Mobil Nasional ditentukan pasar
10 Januari 2012 15:41 WIB
Perakitan Mobil Nasional Esemka Sejumlah pejajar SMK, melakukan perakitan mobil nasional "Kiat Esemka" di Solo Technopark, Solo, Kamis (5/1). Mobil Nasional Kiat Esemka rencananya akan di produksi masal untuk memenuhhi permintaan akan mobil berkualitas dengan harga terjangkau. (FOTO ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - "Kelangsungan Mobil Nasional bermerek Kiat Esemka tergantung kompetisi produk tersebut di pasar," kata Menteri Perindustrian, MS Hidayat, Selasa, di Jakarta. Pemerintah mendukung, minimal dengan memberikan Nomor Induk Kendaraan.
"Pada prinsipnya pemerintah akan membantu agar produksi bisa berjalan dan efektif, tapi akhirnya kompetisi di pasar yang membuktikan apakah mobnas Esemka dapat bertahan atau tidak," kata Hidayat.
Menurut Hidayat, sejak 2010 Kementerian Perindustrian telah membantu dengan memberikan Nomor Induk Kendaraan (NIK) kepada Kiat Esemka.
"Dengan NIK itu, Esemka dapat pergi ke Kementerian Perhubungan untuk pengajuan sertifikat uji kelayakan, sepanjang tahun ini mereka sedang melakukan penyempurnaan untuk lolos tes tersebut," ungkap Hidayat.
Bantuan lain adalah kelengkapan kendaraan pada proses perakitan. "Kami sudah memberikan bantuan dalam proses perakitan, namun saat Esemka dibuat dalam kerangka pendidikan, kalau posisinya ingin ditingkatkan menjadi komersial belum dibicarakan," kata Hidayat.
Ia menganjurkan agar produksi mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) itu bekerja sama dengan investor dan Kementerian BUMN, karena industri otomotif termasuk industri padat modal.
"Tapi tekad kami pada 2012 sudah ada beberapa produk mobnas yang dapat diluncurkan, saya ingin membuat pameran mobil-mobil tersebut setelah selesai uji kelayakan," tambah Hidayat.
Kompetisi di pasar otomotif, menurut Hidayat, cukup ketat, sehingga perjalanan Mobil Nasional harus diperjuangkan, namun sejauh ini Esemka mendapat sambutan dari masyarakat, misalnya dengan pemesanan 40 unit mobil tersebut oleh Kosgoro 1957.
Mobil bermerek Kiat Esemka yang dirakit siswa SMK Negeri 2 Solo dan SMK Warga Surakarta bekerja sama dengan perusahaan Kiat Motor itu menjadi terkenal karena Wali Kota Solo, Joko Widodo, dan Wakil Wali Kota Solo, FX Hadi Ruyatmo, menggunakan mobil tersebut sebagai mobil dinas.
Esemka sesungguhnya bukan mobil pertama rakitan dalam negeri karena ada Gulirkan Energi Alternatif (GEA/ PT INKA yang berkapasitas 640cc), AG-Tawon berkapasitas 650 cc (PT Super Gasindo Jaya/Rangkasbitung, Banten) ataupun Marlip (mobil listrik oleh LIPI) yang digunakan untuk mobil golf, pasien, dan mobil keamanan. (D017)
"Pada prinsipnya pemerintah akan membantu agar produksi bisa berjalan dan efektif, tapi akhirnya kompetisi di pasar yang membuktikan apakah mobnas Esemka dapat bertahan atau tidak," kata Hidayat.
Menurut Hidayat, sejak 2010 Kementerian Perindustrian telah membantu dengan memberikan Nomor Induk Kendaraan (NIK) kepada Kiat Esemka.
"Dengan NIK itu, Esemka dapat pergi ke Kementerian Perhubungan untuk pengajuan sertifikat uji kelayakan, sepanjang tahun ini mereka sedang melakukan penyempurnaan untuk lolos tes tersebut," ungkap Hidayat.
Bantuan lain adalah kelengkapan kendaraan pada proses perakitan. "Kami sudah memberikan bantuan dalam proses perakitan, namun saat Esemka dibuat dalam kerangka pendidikan, kalau posisinya ingin ditingkatkan menjadi komersial belum dibicarakan," kata Hidayat.
Ia menganjurkan agar produksi mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) itu bekerja sama dengan investor dan Kementerian BUMN, karena industri otomotif termasuk industri padat modal.
"Tapi tekad kami pada 2012 sudah ada beberapa produk mobnas yang dapat diluncurkan, saya ingin membuat pameran mobil-mobil tersebut setelah selesai uji kelayakan," tambah Hidayat.
Kompetisi di pasar otomotif, menurut Hidayat, cukup ketat, sehingga perjalanan Mobil Nasional harus diperjuangkan, namun sejauh ini Esemka mendapat sambutan dari masyarakat, misalnya dengan pemesanan 40 unit mobil tersebut oleh Kosgoro 1957.
Mobil bermerek Kiat Esemka yang dirakit siswa SMK Negeri 2 Solo dan SMK Warga Surakarta bekerja sama dengan perusahaan Kiat Motor itu menjadi terkenal karena Wali Kota Solo, Joko Widodo, dan Wakil Wali Kota Solo, FX Hadi Ruyatmo, menggunakan mobil tersebut sebagai mobil dinas.
Esemka sesungguhnya bukan mobil pertama rakitan dalam negeri karena ada Gulirkan Energi Alternatif (GEA/ PT INKA yang berkapasitas 640cc), AG-Tawon berkapasitas 650 cc (PT Super Gasindo Jaya/Rangkasbitung, Banten) ataupun Marlip (mobil listrik oleh LIPI) yang digunakan untuk mobil golf, pasien, dan mobil keamanan. (D017)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012
Tags: