Jakarta (ANTARA) - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggandeng Institut Kesehatan Indonesia (IKI) Jakarta untuk menjalin kerja sama di bidang riset kesehatan.

"Rancangan kerja samanya akan kita godok dengan matang. Nanti IKI akan membantu DPD dalam riset-riset kesehatan di Indonesia," kata Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Ketertarikan menjalin kerja sama dengan IKI Jakarta, kata Fachrul, setelah dia mengisi seminar Kepemimpinan Nasional dan Sosialisasi Pilar Kebangsaan bertema Tantangan Milenial sebagai Pemimpin Masa Depan di kampus IKI Jakarta, Kamis (2/6).

Dia menyadari bahwa dalam kampus yang terletak di Kelapa Gading itu, terdapat sejumlah dosen dan peneliti yang sangat berkompeten di bidangnya.

Di antaranya, ia melanjutkan, adalah Dr Didik Budijanto yang merupakan seorang peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Dr Tri Maharani, seorang pakar spesialis "emergency" dan ahli gigitan ular berbisa.

Karenanya dia menilai IKI sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kampus yang berbasis riset kesehatan.

"Sehingga menjadi perguruan tinggi yang mengkhususkan diri ke riset kesehatan dan ini tak hanya berguna untuk Indonesia, bahkan dari berbagai belahan dunia juga bisa memanfaatkan keberadaan IKI. Terlebih ke depan didukung dengan sarana prasarana yang bagus, dan di sana juga sedang dibangun rumah sakit untuk mendukung keberadaan IKI," katanya.

Baca juga: BRIN: Presidensi G20 dorong riset biodiversitas hingga kesehatan

Jadi, tambah dia, sangat layak jika DPD RI ikut memberi dukungan terhadap perkembangan IKI, sehingga juga dapat memperkuat pendidikan mahasiswa di sana.

"Jadi, sebetulnya banyak hal yang bisa dilakukan, tinggal nanti kita akan cari titik utama bentuk kerja sama yang bermanfaat bagi bangsa dan negara ini," ucapnya.

Sementara itu, Rektor IKI Jakarta Dr Nurlis Effendi menyebutkan bahwa pihaknya sudah menjalin pembicaraan yang serius mengenai kerja sama dengan DPD-RI.

"Ini menjadi jembatan penting bagi kampus kami untuk pengembangannya ke masa depan. Kami akan siapkan segala hal yang berkaitan dengan riset kesehatan, termasuk para pakar yang ada di IKI," ucap Nurlis.

Dalam seminar tersebut di atas sendiri, Fachrul Razi menyampaikan bahwa kepemimpinan di masa depan harus akrab dengan teknologi digital karena perkembangan teknologi yang begitu masif. Terlebih setelah dunia dilanda COVID-19 yang memaksa semua pihak masuk total ke ruang siber untuk beraktivitas.

Baca juga: G20 Indonesia berupaya perluas pusat manufaktur-riset kesehatan global

Pengetahuan digital ini, kata dia wajib dimiliki oleh para pemimpin dari berbagai latar belakang keilmuan termasuk bidang kesehatan.

"Semua orang sekarang terkoneksi dengan internet. Semua hal sekarang berada dalam genggaman, telepon seluler. Bahkan pemimpin berbagai keilmuan juga harus peka kesehatan, karena setiap orang saat ini sangat peka terhadap persoalan kesehatan," katanya.

Hal itu, tambahnya, terutama setelah Pandemi COVID-19 ini, semua sangat sadar akan pentingnya hidup sehat dalam lingkungan yang sehat. Apalagi yang berkaitan dengan kebersihan yang telah menjadi standar utama dalam segala kegiatan.