Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tb Haeru Rahayu menekankan pentingnya pelatihan pengelolaan pembenihan kepiting bakau untuk keberlanjutan sumber daya tersebut.

“Pengelolaan sumber daya kepiting bakau menjadi hal utama yang harus dilakukan dalam menjaga keberlanjutan pemanfaatan sumber daya tersebut agar tetap dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat,” ujar Tebe sapaan akrab Tb Haeru Rahayu, dalam rilis di Jakarta, Minggu.

Salah satu dari program prioritas yang dicanangkan oleh Menteri Trenggono adalah pengembangan budi daya berbasis ekspor dengan beberapa komoditas perikanan budi daya unggulan di pasar global, salah satunya adalah kepiting.

Baca juga: KKP serahkan bantuan Kompak dukung konservasi terumbu karang di Bali

Ia mengatakan kepiting bakau merupakan salah satu sumber daya perikanan yang dapat ditemukan di sepanjang pantai Indonesia, terutama di kawasan hutan bakau atau perairan payau.

Namun, potensi dan permintaan pasar terhadap kepiting bakau dinilai juga cukup luas dan tidak terbatas baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor.

Menurut dia, permintaan pasar terhadap komoditas kepiting bakau terus mengalami peningkatan.

"Hal ini membawa konsekuensi, di mana produksi kepiting bakau, baik melalui kegiatan penangkapan dan kegiatan budi daya, harus dikelola dengan baik sehingga keberlangsungan produksi dapat terjaga," katanya.

Terkait hal itu, KKP juga telah melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Budidaya dan Pembenihan Kepiting Bakau (Scylla serrata) bagi para pembudidaya kepiting di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), akhir bulan Mei lalu.

Pelatihan itu untuk mempercepat implementasi program prioritas tersebut, KKP melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB ingin memutakhirkan keahlian pembudidaya guna meningkatkan produktivitas kepiting bakau.

Baca juga: KKP tingkatkan kemampuan selam jaga sumber daya laut nasional

Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Supito mengatakan untuk meningkatkan produktivitas kepiting bakau dan meminimalisir hasil tangkapan alam, BBPBAP Jepara mengadakan Bimtek Budidaya dan Pembenihan Kepiting Bakau dengan meningkatkan kemampuan budi daya kepiting bakau kepada nelayan tangkap.

“Kegiatan Bimtek Budidaya dan Pembenihan Kepiting Bakau bisa menjadi media pembelajaran dan berbagi informasi tentang budi daya kepiting bakau agar dapat diterapkan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur,” kata Supito.

Dia berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan keterampilan dan penguasaan teknologi budi daya dan pembenihan kepiting bakau bagi pelaku UMKM binaan PT Astra melalui Lembaga pengembangan bisnis di Manggarai Barat, NTT.

Tidak hanya itu, dilakukan pula bimbingan usaha dan pengelolaan perikanan budi daya kepiting bakau kepada pelaku UMKM. “Peran teknologi budidaya dan pembenihan kepiting bakau diharapkan mampu menghasilkan benih kepiting unggul, dan budidayanya mampu mengurangi ketergantungan terhadap kepiting hasil tangkapan,” ujar Supito.

Sebelumnya, UMKM Koperasi Sinar Laut Malut pada April 2022 juga telah melaksanakan pelepasan ekspor perdana kepiting bakau hidup sebanyak 150 kilogram dengan tujuan ke negara Singapura melalui Bandara Sultan Baabullah Ternate.