Brusel (ANTARA News) - Kapal perang milik Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menangkap dua perahu layar yang digunakan oleh perompak Somalia sebagai "kapal induk" untuk melancarkan serangan ke pantai Somalia dan Oman, demikian menurut laporan kantor berita China.
Kapal NATO tersebut menyelamatkan 34 awak kapal, kata aliansi militer, Senin.
Jumat lalu (6/1), kapal perang Amerika membebaskan 20 anak buah kapal asal India di pantai barat-daya Oman, setelah dicegat perahu layar asal India yang dibajak oleh sembilan perompak, NATO mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Para perompak itu ditangkap dan dikembalikan ke Somalia dengan menggunakan kapal motor yang dibawa oleh kapal layar perompak tersebut. Mereka dibekali cadangan bensin dan air yang cukup untuk kembali ke negara mereka, demikian menurut pernyataan yang dikutip Xinhua.
Sementara itu, Sabtu lalu, sebuah kapal perang Denmark juga mencegat kapal Iran yang digunakan sebagai "kapal induk" oleh perompak di lepas pantai Somalia. Dalam pencegatan tersebut, ada lima awak kapal asal Iran dan sembilan dari Pakistan dibebaskan, sementara 25 tersangka perompak ditahan.
Keputusan mengenai apakah para tersangka tersebut akan dihukum atau tidak akan diambil dalam "beberapa hari ke depan", kata pernyataan tersebut.
"Dalam dua hari terakhir ini, NATO telah membuat sibuk dua kapal layar yang berkaitan dengan pembajak dengan sebanyak 34 tersangka perompak Somalia," kata Laksamana Muda Sinan Azmi Tosun, komandan operasi anti-pembajakan yang telah diluncurkan aliansi itu sejak Desember 2008.
Laksamana Tosun menambahkan bahwa ke-34 tersangka perompak tersebut, saat ini tidak lagi bisa melakukan tindakan melanggar hukum di lautan.
"Pasukan Anti Pembajakan NATO telah menunjukkan kelenturan, daya jangkau, daya penyelesaian, dan kemampuannya bekerja sama dengan badan-badan anti pembajakan lain untuk menyediakan keamanan di jalur pelayaran di Samudera yang luas ini,," katanya.
(I027/C003)
NATO sergap dua "kapal induk" perompak Somalia
10 Januari 2012 11:13 WIB
Ilustrasi Perompak Somalia (ANTARA/AFP)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012
Tags: