Hong Kong (ANTARA) - Euro naik tipis di perdagangan Asia pada Senin sore, karena selera risiko meningkat sementara investor menunggu pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) akhir pekan ini.
Saham Asia bergabung dengan saham berjangka AS dalam membuat keuntungan hati-hati menjelang data inflasi AS minggu ini.
Pasar, yang telah memperkirakan beberapa kenaikan suku bunga ECB dan berakhirnya stimulus pembelian obligasi, menginginkan kejelasan lebih lanjut tentang apa yang terjadi setelahnya.
Data pasar berjangka AS menunjukkan spekulan memegang posisi net-long euro paling signifikan dalam 12 minggu.
Mata uang umum itu 0,2 persen lebih tinggi versus greenback di 1,074 dolar.
Penguatan euro terhadap dolar AS baru-baru ini setelah imbal hasil obligasi pemerintah melonjak karena ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat.
Namun menurut beberapa analis, euro masih memiliki ruang untuk tumbuh karena perkiraan tentang langkah kebijakan ECB rentan terhadap peningkatan hawkish.
"Pertanyaan utamanya adalah apakah kenaikan (suku bunga Juli) akan menjadi 25 atau 50 basis poin, dan kami berharap Lagarde membiarkan semua opsi untuk pertemuan Juli," kata Enrique Diaz Alvarez, chief risk officer di Ebury.
"Mengingat ekspektasi pasar saat ini (pada langkah ECB Juli), ini (komentar Lagarde) akan mendukung mata uang bersama karena ekspektasi untuk kenaikan ECB terus didorong ke atas melintasi kurva," tambahnya.
Pasar uang memperkirakan kenaikan suku bunga ECB 130 basis poin pada akhir tahun, termasuk kemungkinan 30 persen dari pergerakan 25 basis poin tambahan melampaui perkiraan penuh 25 basis poin pada Juli.
Indeks dolar AS, yang melacak dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,1 persen pada 101,99, tidak jauh dari level terendah sejak 25 April di 101,29, yang dicapai pada 30 Mei.
Dolar memperpanjang kenaikannya pada Jumat (3/6/2022) setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja yang ketat dapat membuat Federal Reserve tetap berjalan dengan kenaikan suku bunga.
Investor semakin berhati-hati tentang dolar setelah mencapai level tertinggi dalam satu dekade pada pertengahan Mei.
Tetapi beberapa dari mereka menganggap bahwa siklus pengetatan moneter ditambah dengan narasi pertumbuhan ekonomi dapat memberikan dukungan lebih lanjut untuk mata uang AS.
Yuan China di pasar internasional berada di sekitar level tertinggi satu bulan terhadap dolar di 6,657, setelah sinyal positif baru-baru ini untuk ekonomi domestik yang terpukul oleh pembatasan COVID-19.
Beijing akan semakin melonggarkan pembatasan COVID dengan mengizinkan makan di dalam ruangan karena ibu kota terus kembali normal dengan infeksi yang turun, kata media pemerintah pada Minggu (5/6/2022).
Yen Jepang melayang di sekitar posisi terendah multi-tahun terhadap dolar dan euro, dengan analis memperkirakan bank sentral Jepang (BoJ) untuk tetap pada sikap kebijakan suku bunga super rendah.
Gubernur Haruhiko Kuroda mengatakan prioritas utama BoJ adalah untuk mendukung perekonomian, menekankan komitmen yang teguh untuk mempertahankan stimulus moneter yang "kuat".
Yen berada di 130,73 tak jauh dari level terendah dua dekade di 131,35 terhadap dolar, dan di 140,3 mendekati level terendah 7 tahun di 140,36 terhadap euro.
Dolar Australia stabil di 0,7218 dolar AS pada Senin menjelang pertemuan kebijakan bank sentral minggu ini, setelah naik 0,67 persen minggu lalu.
Bank sentral Australia akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin untuk pertemuan kedua berturut-turut, menurut jajak pendapat ekonom Reuters.
Baca juga: Yen melemah terhadap dolar dan euro jelang minggu bank sentral sibuk
Baca juga: Saham Asia bersiap untuk inflasi AS, euro naik di tengah taruhan ECB
Baca juga: Dolar menguat ditopang data ekonomi AS yang optimis saat euro tertekan
Euro naik tipis karena selera risiko meningkat, fokus pertemuan ECB
6 Juni 2022 16:41 WIB
Foto Dokumen - Gambar ilustrasi uang kertas dolar AS, Franc Swiss, pound Inggris dan Euro, diambil di Warsawa 26 Januari 2011. ANTARA/REUTERS/Kacper Pempel
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: