan peralatan, sistem "online" Kantor Pos Pedesaan pada 2012 serta meningkatkan perencanaan yang terstruktur, komprehensif, dan integratif.

"Pos telah menghimpun ide-ide dan energi kreatif yang akan dituangkan dalam program kerja lima tahun ke depan, semuanya difokuskan untuk mendukung bisnis ke depan," katanya.

Perubahan dan modernisasi PT Pos Indonesia menurut Marjana telah digulirkan sejak 2009 lalu, sehingga bisa menghasilkan laba perusahaan yang terus positif. Pada 2011 perusahaan logistik plat merah itu berhasil membukukan laba sebesar Rp98 miliar belum termasuk pajak.

"Sejak dua tahun lalu berhasil merubah laba dari negatif equity menjadi positif kembali. Sedangkan tahun 2012 ini merupakan momentum bagi PT Pos Indonesia karena memasuki era kerja keras untuk memenangkan persaingan," katanya.

Untuk menopang pertumbuhan bisnis Pos Indonesia, kata I Ketut Marjana, telah disiapkan peta biru pengembangan bisnis, pengembangan investasi, pendanaan, dan pengembangan program. Salah satu strateginya adalah mendorong bisnis utama menjadi pemimpin pasar yakni di bisnis kurir, logistik juga di sektor properti, transaksi keuangan, dan bisnis ritel.

Lebih lanjut, orang nomor satu di PT Pos Indonesia itu menyebutkan, raihan pendapatan pada 2011 mencapai Rp3 triliun. Secara umum trend pendapatan positif. Ia optimis dengan paradigma baru dan peta biru perusahaan yang lebih agresif bisa mengejar target pada lima tahun ke depan.

Di tengah persaingan bisnis logistik yang makin ketat, PT Pos masih bertahan mempertahankan bisnis utamanya di sektor antaran surat dan logistik melalui program paket. Selain itu pertumbuhan jasa keuangan juga meningkat tidak hanya dari kiriman uang luar negeri juga untuk jasa layanan pembayaran rekening listrik, leasing, PDAM dan telepon.

"Keunggulan kami yang memiliki kantor di seluruh peloksok akan dioptimalkan, selain mempekuat online-sasi kantor, juga mengembangkan bisnis dengan menangkap peluang yang ada," kata I Ketut Marjana.

Namun di sisi lain, struktur tarif dan regulasi kompensasi terhadap jasa layanan surat dan paket yang termasuk pada public service obligation (PSO) belum kondusif. Bahkan memperlemah proses persaingan Pos dalam menghadapi pasar yang kompetitif.